4. Jatuh Cintakah Dia?

292 38 9
                                    

Dari ‘Amr bin ‘Abasah bahwa dia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Waktu yang paling dekat antara Rabb dengan seorang hamba adalah pada tengah malam terakhir, maka apabila kamu mampu menjadi golongan orang-orang yang berdzikir kepada Allah (shalat) pada waktu itu, lakukanlah!”. HR Tarmidzi 3503, shahih.


Rindu terbangun jam tiga dini hari, dia segera bangkit dan mengambil air wudhu untuk melaksanakan tahajjud. Ini adalah kebiasaan yang tidak pernah di tinggalkannya, kecuali kalau tamu. bulanan sedang berkunjung.

Ayahnya mengajarkannya sejak kecil bahwa sebisa mungkin dia tidak meninggalkan sholat wajib dan selalu menjaga sholat sunnahnya.

Dia akan merasa malu kepada Allah apabila untuk sholat malam saja dia tidak bisa, padahal Allah masih mengizinkannya untuk bernapas.

Setelah setengah jam bermunajat kepada Allah, dia membangunkan Kiki dan Nadia untuk sholat tahajjud, meski ogah-ogahan mereka tetap bangun dan berwudhu. Mungkin mereka malu bila syaitan tertawa karena lebih mendengarkan godaannya daripada melaksanakan sholat malam.

Sementara itu Atha, Firdaus dan Farhan sudah berada di Masjid untuk melaksanakan Tahajjud serta sholat subuh berjamaah di masjid, Farhan yang baru tidur 2 jam pun juga ikut ke Masjid dengan mata setengah tertutup.

***


Tepat pukul delapan mereka tiba di Gedung tempat pelatihan dilaksanakan. Ada hijab pembatas antara laki-laki dan perempuan, jadi mereka yang menggunakan cadar bisa melepas cadarnya.

Lima belas menit kemudian pemateri sudah membawakan materi tentang pentingnya anak di ajarkan ilmu agama sejak dini beberapa kali membuat Rindu mengangguk paham, ucapan ustadz itu begitu mengena di hati.

Sekarang memang zaman di mana anak-anak lebih di utamakan pelajaran sekolahnya daripada pelajaran agamanya. Les mata pelajaran sekolah, berjam-jam ngaji entar-entaran. Takut terlambat bangun pagi ke sekolah, tapi biasa saja terlambat bangun sholat subuh.

Padahal anak itu adalah tabungan orang tua nanti di akhirat, jika anaknya agamanya kurang maka bagaimana caranya dia menarik orang tuanya ke surga.

Kali ini ada sesi tanya jawab. Perempuan di sebelah Rindu mengambil mikrofon yang disediakan untuk akhwat yang ingin bertanya.

"Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh" semua yang ada di ruangan menjawab salam dari penanya.

"Wa'alaikumussalam warohmatullahi wabarakatuh"

"Saya ingin bertanya, saya mengenal salah satu orang tua murid saya yang memang niatnya baik yaitu mengajarkan agama pada anaknya. Akan tetapi dia memukul anaknya yang tidak mau melaksanakan sholat. Saya tahu anak memang perlu dididik Aqidah semasa kecilnya tetapi bukankah kita sebagai orang tua juga harus berlemah lembut kepada anak-anak. Utamanya anak kita sendiri"

"Masyaa Allah, pertanyaan yang sangat bagus. Tapi, sebelum saya menjawab adakah yang ingin menjawab pertanyaan ini. Hitung-hitung membagi ilmunya kepada saudaranya di ruangan ini."

"Saya ustadz" Atha mengangkat tangannya kemudian mengucapkan salam

"Al-Hakim dan Abu Daud meriwayatkan dari Ibnu Amr bin al-Ash ra. Rasulullah bersabda,
"Suruhlah anak-anak mu mengerjakan shalat apabila mereka sudah berumur tujuh tahun dan pukullah mereka karena mereka meninggalkannya
apabila umur mereka sudah mencapai sepuluh tahun dan pisah-
pisahlah di antara mereka pada tempat tidur.” (HR.Abu Daud)" Atha membacakan hadist tersebut dengan fasih.

"Ibnu Qudamah rahimahullah berkata dalam kitab Al-Mughni menjelaskan mengenai perintah dan pengajaran ini berlaku bagi anak-anak agar mereka terbiasa melakukan shalat dan tidak meninggalkannya ketika sudah baligh."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bukan Cinta Sederhana (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang