Chapter 3

531 45 4
                                    

Ellen dan Eva memandangku seakan tak percaya dengan apa yang baru saja aku ucapkan.

"Beneran Ab,kemaren Cody ngomong gitu?" Tanya Ellen. Wajahnya menunjukan rasa ingin tahunya yang besar.

Aku meresponnya dengan menaikkan alisku. "Nasib Ell.."

"Aku gak percaya tuh Zac udah pdkt sama Grace. Njirr... mereka tuh gak cocok! Grace orangnya terlalu perfeksionis buat Zac." Celetuk Eva.

"Cocok atau enggaknya juga gak bakal ngaruh ke Zac. Kalo Zacnya dah suka ya mau gimana lagi." Ujarku.

"Sabar ya Ab.." kata Ellen dan Eva bersamaan.

Mereka lalu menanyakan bagaimana bisa Cody tiba-tiba membicarakan Zac dan Grace. Aku tidak menjawabnya dengan panjang lebar,aku hanya mengatakan kalau intinya Cody awalnya membicarakan anggota-anggota tim basket putra dan entah mengapa menjadi nyambung ke hubungan Zac dan Grace.

Aku hanya merespon Cody dengan tersenyum dan berkata bahwa aku akan mendoakan yang terbaik untuk mereka berdua. Kebohongan yang manis.

Bel tanda istirahat berakhir berbunyi,murid-murid kelas IXC bergegas memasuki kelas dan lagi-lagi Pak Dean mengikuti mereka di belakang. Inilah saatnya pembagian nilai ulangan fisika kemarin.

Tanganku menjadi dingin dan bergetar. Semoga saja nilaiku cukup memuaskan dan aku bisa memamerkannya di depan teman-teman sekelasku.

Pak Dean memanggil satu per satu nama murid diikuti dengan hasil nilai mereka secara urut absen. Sialnya,namaku adalah Camilla Abey Falton dan nomer absenku adalah 5. Sebentar lagi namaku akan dipanggil.

"Camilla Abey Falton,66." Ujar Pak Dean sambil menatapku tajam.

"Turut berduka ya Ab,buat nilainya. Makanya jangan jadi pelupa." Ujar Ellen.

"Udah napa mangapnya,diikhlasin aja." Kata Eva. Aku hanya bisa menutupi wajahku dan menidurkan kepalaku di atas meja.

Aku.sangat.malu.

~ ~ ~

Lagi-lagi Eva menyuruhku untuk menemaninya di kantin saat pulang sekolah,padahal dia sudah tahu kalau kios di kantin banyak yang sudah tutup.

Aku dan Eva baru saja melewati kios bakso,betapa beruntungnya aku karena tidak ada rombongan tim basket khususnya Zac. Aku tidak ingin selalu terlihat olehnya,takutnya kalau dia mulai curiga dengan gerak-gerikku.

GUBRAKK!!!

"Njirr... siapa sih ah!" Aku mendongak untuk melihat siapa orang yang sudah menabrakku. Dan ternyata orang itu adalah ZAC. Aku hanya mematung dan terus menatapnya. Tanpa sadar ternyata aku sedari tadi memelototinya,dan Zac memandangku heran.

"Eh..hehe.." aku memasang ekspresi senyum terpaksa ditambah lagi rasa malu yang pastinya terpampang di wajahku. Detik itu juga aku berlari terbirit-birit sambil berteriak tidak jelas. Aku tidak bisa menjelaskan betapa malunya aku,hatiku rasanya berdegup kencang sekali.

Aku sudah tidak memperdulikan Eva yang aku tinggal di kantin tadi. Aku tidak akan menurutinya untuk melakukan hal itu lagi. Hari ini adalah hari tersial bagiku. Nilai jeblok,tertabrak Zac,dan satu lagi,bis yang aku tunggu sedari tadi belum datang.

Aku ingin segera pulang dan melupakan kejadian hari ini. Hari paling memalukan yang pernah terjadi. Aku tidak akan mengampuni Eva,besok aku akan memarahinya.

"Eh,Abey lagi." Cody segera duduk di sebelahku dan tersenyum. Ternyata dia naik bis lagi,juga harus menunggu bis yang datangnya lama denganku. Aku hanya menaikkan alisku sebagai tanda responku. Aku tidak ingin banyak bicara sekarang.

"Kok lemes? Yaudah lupain deh. Oiya tadi kamu nabrak Zac ya pas di kantin?" Such a bad question.

"Hah? Oh tadi lagi ngelamun jadi ga fokus pas jalan terus nabrak." Senyum terpaksa jelas terlihat di wajahku. Kesialanku bertambah lagi dengan kehadiran Cody yang sangat tidak diharapkan.

"Beneran? Tadi Zac ga bisa kedip tau pas liat kamu lari sambil teriak-teriak. Katanya sih dia bingung kenapa kamu bisa aneh kayak gitu trus dia ketawa. Hahaha.." ujar Cody.

"Hah? Masa?" Aku menutupi wajahku dengan kedua tanganku,menanggung rasa malu karena memiliki sifat yang ceroboh dan sering memalukan diri sendiri ini.

"Yaudah biasa aja kali,baru kali ini nih yang namanya Abey bisa malu. Biasanya malu-maluin." Cody tertawa terlalu lepas sampai-sampai beberapa orang yang ada di halte melihat ke arah kami.

"Ga lucu ah. Tuh bisnya dah dateng." Aku menggapai tas warna hitam kesukaanku dan berdesak-desakkan dengan penumpang yang lain saat akan masuk ke bis.

"Ya tungguin,Ab!" Seru Cody. Dia lalu menyusulku kemudian kembali duduk di sampingku.

"Ga ada tempat lain apa kok dempel terus?!" Kataku kesal.

"Jiah.. dempel apaan? Orang tempat duduknya udah penuh. Kalo ga penuh aku juga ga deket-deketlah". Ujar Cody. Aku tidak menyahutinya,masih dengan kekesalan yang sama di hatiku.

"Bukannya hari ini ada tanding ya? Sama SMP Cipta Bangsa?" Tanyaku mengganti topik.

"Gajadi,kata panitianya diundurin hari Kemis." Jawab Cody.

"Kemis? Dua hari lagi dong?"

"Iyaa,mau ikut nonton ga? Sekalian cari cogan,biasanya banyak tuh cogannya."

Cogan pala lu,satu-satunya cogan di hati uwe cuma Zac.

"Ya aku ga janji lho mau nonton atau enggak." Kataku.

"Serah deh."

~ ~ ~

Aku menekuk wajahku saat Eva menghampiri mejaku. Moodku sudah tidak baik pagi ini. Aku tidak mungkin bisa menghindari Eva karena dia satu kelas denganku.

"Kenapa sih Ab,pagi-pagi dah cemberut?" Eva lalu duduk di kursi yang biasanya menjadi tempat duduk Greg.

"Pikir aja sendiri." Jawabku malas. "Masa ga inget."

"Oalah yang kemaren itu." Saat Eva baru saja membuka mulutnya untuk kembali meneruskan perkataannya,tiba-tiba Ellen datang dengan menyincing tas laptopnya.

"Ada apa nih? Jam segini dah ngerumpi." Ujar Ellen.

"Itu lho,kemaren pas di kantin waktu pulang sekolah si Abey nabrak Zac. Trus mereka liat-liatan lama banget,dan yang bikin kaget itu Abey malah lari sambil teriak gak jelas. Absurd banget emang nih orang."

"Ya gak salah kan? Namanya juga salting,cuma bisa speechless. Untung pertamanya gak marah-marah duluan." Terangku.

"Ecieee... salting." Ejek Ellen. "Kesempatan tuh ngeliatin matanya terus,idup modal modus doang."

Aku tidak banyak bicara sampai waktunya istirahat. Bukannya tidak senang karena menabraknya,tapi aku hanya sadar diri. Kalau saja aku ini Grace,pasti Zac akan langsung minta maaf kepadaku. Bahkan Zac akan rela memandangi wajahku sambil tersenyum. Sayangnya aku cuma satu dari sekian cewe yang suka sama dia. Aku sama sekali ga cantik,menarikpun enggak. Aku bukan wanita yang anggun seperti Grace,bukan wanita yang bertingkah layaknya wanita pada umumnya. Semua yang wanita ingin miliki dan laki-laki sukai ada di diri Grace. Enggak heran kalau Grace-pun jadi incaran banyak cowok.

Aku berjalan sendirian saat akan ke kantin. Masih dalam keadaan setengah sadar dan tidak. Harus ku akuin kalau aku sering melamun.

Semoga hari ini aku tidak bertemu Zac. Aku belum siap bertemu dia setelah kelakuan memalukanku. Citraku menjadi semakin memburuk baginya,Zac tidak akan mau melirikku.

"Abey!!"

#  #  #  #  #

Jangan lupa vomments coeg \/⚫◻⚫\/

Mau lanjut kaga

Ps : sorry chapter 3nya pendek

GoneWhere stories live. Discover now