1

7.7K 71 0
                                    

DALAM kisah "RAHASIA ISTANA TERLARANG" diceritakan bahwa Shen Bok Hong didesak oleh It-bun Han Too untuk menelan buah beracun sebagai syarat bagi dibukanya pintu istana terlarang.

Shen Bok Hong ketua dari perkampungan Pek Hoa Sanceng yang terdesak akhirnya menyanggupi permintaan itu dan masukkan buah beracun tadi ke dalam mulutnya.

Ciu Cau Liong yang menyaksikan kejadian itu jadi amat terperanjat, ia segera berseru, "Toa Cungcu....."

Shen Bok Hong tertawa dingin. Pada detik terakhir sebelum buah beracun itu masuk ke dalam mulutnya, telapak kanan telah diayun menotok dada Ciu Cau Liong bagian depan, tapi sebelum serangan itu mengenai sasaran, totokan tadi mendadak berputar ke arah samping.

Segulung angin desiran tajam segera meluncur ke tengah udara menyerang jalan darah "Ek-Hu" di tubuh It-bun Han Too.

Jarak antara kedua orang itu saling berdekatan, meskipun It-bun Han Too amat licik tak urung ia melengak juga menyaksikan serangan Shen Bok Hong yang tahu-tahu mengancam tubuhnya, untuk menghindar sudah tak sempat lagi, tahu-tahu jalan darahnya sudah termakan oleh serangan totokan itu.

Gerakan tubuh Shen Bok Hong amat cepat, tangan kanan ia lancarkan totokan sementara tangan kirinya berkelebat mencengkeram pergelangan tangan kiri It-bun Han Too.

Jalan darah Eng jie di tubuh It-bun Han Too kembali tertotok, ia tertawa dingin lalu berkata.

"It-bun heng, siapa suruh kau tampik arak kehormatan mencari arak hukuman, apa boleh buat, terpaksa aku musti bertindak keji."

Ia berpaling ke arah Ciu Cau Liong lalu menambahkan, "Jite, cari obat racun yang tersembunyi di dalam mulutnya!"

Ciu Cau Liong terima perintah dan merenggangkan mulut It-bun Han Too, di antara celah-celah gigi ia benar-benar berhasil temukan sebutir pil berwarna hitam.

Shen Bok Hong memandang sekejap pil hitam itu, lalu berkata kembali, "Orang ini tersohor karena kelicikan serta banyak akal bulus. Menghadapi manusia semacam ini kita tak boleh bertindak terlalu gegabah, coba carilah lagi dengan lebih seksama, mungkin dalam mulutnya masih terdapat pil racun yang lain."

Ciu Cau Liong mengiakan. Kembali ia mencari dengan teliti. Sedikitpun tidak salah, di antara bawah lidah kembali ia temukan sebutir pil berwarna hitam.

Pada waktu itu pada dua jalan darah penting di tubuh It-bun Han Too telah tertotok. Ia tak berkutik maupun bisa berbicara, karena itu Ciu Can Liong bisa bertingkah sekehendak hatinya.

Dalam pada itu Siauw Ling dapat mengikuti jalannya pertarungan adu otak itu dengan amat jelas, dalam hati ia menghela napas dan berpikir, "Kelicikan serta kebusukan hati orang-orang dunia persilatan memang luar biasa sekali."

Tampak Shen Bok Hong kembali ayunkan tangan kanannya membebaskan It-bun Han Too dari pengaruh totokan. kemudian sambil tersenyum ujarnya, "It-bun heng, sekarang kau masih ada akal apalagi untuk digunakan menaklukkan aku orang she-Shen?"

It-bun Han Too menghembuskan napas panjang-panjang.

"Toa Cungcu, kau boleh hancurkan tubuhku jadi berkeping-keping, tapi jangan harap bisa memaksa aku untuk membuka pintu Istana terlarang!"

"Hmm! Urusan telah berubah jadi begini, apakah It-bun heng masih ingin bersitegang dengan diriku?"

"Aku sudah bertekad untuk mati, kenapa musti putar otak untuk mencari kehidupan?"

Shen Bok Hong tertawa hambar.

"Jarak antara kau dengan aku hanya terpaut beberapa depa, aku yakin kau tidak ada kesempatan untuk melakukan bunuh diri."

Budi Ksatria - Wo Lung ShenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang