Bagian 3: Langit, Senja, Bintang

188 38 2
                                    

Dibawah langit aku melihat mu
didepan senja aku mengagumimu
dihadapan bintang aku bersaksi aku merasakan hal yang tak biasa
- Langit, Senja, Bintang

Suara bel sudah berbunyi menandakan waktu nya sudah pulang, semua bersiap memberes man buku dan alat tulisnya yang tersebar di atas meja lalu memasuki nya kedalam tas nya masing-masing.

Ketua kelas menyiapkan sebelum semua anak meninggalkan kelas, setelahnya semua beranjak dari meja nya masing-masing dan berlalu menuju rumah nya.


🍓

Aku berjalan keluar kelas bersama Caca dan Beno, sesampainya digerbang kami berpisah sedangkan Caca pulang bersama Beno yang tinggal dirumah yang sama.

Aku sedari tadi menunggu bus, tetapi tak kunjung datang, keadaan sudah mulai sepi, hanya ada aku di halte itu. Aku menoleh ke kanan dan kiri siapa tahu ada taksi yang lewat tetapi tak ada.

Terlihat di sebrang sana terdapat seorang lelaki dan motor besar nya yang berdiam diri, tak lama setelah nya ia menghampiri ku tanpa berniat membuka kaca helm nya.

"naik." ucap lelaki itu dan mengintrupsiku untuk menaiki motor nya.

aku menaiki sebelah alis ku krna kebingungan siapa lelaki itu.

"lo siapa?" tanya ku kemudian.

akhirnya ia membuka helm nya dengan senyum yang menghiasi wajah nya.

"kenapa lo ngeliatin gtu, gue ganteng? dari dulu kali" ucap dia dengan begitu pede nya.

"gue nunggu bus." elak ku.

"dari tadi lo udh disini dan gada bus yang lewat, gabaik perempuan sendirian apalagi udh mau malem" tutur dia sok baik.

aku jadi gelisah karna memang sejak tadi tak ada bus yang melewati halte ini.

"gimana ikut gue atau ngga?" tanya dia dengan wajah yang sudah kesal.

"hm oke, inget! ini gue terpaksa." terima ku dengan nada memperingati.

"terserah lo." ucap nya.

aku langsung menaiki motor nya dengan susah payah karna motornya yang begitu tinggi.

"pegangan nanti lo jatuh." peringati dia.

"modus lo." ucap ku sambil berpegangan pada pundak nya.

"emang lo kira gue tukang ojek." kesal nya.

"bawel deh tinggal aja."

akhirnya ia menjalankan motornya dengan kencang dan membuat ku refleks memeluk nya, hingga aku melepaskan pegangan ku dan kembali pegangan pada pundak nya.

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang