Chapter 7

415 38 3
                                    

Aku melihat Lea sedang membaca novel di tempat duduknya, aku pun menghampirinya.

"Eh, Bey! Ngapain ke kelasku?" Tanya Lea sambil menutup novel itu.

"Gapapa, pengen aja maen sama kamu."

"Oalahh.. yaudah di sini aja, btw kangen deh kelas kita yang dulu waktu kita masih sekelas." Lea menidurkan kepalanya di atas meja sambil memandangku.

"Sama, aku juga kangen. Pengen rasanya balik lagi ke masa itu. Setiap hari bisa mandangin Zac, wkwk." Aku pun menidurkan kepalaku di atas meja sambil menatap Lea juga.

"Yaktul, aku juga-" terdengar suara notif dari hp Lea. "Bentar ya, ngecek dulu."

"Siapa Le?" Aku mengintip layar hp Lea tapi tetap tidak terlihat.

"Anu, itu si Cody." Jawab Lea masih dengan terpaku pada layar.

"Ngapain?"

"Kepo deh.."

"Ih beneran, dia ngapain?"

"Ngajak jalan, tapi aku-"

"Ih beneran Le? Cody ngajak jalan? Cieee... udah pacaran pasti ini..." wajah Lea memerah menahan senyumnya, anak ini sedang tersipu rupanya.

"Paan sih, enggaklah. Kan cuma temen, biasa aja kalii..."

"Temen apa temen? Mana nih pajak jadiannya?" Aku tertawa melihat Lea yang salah tingkah.

"Enggak, Beyyyy!!!" Niatnya Lea untuk marah malah berubah menjadi tawa melengkingnya. Aku tau Lea tidak akan bisa menahan tawanya jika sudah aku goda.

Mungkin Cody memang dekat denganku, tapi kami hanyalah teman. Aku dan Cody merasa cocok karena selera humor kami tinggi, dia kadang berkata sesuatu yang tidak begitu lucu tapi aku tetap tertawa mendengarnya. Rasa suka? Pasti pernah ada, siapa juga yang ga suka sama cowo pemain basket paling hits di sekolah? Tapi aku menghilangkan perasaan itu karena yang aku suka hanya Zac, dia memang tidak setampan Cody tapi entah mengapa menurutku Zac itu lebih baik. Dan juga, Cody itu agak playboy, aku takut Lea yang sekarang sedang dekat dengan Cody ini hanyalah akal-akalannya agar Lea menjadi target terbaru darinya. Aku harap itu tidak terjadi, maksudku, Cody tidak mempunyai niat yang buruk.

"Menurut kamu, aku nerima Cody gak ya?" Tanya Lea.

"Jadi pacar?"

"Bukaaan, nerima ajakan dia untuk maen maksudnya Abey ku tersayanggg...." Lea mencubit pipiku dengan jari rampingnya.

"Mau kemana emang? Kalo kamu sibuk ya gausah sih." Jawabku.

"Katanya sih nonton film, di bioskop apa aja nih yang lagi bagus?" Tanya Lea.

"I dunno, paling Cody juga dah nyiapin tiketnya duluan." Ujarku. Entah kenapa, ada perasaan tidak enak di benakku. "Aku balik ya, Le. Bentar lagi masuk. Bye!"

Tanpa menunggu jawabannya aku pun langsung keluar dari kelas IXF. Aku melewati koridor sekolah dan akhirnya melewati kelas yang banyak berisi anak hits, yaitu kelas IXB. Dan yang terpenting adalah ini kelasnya Zac, Cody, Vavel, dan anak-anak populer lainnya.

"Kemaren kamu dah nembak doi bro?" Suara familiar itu membuatku terus menunduk.

"Gila aja, kan dia-"

"Eh Abey, dari mana?" Jawaban Zac terpotong saat Cody menyapaku. Aku berhenti dan menoleh ke arah mereka berdua.

"D-dari IXF." Jawabku singkat, keringat dingin memenuhi dahiku.

"Ngapain? Nyamperin Lea?" Cody sepertinya lebih bersemangat saat membicarakan Lea, inilah salah satu tanda-tanda jika Cody menyimpan rasa kepadanya.

GoneWhere stories live. Discover now