Bagian 5: Kembali, Kenangan, Kesedihan

214 34 6
                                    

Mungkin kita dipertemukan
untuk belajar memperbaiki kesalahan,
supaya tidak terulang lagi nanti...
Saat bertemu orang baru.

Io POV

Aku terbangun dipagi hari, baru saja kemarin libur dan sekarang sudah bersekolah seperti biasa. Ku berjalan menuju kamar mandi dengan malas, niat nya aku ingin tak bersekolah tapi tak tahu kenapa ingin sekali menjahili gadis sebangku ku itu.

Beberapa saat aku sudah selesai mandi, ku memakai seragam ku asal. Mengambil parfume dan menyemprot kan nya di baju ku lalu berjalan mengambil tas yang ada diatas meja belajar.

Berjalan menuruni anak tangga dan pergi ke ruang makan, disana terlihat bi Surti yang sedang menyiapkan makanan nya.

"pagi bi." sapa ku kepada nya.

"eh iya pagi juga den, mari den bibi sudah menyiapkan sarapan untuk aden." ucal bi Surti dan menyuruh ku sarapan.

"papa belom pulang ya bi?" tanya ku sambil menarik bibir ku membuat lengkungan.

"belum den."

Ku jatuhkan bokong ku di kursi makan dan memakan masakan yang sudah disiapkan, tak butuh waktu lama untuk menghabiskan nya. Setelah aku selesai menghabis kan makanan aku segera bergegas berangkat sekolah dan menyampar gadis itu yang tak lain adalah Abel.

Udara yang masih sejuk, aku mengendarai motor ku menuju rumah gadis itu, butuh 30 menit untuk sampai dirumah nya. Sesampai nya aku langsung memencet bel rumah nya.

Pintu rumah itu terbuka dan menu jukan sosok gadis yang berpakaian seragam sekolah lengkap dengan tas yang berada di pundak nya, rambut yang di urai begitu saja yang cocok dengan wajah nya itu.

Langsung ku menunjukan cengiran ku, walau ekspresi dia datar karna kedatangan ku tiba-tiba, padahal sudah ku bilang ingin menjemput nya.

"ngapain lo?" tanya dia menaikan sebelah alis nya.

"jemput lo lah, masa numpang mandi" jawab ku asal saja.

"serah lo"

"ayo nanti telat sayang" ucap ku sedikit menggoda nya dan mengedipkan sebelah mata ku.

"jijik tau ga"

Abel POV

Setelah siap aku berjalan menuruni anak tangga terdengar suara bel dari luar pintu rumah, ku berjalan kearah sana untuk membuka pintu dan sekalian bergegas menuju sekolah.

Ku tarik pintu itu dan menampilkan sosok lelaki yang tak lain Abelio (a.k.a Io), ia menunjukan cengiran andalan nya dan kutatap datar karna tak berniat menunjukan senyum ku. Ia sudah rapih dengan seragam sekolah dengan tas yang ada di pundak sebelah kanan nya

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang