Chapter 8

488 28 4
                                    

Sofa milik Lea cukup nyaman untuk ditiduri rupanya, sampai aku ketiduran dan Lea harus menyipratkan air ke wajahku.

Ya, aku sedang berada di rumahnya sekarang dan dia benar-benar akan sendirian jika aku tidak menginap di sini. Aku melihat jam dinding dan sekarang sudah pukul 20.15 WIB. Aku ketiduran 30 menit ternyata.

"Perasaan sih di rumahku ada dua orang, tapi kok dari tadi cuma berasa sendiri ya?" Ujar Lea lebih seperti berbicara kepada dirinya.

"Ya sorry ketiduran tadi, ngantuk bor." Aku mengedipkan mataku beberapa kali sampai tidak terasa berat lagi.

"Ini malem minggu, Bey. Masa cuma mau tidur doang?"

"Emang kamu kalo malming ngapain?"

"Ya mainlah, ke manaaa gitu." Cerocos Lea sambil memakan kripik kentang rasa ayam panggang itu.

"Kalo aku biasanya cuma tiduran sambil main hp tuh, kalo enggak ya begadang nonton TV. Emang harus jalan-jalan gitu kalo malming?" Aku mengambil beberapa kripik kentang dan memakannya.

"Ya itukan kamu, datar banget hidupnya."

"Bodo, yang penting ga banyak drama." Aku dan Lea tertawa terbahak-bahak sampai ada seseorang mengetuk pintu rumah. Lea lalu segera berjalan untuk membukanya.

Disaat yang bersamaan hpku berbunyi pertanda ada yang mengirim pesan kepadaku.

Message
20.23

Vavel Andrea : Ciee yg udah jadian.
Vavel Andrea : Mana nih pajaknya?

Abey Falton : Gila, siapa juga yg jadian?

Vavel Andrea : Kamu sama Cody.

Abey Falton : Hah kata siapa????

Vavel Andrea : Dah jangan banyak tanya, sekarang mana nih pajaknya? Semua juga udah tau kali kamu sama Cody kan dari dulu deket.

Abey Falton : Deket sih iya, jadian kagak. Jangan ngawur bikin gosip deh.

Vavel Andrea : Jiah, siapa juga yg ngawur? Orang udah ada buktinya.
Vavel Andrea : Besok Senin liat ya!

Abey Falton : Bukti apaan?
Abey Falton : Bsok senin ngapain?
Abey Falton : Woy!!!

Sial, siapa yang membuat gosip murahan seperti ini? Aku dan Cody tidak pernah jalan bersama, bagaimana bisa ada yang mengasumsikan jika kami berpacaran? Kalau Lea mengetahui ini, dia bisa sedih.

Terdengar langkah Lea yang mendekat, aku tidak berani mengangkat wajahku, aku hanya bisa menunduk.

"Kenapa Bey?" Tanya Lea.

"Emm.. gapapa." Aku menyembunyikan hpku di dalam saku celana, berjaga-jaga jika Lea tiba-tiba ingin meminjam hpku.

"Eh, nih pizzanya dah dateng. Buruan gih dimakan, nanti keburu dingin." Lea membuka box pizza itu dan aroma pengundang rasa lapar pun tercium. Bohong jika aku mengatakan kalau aku tidak lapar, tapi aku tidak ingin memakannya. Pikiranku sedang melayang ke permasalahan lain, masalah yang lebih besar.

"Kok ngalamun? Biasanya kalo liat makanan langsung nyosor tuh tangannya." Lea tertawa cekikian sementara aku merasa awkward. "Udah ga usah jaim, buruan ambil."

Dengan berat hari aku mengambil sepotong pizza hangat yang diatasnya penuh dengan potongan sosis yang membuatku menelan ludah.

"Lea, besok jadi nih jalan sama Cody?" Aku membuka kembali percakapan setelah beberapa menit yang sunyi.

"Jadi kok, besok selasa jalannya." Jawab Lea sembari memakan pizzanya. "Bentar ya, aku BBM Cody dulu."

Aku mengangguk dan kembali memakan pizza itu. Aku tidak tahu apakah Cody sudah mengetahui gosip ini dan aku tidak bisa bayangkan jika dia memberi tahu Lea tentang hal ini.

GoneWhere stories live. Discover now