Bagian 8

105 8 0
                                    

Kelak dibawah rintikan hujan kamu adalah seseorang yang aku peluk erat sepenuh hati.

Cahaya matahari pagi yang menyelinap kedalam kamar seorang gadis yang masih terlelap dibalik selimut nya. Tangan yang masih erat memeluk guling dibalik selimut lembut itu, bunyi alarm yang berada diatas meja berbunyi menunjukan jam yang sudah diatur olehnya agar tidak telat.

Gadis itu beranjak dari kasurnya berjalan menuju kamar mandi dengan nyawa yang masih belum terkumpul. Butuh waktu 10 menit untuk menyelesaikan mandi nya, setelah selesai gadis itu mengenakan seragam yang sudah disiapkan dibalik pintu kamarnya. mengeringkan rambutnya dengan pengering rambut.

Dilihat nya jam pada dinding yang ada dikamarnya itu. Gadis itu menoleh ke arah jendela kamar dan mendapati awan yang mendung menandakan akan turun nya hujan, membuka pintu dan berjalan menuju ruang makan dengan menuruni beberapa anak tangga. Diambil nya Roti dan selai untuk sarapan paginya, belum selesai menghabiskan sarapan nya tiba-tiba terdengar suara rintikan hujan dari arah luar rumah. Hujan, itu yang ada difikiran nya.

Gadis itu tak menghabiskan sarapan nya justru berlalu mengambil payung dan bersiap untuk berangkat. Hujan yang cukup deras dengan angin yang kencang, payung yang di pegang oleh gadis itu sudah tak bisa menahan kencang nya angin hingga payung yang kini dipegang telah terbang kearah belakang nya. Hujan yang membasahi tubuh nya, rambut yang sudah basah seperti orang yang sedang bermandi.

Didongakan kepalanya menatap hujan yang kini terus berjatuhan. Dipejamkan mata gadis itu sambil merentangkan tangan nya. Hujan yang menenangkan. Kini jiwa nya bersatu dengan hujan. Tetapi, sesaat gadis itu merasakan rintikan hujan yang sudah tidak terasa di wajah dan tangan nya. Perlahan mata indah itu terbuka melihat sebuah payung biru yang melindungi nya saat ini.

"hujan, gabaik main hujan karna bisa menyebabkan kamu demam." Ucap nya serasa tersenyum.

"makasih saran nya. Tapi, lo gausah repot-repot karna bagi gue hujan itu menenangkan." Ucap ku sedikit kikuk.

"tetapi terkadang hujan itu menggelisahkan loh." Tutur nya serasa tersenyum lagi kepada gadis yang ada dihadapanya. "ohiya kenalin, nama aku Devan Wiratma."

"gue Abelica Angela, panggil aja Angel." Balas gadis itu.

"oh oke Angel nama yang bagus, bagaimana kalau aku antarkan kamu pulang?" Tawar nya.

"serius gapapa?, nanti mobil lo malah basah." Ucap gadis itu.

"tidak apa-apa."

Suasana mobil yang hening tidak ada pembicaraan. Dua manusia yang saling bergelut dengan pikiran nya masing-masing, hanya bunyi radio yang menguasai ruangan mobil itu.

"rumah kamu disebelah mana ngel?" Tanya nya.

"nanti depan belok kiri rumah kedua."

Mobil jezz itu berhenti didepan perkarangan rumah yang terlihat bersih dan nyaman.

"makasih ya dev." Ucap gadis itu serasa tersenyum.

"sama-sama, kalau begitu aku pergi dulu. Sampai jumpa untuk kedua kalinya." Balas nya dan melajukan mobilnya meninggalkan perkarangan rumah itu.

Gadis yang itu berjalan memasuki rumah dan menaiki anak tangga menuju kamar nya. Sejenak gadis itu terdiam karna tau apa yang ia lakukan saat ini

sumpah ini sama aja gue bolos. batin nya

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang