21

3K 41 0
                                    

SESUDAH melewati gubuk tadi, di belakang adalah sebuah jalan kecil yang beralaskan pasir putih.

Dengan pandangan mata yang tajam Siau Ling mengawasi keadaan di sekitar tempat itu, terlihat olehnya dikedua belah sisi jalan beralas pasir putih itu merupakan sebuah pagar bambu yang tingginya mencapai satu tombak, setiap satu tombak berdirilah seorang pria berpakaian ringkas menjaga keamanan.

Panjang jalan kecil itu delapan tombak, pada ujung jalan merupakan sebuah rumah gubuk yang besar sekali.

Empat orang pria bersenjata lengkap berdiri didepan pintu.
Rupanya keempat orang pria bersenjata itu mengenal diri Tan Hiong Ciang, mereka segera memberi hormat sambil berkata "Menemui saucungcu"
Meskipun mereka berempat bersikap amat menghormat terhadap saucungcu nya ini, tetapi seperti halnya dengan empat orang pria pertama tadi, tak seorangpun diantara mereka yang menyingkir dari tengah jalan.
"Harap kalian suka memberi laporan kepada Ji-cungcu, katakanlah aku datang berkunjung " ujar Tan Hiong Ciang kembali.
Sebelum pria itu sempat menjawab, Ciu Cau Liong sudah munculkan diri sambil menyapa :
"Hian tit... "
Tiba tiba sorot matanya dialihkan keatas wajah Siau Ling sambil bertanya :
"Siapa orang itu??"
"Dia she Pek, seorang sahabat karib siau-tit!"
"Silahkan duduk diluar saja! tempat ini tidak sesuai untuk menerima tamu" jawab Ciu Cau Liong kemudian dengan wajah serius.
"Ia datang bersama Sau-tit, karena ada urusan hendak menjumpai toa cungcu"
"Tapi suhumu telah berangkat tinggalkan tempat ini!"
Tan Hiong Ciang melirik sekejap kearah Siau Ling, kemudian dengan suara rendah bisiknya kepada Ciu Cau Liong:
"Paman Ciu, kedatangannya kemari adalah untuk mengunjungi guruku, rasanya kita tak enak untuk menyia nyiakan harapan hatinya . . "
Ciu Cau Liong termenung dan berpikir sebentar, kemudian jawabnya:
"Baiklah ! suruh dia masuk kedalam tetapi dilarang menengok kekiri ataupun kekanan juga dilarang banyak bertanya !"
Tan Hong Ciang segera berpaling kearah Siau Ling dan berkata :
"Inilah peraturan dari perkampungan kami terpaksa Pek heng harus turut peraturan itu "
Siau Ling kuatir Ciu Cau Liong mengenali suaranya ia tak berani menjawab dan terpaksa hanya mengangguk belaka.
Ciu Cau Liong segera membentak lirih :"Kalian boleh menyingkir!"
Keempat orang pria bersenjata itu mengiakan dan bersama-sama menyingkir kesamping.
"Siau-te akan membawakan jalan bagi Pek heng !" ujar Tan Hiong Ciang sambil berpaling dan memandang sekejap kearah Siau Ling, kemudian ia berjalan lebih dahulu kedalam.
Siau Ling tetap tidak membuka suara, dengan mulut membungkam pemuda itu membuntuti dibelakang pria tersebut.
Ciu Cau Liong berdiri disamping pintu, setelah melihat kedua orang itu masuk kedalam ruangan, ia segera menutup pintu rapat2, kemudian secara tiba2 tangannya berkelebat mencengkeram urat nadi pada tangan kiri Pemuda she-Siau.
Kendatipun Siau Ling secara diam2 sudah bikin persiapan, namun dia membiarkan tangannya dicengkeram orang.
Ketika mendengar suara berisik, Tan Hiong Ciang berhenti dan segera berpaling kebelakang, memasang matanya dengan tajam mengawasi perubanan wajah Siau Ling.
Tampak olehnya air muka sianak muda itu masih tetap tenang dan sedikitpun tidak nampak kaget atau gugup, rupanya ia sudah mempunyai keyakinan dalam hatinya.
Setelah melihat hal itu, ia baru berpaling kearah Ciu Cau Liong sambil menegur :
"Paman Ciu sebenarnya apa maksudmu?"
"Heehhh heehhh heehhh hian-tit sahabatmu ini
sangat mencurigakan hatiku" kata Ciu Cau Liong sambil tertawa dingin.
Tan Hiong Ciang tertawa ewa.
"Selamanya dia memang tidak suka bicara tetapi itu bukan berarti mulutnya bisu "
"Bagaimanapun juga sudah sepantasnya kalau dia mengucapkan beberapa patah kata agar aku bisa mendengar suaranya "
Dengan suara yang parau dan kasar Siau Ling segera berseru :
"Ji cungcu, beginikah caramu untuk menyambut kedatangan seorang tetamu ?"
Perlahan-lahan Ciu Cau Liong melepaskan cengkeramannya pada nadi Siau Ling sambil tersenyum ujarnya :
"Maafkanlah daku !"
Dengan melewati didepan Tan Hiong Ciang ia berjalan lebih dahulu masuk kedalam ruangan.
"Syukur lolos... " bisik Siau Ling dalam hati, ia segera menyusul dipaling belakang.
Ciu Cau Liong membawa kedua orang itu menuju kedalam sebuah ruangan besar.
Ruangan itu sangat gelap dan tertutup rapat, sebagai penerangan hanya disulut dua batang lilin.
Kursi diatur disekeliling ruangan, ketika itu sudah ada enam orang yang hadir disitu,
Ciu Cau Long segera ambil tempat duduk dikursi utama, kepada Tan Hiong Ciang bisiknya :
"Duduklah disini, kami sedang merundingkan suatu masalah yang amat penting sekali"
Tan Hiong Ciang segera duduk disebuah kursi kosong didekatnya, dan Siau Ling menempati disamping orang itu.
Setelah duduk, sorot matanya yang tajam secara diam2 baru mengawasi sekejap wajah orang yang hadir dalam ruangan itu.
Terlihatlah diantara keenam orang itu terdapat seorang kakek gemuk pendek yang memakai baju biru, wajahnya mirip dengan Seng sam-koay.
Disampinnya adalah seorang nenek tua, dia bukan lain adalah Tong Lo-thay thay dari propinsi Suchuan.
Empat orang yang lainnya adalah pria2 berbaju merah.
Pakaian yang dikenakan keempat orang itu sama semua, paras muka mereka pun sama, pucat pias bagaikan mayat dan sama sekali tidak ada perasaan sedikitpun.
Sesudah mengamati keempat orang pria baju merah itu beberapa saat lamanya, mendadak satu ingatan berkelebat dalam benak Siau Ling, secara tiba2saja ia teringat akan kedelapan orang bayangan darah dari Shen Bok Hong, segera pikirnya :
"Kalau ditinjau tampang dari keempat orang ini, rupanya mereka adalah orang2 dari delapan bayangan darah ciptaan gembong iblis tersebut, masa Ciu Cau Liong punya kemampuan untuk memberi petunjuk dan perintah kepada empat orang ini... "
Sementara dia masih berpikir, terdengar Ciu Cau Liong telah berkata :
"Apa yang diucapkan Seng-heng tadi, apakah tak bakal salah lagi?"
"Tak bakal salah" jawab Seng sam koay, "aku telah menulis surat kepada Shen toa-cungcu dan menuturkan pula semua kejadian dengan se-jelas2nya"
"Berhubung ada sesuatu urusan penting Toa cungcu harus segera tinggalkan tempat ini, sebelum berangkat ia telah berpesan kepadaku agar membicarakan persoalan ini secara seksama dengan diri Seng-heng... "
"Setelah aku mengadakan pembicaraan dengan Siau-yau cu, seketika itu juga kutulis sepucuk surat rahasia dengan memerintahkan Tiau Coan Kong Gak untuk menyampaikan kepada sau-cungcu agar diserahkan kepada Shen Toa cungcu,siapa tahu baru saja kedua orang itu kuutus, surat panggilan dari Shen toa-cungcu telah kuterima, terpaksa aku berangkat kemari dengan ter buru2... "
"Setelah toa-cungcu melepaskan merpati untuk mengundang kedatangan Seng heng, tiba2 ia mendapat panggilan dari seorang sahabat karibnya yang sudah puluhan tahun lamanya tak pernah bertemu, karena itu buru2 ia berangkat, toa cungcu telah berpesan kepadaku agar merundingkan persoalan ini dengan Seng-heng secara baik2"
"Ketika Siau yau cu membicarakan persoalan itu dengan diriku, sikapnya amat jujur dan bersungguh sungguh, keadaannya yang terdesak memaksa dia mau tak mau harus bekerja sama dengan pihak kita... "
"Baik kecerdasan maupun ilmu silat yang dimiliki toa cungcu benar benar luar biasa dan sukar ditemui dikolong langit dalam seratus tahun terakhir ini, ada dia disini maka urusan yang bagaimana besarpun dalam waktu singkat bisa diputuskan, lain halnya dengan diriku, aku harus peras otak setengah mati lebih dahulu untuk memikirkan persoalan itu, kemudian setelah yakin tak akan gagal baru berani diputuskan"
"Sebelum toa cungcu berlalu, apa yang dipesankan? "tanya Seng Sam koay lagi.
"Karena peristiwa itu terjadi sangat mendadak dan lagi sangat terburu maka dia hanya berpesan sepatah kata saja."
"Apa pesan toa cungcu?"
"Dia bilang, persoalan mengenai masalah yang dibicarakan mengenai Seng heng dengan Siau yau cu hendaknya dirundingkan kembali antara aku dengan Seng heng sebelum dilaksanakan.
"Itu berarti dia telah memberikan hak penuh kepada Ji-cungcu untuk menyelesaikan persoalan ini ?"
"Berarti juga dibalik persoalan ini masih ada bagian yang perlu dirundingkan lebih jauh atau dengan perkataan lain kita tak boleh bertindak secara gegabah... .,"
"Lalu Ji cungcu bersiap sedia hendak menyelesiakan persoalan ini secara bagaimana?"
Ciu Cau Liong tersenyum.
"Kesempatan untuk menjadi nelayan yang beruntung masih belum tiba menurut pendapatku lebih baik semua rencana dilaksanakan menurut maksud hati Seng heng hanya ada satu hal harus kita rubah lebih dahulu "
"Bagian yang mana ?"
"Persoalan tentang tindakan kita menghantam mereka secara diam diam lebih baik untuk sementara waktu ditunda lebih dahulu daripada rahasia ini sampai diketahui mereka hingga mengakibatkan perpecahan yang tidak diinginkan selama Toacungcu ada disini tentu saja kita tak usah takuti mereka, tapi dalam keadaan demikian mungkin kita masih belum mampu untuk menghadapi mereka"
"Aku setuju sekali dengan pendapat dari Ji- cungcu!"
"Bagus sekali, persoalan lain kita laksanakan menurut rencana semula... "
"Biarkan saja mereka bertempur sengit lebih dahulu dengan pihak partai Bu-tong sesuai dengan rencana yang diatur Toa cungcu, cuma setelah ji-cungcu merubah rencana, entah bagian rencana ini perlu diperbaiki lagi atau tidak?"
Ciu Cau Liong termenung dan berpikir beberapa saat lamanya, setelah itu dia menjawab :
"Untuk mendapat kepercayaan dari Siau-yau cu, menurut pendapatku lebih baik Seng-heng memimpin sebagian jago kita untuk memberikan bantuan kepadanya, cuma kalian baru boleh turun tangan andaikata pertarungan mereka sudah mencapai puncak kritis, selama toa cungcu tidak berada disini, aku tidak mengharapkan ada kekuatan dari pihak kita yang menderita luka ataupun cedera"
"Susunan rencana dari Ji cungcu sempurna sekali, aku
merasa amat kagum..." puji Seng Sam-koay.
Sorot matanya dialihkan kearah Tan-Hiong Ciang dan menambahkan :
"Mengenai persoalan ini apakah sau cung cu ada pendapat lain?"
Tan Hiong Ciang segera bangkit berdiri dan menjawab:
"Kalau memang suhu ada pesan dan paman Ciu telah menyusun rencana sebaik baiknya aku bersedia untuk maju kegaris depan"
Mendengar perkataan itu Seng Sam koay segera tertawa, "Dalam persoalan semacam ini, aku tak berani merepotkan
diri sau-cungcu " serunya.
Tiba tiba terdengar suara yang berat dan dalam berkumandang datang : "Lapor Ji cungcu !"
"Ada urusan apa?"
"Kim Hoa Hujin mohon bertemu !" Air muka Tan Hiong
Ciang berubah hebat segera serunya :
"Ji-cungcu sedang repot dan banyak urusan sekarang tak ada waktu untuk bertemu besok saja suruh dia datang lagi "
"Hamba telah menolak kedatangannya tapi ia berkata bahwa kedatangannya membawa berita rahasia yang amat besar katanya bagaimanapun juga dia harus bertemu dengan ji-cungcu !"
Tan Hiong Ciang yang ketakutan jadi gusar, bentaknya:
..Kurang ajar, Kim Hoa hujin berani main paksa? dianggapnya peraturan dari perkampungan Pek hoa san cung sama sekali tidak berlaku baginya... "
" Dia adalah tamu terhormat dalam perkampungan kita "sela Ciu Cau Liong dari samping, keadaannya tentu seja jauh berbeda untung masalah besar yang kita bicarakan telah selesai, suruh saja dia masuk kedalam."
Melihat Ciu Cau Liong sudah menyetujui walaupun dalam hati Tan Hiong Ciang merasa tidak tenteram tapi diapun tidak berani banyak bicara lagi.
"Persilahkan dia masuk kedalam", seru Ciu Cau Liong kemudian dengan suara lantang.
Orang itu mengiakan dan segera berlalu.
Beberapa saat kemudian Kim Hoa Hujin dengan wajah penuh senyuman berjalan masuk kedalam ruangan.
Dengan biji mata yang jeli dia menyapu sekejap seluruh ruangan tersebut kemudian sambil tertawa serunya:
"Ciu Ji-cungcu aku lihat lagakmu jauh lebih besar dari pada Shen toa cungcu sendiri."
Rupanya Ciu Cau Liong Segan untuk menghadapi perempuan yang penuh dengan mahkluk beracun serta berkepandaian tinggi itu dia tertawa ewa dan menjawab:
"Hujin suka amat bergurau!"
"Apa yang kukatakan adalah kata2 yang sesungguhnya'' kata Kim Hoa hujin dengan nada dingin, "jika Shen toa cungcu berada disim, kalau aku hendak menjumpai dirinya maka hal itu bisa kulakukan deagan gampang sekali, tetapi sekarang untuk menjumpai engkau Ciu Ji cungcu saja harus memakai tunggu diluar pintu dan memberi laporan lebih dahulu..Hmm!"
Sorot matanya segera dialihkan keatas wajah Tan Hiong Ciang, sambil ulapkan tangannya ia menyapa:
"Sau cungcu, baik baikkah engkau? sudah lama kita tak pernah berjumpa muka."
Tan Hiong Ciang kuatir sekali kalau dia mengungkap tentang persoalannya dengan Siau Ling namun dalam kenyataan ternyata Kim Hoa Hujin sama sekali tidak menying-gung barang sepatah katapun hal itu membuat hatinya jadi lega sambil tersenyum sahutnya :
"Hujin baik2kan engkau!"
"Hujin, ada laporan rahasia apa yang hendak kau sampaikan? sekarang juga engkau boleh katakan "ujar Ciu Cau Liong kemudian.
Kim Hoa Hujin mendehem ringan, lalu menjawab:
"Hmm! kalau aku tidak mengatakan ada urusan penting yang hendak disampaikan mungkin Ji cungcu tidak akan menemui diriku"
"Hujin terlalu serius memandang persoalan ini "seru Ciu Cau Liong sambil tersenyum.
Tiba2 Seng Sam Koay bangkit berdiri dan memberi hormat kepada Ciu Cau Liong, katanya:
"Hamba akan berangkat selangkah lebih duluan"
"Seng heng silahkan berangkat lebih dahulu!
"Maaf! ", dengan langkah lebar Seng Sam Koay segera berjalan menuju keluar.
Kim Hoa Hujin tepat berdiri didapan pintu dan menghadang jalan pergi Seng Sam Koay ketika melihat orang itu berjalan mendekat ternyata perempuan yang berasal dari wilayah Biau ini sama sekali tidak berkutik dari tempat semula.
Seng Sam koay dibuat apa boleh buat, terpaksa dia menjura sambil memohon.
"Hujin, bersediakah engkau menyingkir ke samping dan memberi jalan kepadaku?''
Kim Hoa hujin tidak menyingkir, sebaliknya berkata dengan suara berbisik.
"Aku melihat sekawanan hweesio sudah tiba dikota Tiang
sah!''
"Hweesio apa? "
"Hweesio yaa hweesio, darimana aku bisa tahu hweesio apaan mereka itu...?"
"Berapa banyak rombongan padri itu?" tanya Ciu Cau Liong.
"Lima orang, dua orang sudah tua dan tiga orang masih muda." perempuan itu tersenyum sambungnya kembali:
"Cuma yaag mudapun sudah berumur antara empat sampai lima puluh tahunan!"
"Berapa usia yang tua?"
"Dua orang hwesio itu paling sedikitpun telah berusia tujuh delapan puluh tahunan."
"Apakah mereka adalah para padri dari gereja Siau lim si?? diatas wajah mereka toh tak ada tulisan dan akupun tidak bertanya kepada mereka darimana aku bisa tahu kalau dia berasal dari gereja Siau-lim-si atau bukan?"
Ciu Cau Liong tertawa getir, "Hujin suka amat bergurau... " Dia mendehem ringan, lalu menyambung lebih jauh :
"Apakah mereka pandai bersilat atau tidak, aku rasa hujin pasti dapat mengetahui bukan?"
"Menurut pengamatanku, mereka semua adalah jago2 kelas satu didalam dunia persilatan"
"Waah... ! kalau begitu mereka pastilah jago2 lihay dari gereja Siau-lim si" bisik Seng Sam Koay.
"Ji cungcu, aku rasa kabar berita ini pasti sudah engkau ketahui bukan... "
"Tidak tahu, setelah mendengar perkataan dari hujin, aku baru mengetahui akan berita ini"
"Sungguh aneh!" seru Kim Hoa Hujin dengan cepat, " bukankah pihak Perkampungan Pek-hoa san cung kita telah menyebar begitu banyak mata2 dalam kota Tiang-sah, kenapa persoalan besar ini tidak mereka laporkan kemari?"
"Mungkin saja pemberitaan mereka datangnya terlambat dan tak bisa memadahi kecepatan gerak hujin!"
Siau Ling yang mengikuti kejadian itu, dalam hati diam2 berpikir:
"Kim Hoa hujin amat gemar menggoda dan mempermainkan orang, apalagi saat ini Shen Bok Hong tidak berada disini, Ciu Cau Liong semakin pusing menghadapi dirinya, entah pemberitaannya itu benar atau tidak?"
Sementara itu terdengar Kim Hoa Hujin berkata kembali setelah hening sejenak :
"Setelah kutemui jejak hweesio gundul itu, aku berkeliling pula mengitari kota Tiang-sah lebih dahulu sebelum datang kemari, kalau mereka akan memberi laporan semestinya sudah datang kemari, aku pikir mereka pasti tidak melihatnya!"
"Aaah! tidak mungkin?"
Kim Hoa Hujin tertawa ewa.
"Baiklah! kalau begitu silahkan Ji cungcu menunggu datangnya laporan dari mereka saja, aku tak akan bicara lagi!"
Habis berkata, tiba2 dia putar badan dan berjalan keluar.
Ciu Cau Liong jadi amat terperanjat, buru buru serunya:
Kim Hoa Hujin berhenti, sambil berpaling ia tertawa dan berkata :
"Ada urusan apasih Ji cungcu?"
Perempuan itu menganggap suatu masalah yang besar dan penting bagaikan gurauan yang diucapkan dalam suasana santai, hal ini membuat Ciu Cau Liong jadi mendongkol dan tak tahu bagaimana harus menghadapinya.
Meskipun dalam hati merasa gusar dan marah, tetapi diluaran Ji cungcu dari perkampungan Pek-hoa san cung itu pura2 tertawa tanyanya dengan halus:
"Apakah hujin melihat kearah mana beberapa orang hweesio itu pergi...?"
"Aku cuma melihat mereka masuk kedalam kota Tiang sah, kemudian kearah mana mereka pergi aku sama sekali tidak
tahu."
Seng Sam Koay mendengus dingin :
"Hmm! kalau memang hujin sudah mengetahui bahwa rombongan mereka merupakan jagoan kelas Satu dalam dunia persilatan kenapa tidak kau lakukan pengintaian lebih jauh? "serunya dengan nada kurang senang hati.
"Aku disuruh mengintai hweesio2 gundul itu? Hmm! pertama, mata2 perkampungan Pek hoa san cung yang disebar diseluruh kota Tiang sah untuk menyadap berita sudah amat banyak sekali, dan kedua aku adalah seorang wanita, masa kalian suruh aku mengintili terus beberapa orang padri gundul itu?"
Seng Sam Koay segera miringkan tubuhnya dan berkata lagi:
"Jikalau apa yang diucapkan Kim Hoa Hu jin tidak salah, maka delapan bagian orang2 itu pastilah para hweesio diri gereja siau-lim si, aku tak bisa berdiam terlalu lama lagi disini, semoga Ji cungcu dapat tegera mengirim orang untuk menyelidiki persoalan ini "
"Seng heng tak usah menguatirkan persoalan ini, silahkan saja menyelesaikan tugasmu sendiri."
Dengan cepat Seng Sam Koay berkelebat lewat dari sisi badan Kim Hoa Hujin dan berlalu dari situ.
Sepeninggalnya jago yang gemuk dan pendek itu, Ciu Cau Liong segera alihkan sinar matanya keatas wajah Tan Hiong Ciang dan berkata :
"Didalam masalah ini. terpaksa aku harus merepotkan hian-tit untuk melakukan penyelidikan"
"Siau tit terima perintah!''
Ia bangkit berdiri dan menyapa Siau Ling:
"Pek heng, ayo ikut aku!"
Siau Ling segera bangkit berdiri, dan mengikuti dibelakang Tan Hiong Ciang berlalu dari situ.
Diluar dugaan semua orang, ternyata kali ini secara otomatis Kim Hoa Hujin menyingkir sendiri kesamping.
Setelah mengajak Siau Ling tinggalkan gubuk tadi, sepanjang jalan Tan Hiong Ciang melakukan perjalanan cepat,setelah berada didalam sebuah hutan lebat kurang lebih lima li dari tempat semula, dia baru berkata :
"Siau-heng aku telah pegang janji secara baik2!"
"Karena itu akupun akan pegang janji pula terhadap dirimu " sambung pemuda Siau Ling dengan cepat.
Tangannya bergerak kesana kemari, dan didalam waktu singkat beberapa buah jalan darah Tan Hiong Ciang sudah dibebaskan, Tan Hiong Ciang lalu berkata :
"Selama hidup baru kali ini aku mendapat tekanan diri orang sehingga gerak gerikku sama sekali tidak bebas"
"Setelah ada yaag pertama maka yang kedua pasti akan menyusul, aku harap gerak gerik sau-cungcu dikota Tiang-sah bisa jauh lebih ber-hati2 lagi, sehingga jangan sampai dikemudian hari kita saling berjumpa muka kembali"
"Terima kasih atas perhatianmu, lain kali aku pasti akan bertindak jauh lebih berhati2"
Habis berkata ia putar badan lari keluar dari hutan itu, dalam waktu singkat badannya sudah lenyap dari pandangan.
Siau Ling tahu dalam keadaan mendongkol dan dendam akibat mendapat perlakuan secara demikian darinya, kepergian Tan Hiong Ciang kali ini pasti akan mengundang jago Jagonya untuk membalas dendam, maka buru2 sianak muda itu berlalu dari hutan kayu tadi dan kembali kekota Tiang -sah.
Setelah masuk kedalam kota, pemuda itu langsung lari kembali kekebun teh Jit-ci-teh wan, sementara waktu menginjak senja hari.
Ditempat itu ia temukan Pek-li Peng masih berada disekitar sana sambil mengawasi setiap orang yang berlalu lalang.
Rupanya Pek-li Peng setelah berjumpa dengan Bu Wi Tootiang, iapun dicegah oleh imam tua dari Bu tong Pay itu agar jangan bertindak gegabah.
Dalam keadaan apa boleh buat terpaksa seorang diri Pek li Peng kembali lagi kedepan kebun teh Jit ci teh wan untuk menantikan kedatangan Siau Ling.
Kali ini Bu Wi Tootiang maupun Tu Kiu tak dapat menghalangi niatnya lagi, terpaksa secara diam2 mereka melindungi keselamatan gadis tersebut.
Dan Siau Ling sendiri rupanya sudah menduga sampai kesitu, masa sekembalinya dikota Tiang sah dia langsung menuju kekebun teh Jit ci teh wan, ternyata dugaannya tidak meleset dan Pek li Peng benar2 berada disitu.
Dihampirinya gadis itu, kemudian sapanya dengan suara
lirih : "Peng ji!!"
Mendengar suara panggilan dari Siau Ling, gadis Pek-li Peng sangat kegirangan, ia putar badan menubruk kedalam pelukan pemuda itu.
Dengan sebat Siau Ling menghindar kesamping, kemudian sambil mencekal pergelangan tangannya ia melanjutkan :
"Tenangkan sedikit hatimu, cepatlah bawa aku menghadapi Bu Wi tootiang....!.."
Pek-li Peng mengangguk, sambil menggandeng tangan pemuda itu berangkatlah mereka berlalu dari sana.
Sambil berjalan, dengan halus gadis itu berkata :
"Ketika melihat kedatangan toako tadi, aku agak kurang bisa menguasahi diri, toako tidak marah bukan dengan sikapku barusan?"
Siau Ling tersenyum.
"Kita tak boleh bertindak ceroboh, sebab disekitar kota ini penuh tersebar mata2 dari pihak perkampungan Pek-hoa-san-cung!"
Pek-li Peng mengangguk, sesudah memandang sekejap sekeliling tempat itu katanya :
"Aku akan berjalan didepan sambil mengawasi kedua belah samping, sedang toako perhatikan belakang, jangan sampai jejak kita diikuti oring"
"Bagus sekali! secara tiba2 engkau telah berubah jadi begitu seksama dan ber-hati2.. "
"Tadikan aku terlalu gembira..,"
Tiba2 pipinya jadi merah dan panas, kata selanjutnya tak bisa dilanjutkan dan cepat2 dia meneruskan perjalanannya.
Ditengah lapat2nya cuaca karena malam telah menjelang datang, kedua orang itu menembusi beberapa buah jalan pasir dan masuk kedalam sebuah lorong kecil yang sunyi dan terpencil letaknya.
Ketika tiba didepan sebuah pintu berwarna putih, Pek-li Peng berhenti dan per-lahan2 mengetuk pintu.
Siau Ling segera angkat kepalanya memandang kearah dalam, ia lihat dibalik pintu penuh dengan tiang2 kayu yang tingginya mencapai tiga tombak, kain berkoli panjang tergantung disana sini, rupanya tempat itu adalah tempat pencuci pakaian.
Dari balik pintu tidak kedengaran suara orang menegur, tapi pintu tadi perlahan lahan terbuka.
Seorang pemuda berusia dua puluh tahunan muncul didepan pintu.
Rupanya dia sudah kenal dengan Pek-li Peng, setelah mengamati sebentar kedua orang itu, ia menyingkir kesamping dan memberi jalan.
Pek li Peng dengan mengajak Siau Ling segera masuk keruang tengah dan kemudian berputar menuju keruang samping dibagian dalam.
Cahaya lampu menerangi seluruh ruangan seorang kakek tua berjubah hijau bertopi bulu dan seorang pria berpakaian compang camping segera bangkit berdiri menyambut kedatangan mereka.
Kakek berjubah hijau itu memberi hormat dan menegur:
"Yang datang apakah Siau tayhiap?"
"Benar, aku adalah Siau Ling, dan siapakah engkau? '
Kakek berjubah hijau itu tertawa!
"Pinto adalah Bu wi, dan dia adalah adik mu Tu Kiu!"
Siau Ling segera mengamati kedua orang itu beberapa saat lamanya, kemudian baru berseru :
"Ilmu penyaru yang kalian berdua memiliki sungguh hebat, sampai2 aku tak dapat mengenali dirimu kembali"
"Orang2 dari perkumpulan Pek-hoa-San-cung rata2 lihay dan ahli dalam ilmu menyaru sehingga membuat orang sama sekali tidak menduga, untuk menghadapi musuh yang demikian tangguh, terpaksa kita harus menggunakan pula cara begini"
Sementara itu Tu Kiu sudah memberi hormat sambil berkata :
"Menjumpai toa ko!"
Siau Ling balas memberi hormat dan berkata Sambil tertawa :
"Tak usah banyak adat, mari kita berbicara sambil duduk, aku masih ada urusan penting yang hendak dilaporkan kepada tootiang!"
Ketiga orang itu segera mengambil tempat duduknya masing2, sedang Pek li Peng duduk disampiug Siau Ling dengan wajah penuh senyuman, ia nampak begitu penurut, halus dan lembut.
Bu Wi Tootiang yang menyaksikan sikapnya itu, dalam hati kecilnya segera berpikir:
"Tadi ia selalu ribut dan tak bisa tenang sehingga susah dihadapi, sungguh tak nyana setelah berjumpa dengan Siau Ling, ternyata berubah jadi lembut dan penurut!"
Siau Ling mendehem ringan, kemudian katanya:
"Baru saja aku berkunjung kemarkas besar dari perkampungin Pek hoa san cung dikota Tiang sah,, dewasa ini Shen Bok Hong telah meninggalkan kota Tiang sah dan Ciu Cau Liong yang mewakili dirinya dalam mengatasi masalah ditempat ini, Siau yau cu telah mengirim jago lihaynya.!."
Bagaikan air bah yang menjebolkan tanggul, perkataan demi perkataan terlontar keluar dengan lancarnya sehingga membuat Bu wi Tootiang serta Tu Kiu yang mendengar jadi terbelalak matanya dan mulut melongo.
Mungkin Siau Ling merasakan juga bahwa perkataan yang diucapkan keluar terlalu cepat, buru2 serunya kemudian.
"Mungkin perkataanku barusan telah membingungkan kalian berdua? baiklah, akan kututurkan secara perlahan
lahan"
Maka diapun segera menceritakan semua pengalaman yang baru saja dialaminya beberapa saat berselang.
Mendengar peraturan itu, Bu Wi Tootiang mengerutkan dahinya rapat2 dan berkata :
"Siau yau cu bisa bekerja sama dengan Shen Bok Hong, peristiwa ini memang merupakan suatu persoalan yang merepotkan sekali"
"Kekuatan yang dimiliki kedua belah pihak sama2 besar dan kuat, masing2 pihakpun mempunyai ambisi untuk merajai kolong langit, selamanya dua ekor harimau yang bergaul jadi satu tak akan berlangsung terlalu lama, entah apa sebabnya kali ini mereka bisa bekerja sama untuk menghadapi kita, kalau dilihat sepintas lalu kerja sama kedua belah pihak ini se-akan2 didasarkan pada tujuan yang sama, tapi didalam kenyataan secara diam2 pihak perkampungan Pek-hoa-san cung lah yang terpaksa harus berbuat demikian"
Dengan wajah serius dan ber-Sungguh2 Bu Wi Tootiang berkata :
"Andaikata mereka benar2 bekerja sama maka tindakan mereka itu akan sangat mempengaruhi dunia persilatan, kita tak boleh membiarkan mereka bekerja sama, kita harus mencari akal untuk merusak hubungan kerja sama diantara mereka itu"
"Kerja sama antara Shen Bok Hong dengan Su-hay Kun cu pada dasarnya adalah hubungan yang didasarkan oleh siasat busuk, asal kita dapat membongkar rencana busuk itu, maka mudah sekali bagi kita untuk memancing suatu pertarungan besar diantara mereka sendiri"
"Persoalan ini kalau dibicarakan saja gampang, namun kalau dilaksanakan rasanya sulit sekali"
"Ketika Shen Bok Hong masih berada di kota Tiang sah, mereka sudah punya rencana untuk menghadapi Siau-yau-cu sekalian dengan jalan meracuni orang2 itu, asalkan kita bisa menyampaikan berita itu kepada Siau-yau cu maka berita itu sudah cukup beralasan mereka untuk saling bertempur sendiri.Tapi sekarang Ciu Cau Liong yang memegang pucak pimpinan, orang ini nyalinya terlalu kecil ternyata ia sudah membatalkan rencana untuk meracuni mereka!"
"Seng Sam koay mengatakan hendak mengadu domba pihak kita dengan Siau yau cu sehingga saling bertempur lebih dahulu, sebenarnya apa yang telah terjadi?"
"Kalau kudengar dari nada suara Seng Sam koay, agaknya Siau yau cu sudah mengetahui amat jelas tentang keadaan dari partai Bu tong, Shen Bok Hong menghendaki Siau yau cu sekalian bertempur lebih dahulu melawan partai Bu tong, menanti kedua belah pihak sudah jatuh korban yang sangat banyak, mereka baru mengirim jago2nya untuk bertempur serta menguasahi keadaan, aku rasa keadaan yang sebenarnya begitulah"
Sesudah berhenti sebentar katanya lagi.
"Aku merasa tidak habis mengerti tentang satu hal? dapatkah Tootiang memberi penjelasan??"
"Persoalan apa??"
"Dikota Tiang sah, Shen Bok Hong telah menyebarkan banyak sekali mata2nya untuk mencari berita, tetapi mereka tak dapat menemukan tempat persembunyian dari Tootiang sekalian, dalam pertarungan rahasia melawan rahasia ini agaknya kita masih sedikit diatas angin, sebaliknya Siau yau cu yang tidak banyak mata2nya dikota ini, mengapa malahan bisa mengetahui akan tempat persembunyian dari Tootiang??"
Bu Wi Tootiang termenung dan berpikir beberapa saat lamanya, kemudian berkata:
"Aku rasa keadaan ini tak mungkin bisa terjadi, kemungkinan besar hal ini merupakan salah satu dari siasat setan Shen Bok Hong"
Siau Ling segera bertepuk tangan sesudah mendengar perkataan itu, serunya:
"Sedikitpun tidak salah, tootiang benar2 memiliki kecerdasan yang melebihi orang, selama ini aku selalu merasa keheranan dan tak dapat menebak apa alasannya? tapi sete-lah tootiang berkata demikian, akupun jadi paham dengan duduknya persoalan"
"Kalau memang mereka ada rencana untuk menyergap kita, bagaimanapun juga kita harus mengadakan sedikit persiapan lebih dahulu, aku akan memerintahkan mereka untuk bersedia "kata Bu wi tootiang sambil bangkit berdiri.
"Silahkan Tootiang!"
Bu wi Tootiang tertawa dan mengangguk, kemudian bangkit berdiri dan berlalu.
Memandang hingga bayangan punggung Bu wi tootiang lenyap dari pandangan, Tu Kiu berpaling kearah Siau Ling dan berkata dengan suara lirih:
"Bu wi Tootiang telah memindahkan puluhan orang jago inti dari partai Bu tong kedalam rumah penduduk disekitar kota Tiang sah, kecuali beberapa orang jago lihay yang cerdik dan cekatan serta mendapat petunjuk khusus, boleh dibilang semuanya telah menghentikan seluruh kegiatan mereka, Rumah gedung Sam siang ini adalah markas besar mereka, semua penghidupan dilalui bagaikan orang biasa, meskipun mata2 dari Shen Bok Hong tersebar luas diseluruh kota Tiang sah, rasanya merekapun tak bisa berbuat apa2"
"Bu wi Tootiang sebenarnya adalah seorang ketua terhormat dan suatu partai besar tetapi untuk menghadapi Shen Bok Hong yang licik dan kejam, terpaksa diapun harus menggunakan akal muslihat"
Sementara pembicaraan masih berlangsung Bu wi Tootiang telah kembali kedalam ruangan.
Setelah mengetahui bahwa Bu wi Tootiang telah melakukan persiapan, Siau Ling merasa hatinya agak lega, setelah menghela napas panjang ia bertanya:
"Belum ada kabar beritanya "jawab Bu-wi Tootiang sambil menggeleng.
Sun locianpwee dari Kay pang dengan membawa dua orang jago lihaynya telah berangkat untuk mencari berita dan jejaknya, Dewasa ini kekuatan kita kurang kuat dan susah untuk bertempur melawan pihak lawan namun setelah kedatangan Siau tayhiap disini, tentu saja keadaannya jauh berbeda"
"Kalau dihitung dari saat berpisah, semestinya Teng ji-hiap dan Chan heng sudah tiba dikota Tiang sah, kenapa kedua orang itu sama sekali tak ada kabar beritanya? aai. ... ! semoga saja tidak terjadi hal2 yang tidak diinginkan atas diri mereka berdua"
Sementara pembicaraan berlangsung tiba tiba sesosok bayangan manusia berkelebat masuk, seorang bocah berdandan pekerja kasar menerjang masuk kedalam ruangan sambil berbisik kepada Bu Wi Tootiang :
"Ada orang yang berjalan malam mendekati kemari!"
"Sampaikan perintahku, suruh mereka bersabar sedapat mungkin, apabila keadaan tidak terlalu mendesak jangan sampai bertempur melawan pendatang itu!"
Siau Ling mengamati orang itu dergan cermat, ia segera kenali bocah berpakaian pekerja kasar itu bukan lain adalah bocah pengiring dari Bu Wi tootiang.
Bocah tadi segera mengiakan dan berlalu dari situ, Bu Wi Tootiang segera berkata :" Mari kitapun keluar untuk melihat siapa yang telah datang!" sambil berkata ia padamkan lampu dimeja.
Siau Ling mengikuti dibelakang Bu Wi too tiang berjalan keluar, Pek li Peng dan Tu Kiu mengikuti dari belakang, mereka langsung menuju keruangan tengah.
"Apakah kita harus menunggu dalam ruang tengah?" tanya pemuda Siau Ling.
"Pinto telah menginstruksikan semua anak buahku untuk menyembunyikan diri, apabila keadaan tidak terlalu memaksa mereka dilarang turun tangan, karena itu menurut dugaan pinto, andaikata mereka berhasil menemukan tempat ini, maka orang itu pasti akan langsung menuju keruang tengah, kita dengan bersembunyi disini bisa mengamati gerak geriknya sekalian mencari tahu siapakah gerangan orang itu"
"Walaupun ruangan ini tidak kecil, tapi aku rasa tempat untuk menyembunyikan diri rasanya tidak terlalu banyak"
"Tentang soal itu aku sudah punya persiapan, tak usah Siau
thayhiap kuatirkan '
Setelah berhenti sebentar, sambungnya :
"Diarah Timur dan barat aku telah mempersiapkan sebuah pintu rahasia, cuma tempat itu kecil sekali dan hanya cukup ditempati satu orang, nona Pek li dan Tu Kiu silahkan bersembunyi dibalik pintu rahasia tersebut, diatas tiang gantung pakaian terdapat sebuah lubang kecil untuk mengintip keluar"!
Walaupun Pek li Peng ingin sekali berada bersama2 Siau Ling, tetapi dalam keadaan begini tidak leluasa baginya untuk buka suara, terpaksa dengan uring2an dia berlalu
"Bagaimana dengan kita berdua ?" tanya Siau Ling.
Bu Wi Tootiang tertawa.
"Disamping kiri kanan tiang penglari terdapat satu tempat yang bisa memuat badan kita secara berbareng " katanya.
"Bagus sekali, kalau begitu tunggu saja sampai mereka datang, kita baru menyembunyikan diri.
Tidak lama setelah Pek li Peng dan Tu Kiu
menyembunyikan diri, tiba tiba
"Plook!" sebutir batu disambit kearah halaman luar.
Inilah cara melempar batu bertanya jalan yang seringkali dipergunakan orang persilatan untuk mencari tahu keadaan musuh.
Siau Ling dan Bu Wi Tootiang berilmu tinggi dan bernyali besar, mereka masih tetap berdiri tak berkutik ditengah ruangan.
Dari atas wuwungan rumah melayang turun dua sosok bayangan manusia dan berdiri ditengah halaman.
Bintang bertaburan diluar ruangan, secara lapat lapat dapat melihat raut wajah pendatang yang tak diundang itu.
Bu Wi totiang dan Siau Ling segera mengerahkan pandangan matanya mengamati kedua orang itu, yang satu memakai baju hijau dengan membawa senjata hudtim ditangan, potongan badannya mirip dengan Siau yau cu, sedang yang lain adalah seorang pria berbaju ketat warna hitam dengan sebelah golok tersoren diatas punggungnya.
Siau Ling dan Bu Wi Tootiang saling berputar pandangan sekejap kemudian masing2 loncat naik keatas tiang penglari.
Terdengar orang berjubah hijau itu bertanya dengan suara lirih :
"Engkau tidak salah lihat?''
Dari nada orang itu, Siau Ling segera mengenali sebagai suara dari Siau-yau-cu.
"Tak bakal salah lagi!" jawab pria berpakaian ringkas itu dengan cepat.
"Kalau Bu Wi tootiang dan Sun Pat Shia benar2 tinggal disini, tak mungkin disekitar tempat ini sama sekali tak ada penjagaan, apa lagi Sun Put Shia adalah seorang yang sombong dan tinggi hati, tak mungkin mendekam terus macam cucu kura2!"
"Mungkin pada malam ini kedua orang tersebut tidak berada disini, bagaimana kalau kita masuk kedalam ruangan untuk memeriksa lebih dahulu?"
"Engkau masuklah kedalam lebih dahulu coba lihat ada orangnya atau tidak? kalau dalam ruangan itu tak ada orangnya, pasang lah lampu penerangan! "
Siau Ling yang mendengar perkataan itu diam2 segera berpikir didalam hatinya:
"Siau yau cu benar2 seorang manusia yang amat licik... dari perbuatannya itu bisa diketahui betapa jahatnya hati orang
ini"
Sementara itu pria baju hitam tadi sudah mengiakan, dan perlahan lahan berjalan masuk kedalam ruangan.
Dengan penuh kesiap siagaan orang itu mengamati sekeliling tempat itu beberapa saat lamanya, kemudan merogoh kedalam sakunya ambil keluar sebatang lilin.
Dibawah sorot cahaya api, terlihatlah ruang besar itu kosong melompong tidak nampak sesosok bayangan manusiapun.
Terdengar Siau-yau cu dengan suara lantang berseru:
"Bu Wi Tootiang adalah seorang manusia yang sangat licin, hati-hati kalau dia sudah memasang jebakan didalam ruangan tersebut engkau harus menggeledahnya secara teliti"
Pria baju hitam itu mengiakan, ia segera meloloskan goloknya dari atas punggung dan mulai menggeledah seluruh ruangan itu.
Bu Wi Tootiang yang sudah mempersiapkan tempat persembunyian lebih dahulu, tentu saja sukar ditemukan jejaknya oleh pihak lawan, setelah berputar mengitari seluruh ruangan tersebut, tidak nampak sesosok bayangan manusiapun yang ditemukan ia segera berseru;
"Mungkin Bu Wi Tootiang sudah mendapat kabar dan kabur
lebih dahulu dari sini "
Bayangan manusia berkelebat lewat, siau-ya cu tahu sudah menerjang masuk kedalam ruangan, setelah mengamati sekejap sekeliling tempat itu tegurnya ketus:
"Sudah kau periksa dengan seksama seluruh ruangan ini ? "
"Sudah. "
Siau-Yau cu segera tertawa dingin.
"Heehh.. .heehhh ..kalau begitu lepaskan api, kita bakar dulu mulai ruang tengah ini " serunya.
"Orang baju hitam itu mengiakan, tetapi sebelum dia sempat melepaskan api, Siau-Ling sudah tak dapat menahan diri lagi, dia melayang turun dari atas tiang Penglari dan berseru dengan dingin;
"Tootiang, apakah engkau tidak merasa bahwa tindakanmu itu terlalu keji..?"
"Siapa engkau ?"tegur Siau Yau cu dengan dahi berkerut.
Siau Ling tertawa dingin.
"Kita tak perlu bercakap cakap dan aku rasa kitapun tak perlu saling menyebut nama !" sahutnya
Tiba tiba manusia baju hitam itu maju dua langkah kedepan, setelah berada dihadapan Siau Ling hardiknya.
"Manusia tekebur yang tak tau diri, engkau berani kurang ajar terhadap tootiang ? Hmm ! rupanya sudah bosan
hidup "
"Hmm, kalau engkau ingin hidup lebih lama, cepatlah mengundurkan diri dari sini", sambung Siau Ling dengan cepat.
"Bangsat, pingin mampus rasanya kamu ini " bentak orang baju hitam itu sangat gusar, goloknya segera diayun dan melancarkan sebuah babatan maut kedepan.
Sejak permulaan Siau Ling telah mengenakan sarung tangan kulit naganya, melihat datangnya ancaman, tangan kanannya segera berkelebat mencengkeram ujung senjata tersebut.
Melihat senjata goloknya dicengkeram lawan, pria baju hitam itu merasa amat terperanjat, pergelangan kananya segera dikerahkan tenaga sambil memutar kebelakang, maksudnya hendak memapas jari tangan lawan yarg sedang menggenggam senjatanya.
Tetapi Siau Ling sudah melakukan persiapan, hawa murninya diam diam disalurkan kedalam tangan, lima jarinya menggenggam golok lawan semakin kencang, ketika pria baju hitam itu memutar goloknya dengan sepenuh tenaga, ternyata senjata itu sama sekali tidak bergeming sedikitpun jua.
Sekarang ia baru sadar bahwa musuh yang sedang dihadapinya saat ini adalah musuh yang amat tangguh.
Baru saja dia hendak loncat mundur kebelakang, keadaan sudah terlambat, tangan kiri Siau Ling laksana kilat sudah melancarkan sebuah pukulan kearah depan.
Meskipun pria baju hijau itu menyadari bahwa musuh yang sedang dihadapinya adalah seorang musuh tangguh, namun ia tidak rela melepaskan goloknya dengan begitu saja, sementara dia masih sangsi, angin pukulan dari Siau Ling telah meluncur datang dan tepat menghantam dada bagian depannya.
Pukulan itu mantap dan sangat berat, membuat tubuh pria baju hitam itu terlempar hingga mencelat keluar pintu.
Darah segar bagaikan pancuran air memancar keluar dari mulutnya.
Siau yau cu segera putar senjata Hud-tim nya menyerang lengan kanan Siau Ling, dia berharap serangan tersebut dapat membebaskan anak buahnya dari ancaman bahaya.
Tetapi sayang sekali gerak badan Siau Ling terlalu cepat, baru saja senjata Hud-tim dari Siau yau cu meluncur keluar, Siau Ling telah berhasil menghajar pria baju hitam itu dan loncat mundur sejauh tiga depa dari tempat semula.
"Ilmu pukulan yang amat cepat!" puji Siau yau cu dengan dahi berkerut kencang.
Hud tim nya yang meluncur keluar berhasil menggaet tangan pria baju hitam itu, ketika disentak kebelakang tubuh anak buahnya itu tertarik balik kebelakang.
Ketika denyut nadinya diperiksa, ternyata pria baju hitam sudah putus nyawa, jelas isi perutnya sudah hancur terhantam pukulan Siau Ling yang sangat berat itu.
Setelah serangannya mengenai sasaran kosong, perasaan pandang rendah musuhnya seketika lenyap dari ingatan Siau-yau cu, ia tarik kembali senjata Hud timnya dan berseru :
"Ilmu sjlat yang engkau miliki lihay sekali...."
Sementara ia berbicara, tiba2 terdengara ujung baju tersampok angin berkumandang datang.
Dengan cepat dia menengok kebelakang seorang manusia baju hijau sedang melayang turun dari tiang penglari dan menghadang didepan pintu, ia segera membentak keras :
''Siapakah engkau?"
Orang yang baru saja munculkan diri itu bukan lain adalah Bu Wi Tootiang, ketika dia menyaksikan Siau Ling sudah bertempur melawan orang itu, dia segera melayang turun dari tiang penglari dan tepat menghadang jalan mundur Siau-yau-cu.
Mendapat pertanyaan tersebut, Bu Wi too tiang segera tertawa dingin dan menjawab:
"Aku adalah Bu wi totiang yang sedang dicari oleh tootiang.. ! "
"Dan siapakah dia?" tanya Siau yau-cu sambil berpaling kearah Siau Ling.
"Heeehh-heeehh ...heeehh... apakah engkau tak bisa bertanya sendiri:..?" jengek Bu wi tootiang sambil tertawa dingin.
"Kalau dilihat dari ilmu silat yang dimilikinya, jelas tidak berada dibawah kepandaian ilmu silat yang dimiliki engkau sebagai ketua partai Bu tong, aku duga orang itu pastilah seorang manusia yang punya nama besar dalam kolong langit"
"Too heng tak usah menggunakan siasat untuk mencari keterangan dari mulut pinto, sebab berbuat demikian jauh lebih sulit dari pada mendaki keatas langit"
Siau yau cu segera alihkan sorot matanya keatas wajah Sian Ling, sambil menatap wajahnya ia menegur dengan suara dingin:
"Tindakanmu dengan menyembunyikan nama dan tak berani berterus terang bukanlah tindakan dari seorang lelaki sejati!" Siau Ling tertawa ewa,
"Siau yau-cu, engkau tidak kenal siapakah aku sebaliknya aku sangat mengetahui tentang dirimu!,.. "
Sesudah berhenti sebentar, lanjutnya :
"Engkau Siau-yau-cu boleh dibilang terhitung seorang manusia berotak cerdik yang punya akal banyak, tapi sayang kalau dibandingkan dengan Shen Bok Hong engkau masih selisih jauh... "
"Kenapa.. ?" tanya Siau-yau-cu dengan perasaan sangat tidak puas.
"Sebab Shen Bok Hong jauh lebih licin daripadamu, dan dia jauh lebih keji dan pintar daripada dirimu sendiri, meskipun kedua belah pihak sama2 menaruh perasaan waspada yang mendalam, tetapi didalam hal menyergap atau melukai orang secara diam2 engkau masih kalah satu tingkat jika dibandingkan dengan dirinya"
"Sebenarnya siapakah engkau ? rupanya banyak persoalan yang engkau ketahui..'."
"Sedikitpun tidak salah, aku masih mengetahui pula bahwa engkau sama sekali tidak pernah berjumpa dengan Shen Bok Hong, kerja sama diantara kalian semuanya diatur oleh Seng Sam koay sebagai perantara, bukankah begitu?"
Siau yau cu mengerutkan dahinya, dibibirnya bergerak seperti mau mengucapkan sesuatu, tetapi akhirnya niat tersebut dibatalkan.
Dengan suara dingin, Siau Ling berkata lebih jauh:
"Engkau ingin mencari muka dan membaiki Shen Bok Hong maka kalian lantas bersedia membunuhi orang2 dari partai Bu tong sebagai hadiah tanda mata, sayang sekali Shen Bok Hong sama sekali tidak pandang sebelah matapun terhadap dirimu, dengan menggunakan kesempatan ini mereka siap meracuni kalian semua dan kemudian meringkus semua jago lihay dari golonganmu, agar kalian selama hidup jadi budaknya perkampungan Pek hoa-san cung.:."
"Mereka siap sedia akan turun tangan di mana? dan bagaimana caranya mereka akan turun tangan? "
Sian Ling tertawa dingin, jawabnya:
"Jangan dibilang aku tidak tahu, sekalipun tahu juga tak akan memberitahukan kepada kalian"
Setelah berhenti sebentar sambungnya lebih jauh :
"Cuma sekarang... kaliau masih dapat hidup aman tenteram untuk beberapa saat lamanya! "
"Apa maksud dari perkataanmu itu?"
"Berhubung Shen Bok Hong mendapat kunjungan dari seorang sahabat lamanya maka ia segera berangkat untuk melakukan pertemuan, rencana ini jadinya ditangani oleh Ji cungcu Ciu Cau Liong, orang she Ciu ini bernyali kecil dan tak berani menanggung resiko, untuk sementara waktu ia tak berani turun tangan lebih dahulu kepada kalian, oleh sebab itu untuk sementara waktu kalian masih bisa hidup aman tenteram untuk beberapa saat lamanya, ."
Tiba2 Siau yau cu tertawa tergelak, sambil menukas pembicaraan Siau Ling yang belum selesai katanya:
"Shen Bok Hong mengadakan pertemuan dengan sahabatnya dimana? "
Siau Ling segera tertawa dingin:
"Heeehh heeehh heeehh... dengan pertanyaanmu yang begitu enteng dan sederhana, apakah dianggapnya semua kecurigaanmu dapat diketahui? " serunya.
"Lalu apa yang harus kulakukan sehingga apa yang ingin kuketahui dapat didengar?"
"Tentang soal itu harus dinilai dahulu dari harga yang diajukan olehmu kalau balas jasanya cukup sesuai dengan kehendak kami, sudah tentu akan kami beri tahukan kalau tidak cocok kedua belah pihakpun sama2 tidak mengalami kerugian"
Siau yau cu jadi amat mendongkol, ia tertawa dingin dan berseru:
"Heehh...heeehb..hheeehh... sebenarnya siapa engkau? dapatkah engkau memberitahukan kepadaku?"
"Perduli siapakah aku, bukankah apa yang diinginkan hanyalah perkataan yang hendak kuucapkan keluar?"
Siau-yau cu menengadah keatap rumah, dengan suara dingin ia menjawab :
"Cukup ditinjau dari ketidak sediaanmu untuk menyebut nama dan mengatakan asal usulmu, sudah lebih dari cukup begiku untuk tidak mempercayai perkataanmu!"
"Kalau engkau tidak percaya yaa sudah, pokoknya persoalan itu menyangkut tentang mati hidup kalian sendiri, sedikitpun tidak sangkut pautnya dengan diriku!"
Meskipun Siau yau-cu tak dapat menduga asal usul dari Siau Ling, tetapi dengan akalnya yang cerdik dan pengalamannya yang luas, ia dapat menduga bahwa Siau Ling adalah seorang jago persilatan yang memiliki ilmu silat amat tinggi, sebab sikap maupun cara berbicara orang itu mantap dan berpengalaman.
Oleh sebab itulah, Imam tersebut tak berani turun tangan terhadap Siau Ling secara gegabah, sambil berpaling kearah Bu Wi tootiang katanya :
"Tootiang, rumah gendung ini sudah dikepung rapat2 oleh dua puluh orang jago lihay yang pinto pimpin, apabila pinto membutuhkan bantuan mereka maka asal kode rahasia dilepaskan semua jago dari perkampungan Pek-hoa-san cung akan bersama2 datang kemari untuk memberi bantuan... "
Bu Wi Tootiang tertawa.
"Sayang sekali orang2 dari perkampungan Pek hoa-san cung telah membocorkan rencana busukmu itu, dan kami semua telah mengadakan persiapan, sebagian besar jago lihay dari partai Bu tong telah berlalu dari gedung ini dan masing2 menempati posisi yang strategis untuk mengawasi gerak gerikmu dan untuk menghadapi kekejaman dari Shen Bok Hong serta para jago Perkampungan Pek hoa san cung lainnya, aku telah melepaskan caraku bertindak menurut peraturan Bu lim, akan kuhadapi semua serangan dengan racun lawan racun. Pada saat ini para jago yang masih tertinggal dalam gedung ini kecuali jago-jago lihay dari perguruan Bu tong pay, masih ada pula beberapa orang jago persilatan lainnya, kalau engkau tidak percaya silahkan saja mencoba coba untuk turun tangan"
Setelah berhenti sebentar, lanjutnya:
"Cuma... pinto tidak bersedia untuk melakukan pertarungan mati2an dengan dirimu."
"Kalau toh engkau sudah melakukan persiapan yang demikian sempurnanya, mengapa kalian tidak bersedia untuk melakukan pertarungan melawan pinto...'
"Shen Bok Hong mengharapkan agar kita sama2 jatuh korban dan menderita, tapi pinto justru tidak menginginkan apa yang diharapkan itu terpenuhi"
Siau yau cu termenung sebentar, lalu menjawab:
"Hingga saat ini pinto masih belum berani mempercayai perkataan dari tootiang"
"Hmm! kalau engkau tidak percaya, tiada halangan bagimu untuk turun tangan mencoba "seru Siau Ling dengan cepat, bersamaan dengan selesainya perkataan itu tiba tiba terdengar suara gemericit dan tahu2 Pek li Peng serta Tu Kiu telah munculkan diri diri balik pintu rahasia.
Siau Ling berpaling dan memandang sekejap kearah Pek li Peng serta Tu Kiu kemudian ujarnya :
"Kalian berjaga2lah dimulut pintu ruangan, hadang setiap serbuan musuh tangguh yang berusaha masuk kemari, sedang aku akan berlempar melawan Sau yau Cu yang punya nama amat tersohor ini, akan kulihat apakah ilmu silat yang dimilikinya di hari2 belakangan ini memperoleh kemajuan yang pesat atau tidak"
Pek -li Feng tersenyum.
"Jumlah musuh lebih banyak diripada jumlah kita, bolehkah aku aku turun tangan untuk melukai orang pada malam
ini??"
"Terserah keputusanmu sendiri!" Pek-li Peng tersenyum.
"Sreset ! ia segera cabut pedang dari dalam sarungnya
dan per-lahan2 berjalan menuju kedepan pintu.
Rupanya ketika bersembunyi dibalik ruang rahasia tadi ia melihat sebilah pedang tergantung disitu, maka diambilnya senjata itu untuk mempersiapkan diri.
Tu Kiu sendiripun tidak banyak bicara, dia menyingkir kepintu dan berdiri saling bertolak belakang dengan Pek-li Peng, satu menghadap keluar sedang satu yang lain menghadap kedalam.
Ketika Siau yau cu mendengar suara seorang perempuan, pikirannya segera tergerak pikirnya:
"Orang itu jelas adalah perempuan yang nenyaru sebagai seorang pria, hal ini membuktikan kalau ditempat ini kecuali terdapat para jago dari partai Bu tong masih ada pula jago2 persilatan lainnya.. "
Berpikir sampai disitu ia lantas berkata dengan suara dingin:
"Sungguh tak nyana partai Bu tong yang tersohor ternyata menerima pula kaum wanita sebagai murid... "
"Toako, "seru Pek li Peng dengan gusar orang ini bicara sembarangan dan ngaco belo tamparkan mukannya sebagai hukuman!"
Siau Ling tidak memperdulikan dari ocehan Pek li Peng itu, sebaliknya sambil berpaling kearah Bu Wi Tootiang ujarnya.
"Tootiang, kalau memang Siau-yau Cu susah disadarkan dari jalan yang sesat dan membiarkan dia hidup hanya akan mendatangkan bencana belaka, lebih baik kita lenyapkan saja dirinya dari muka bumi"
"Keadaan amat mendesak... yaaa, terpaksa kita harus berbuat demikian.,."
Siau yau cu segera tertawa ter-bahak:
"Haaahh haaahh haaahh,. sungguh besar amat bacot kalian, ketahuilah dikolong langit sekarang ini hanya beberapa orang saja yang mampu membinasakan pinto! "
Mendengar perkataan itu, Siau Ling menengadah dan tertawa pula dengan kerasnya.
"Haaah-haaahh haaahh.. menghadapi pentolan musuh tangguh, rasanya kita tak usah memikirkan soal belas kasihan atau rasa welas lagi... siaplah sedia untuk menerima kematianmu! "
Beberapa patah kata itu amat gagah dan bersemangat penuh rasa percaya pada diri sendiri dan seakan akan membunuh Siau yau cu bukanlah suatu pekerjaan yang amat berat.
Tertegun hati Siau yiu cu mendengar perkataan itu.
"Siapakah sebenarnya engkau ini? "ia menegur.
Siau Ling tertawa dingin, bukan menjawab dia malah berseru :
"Sekarang engkau boleh mempersiapkan diri untuk turun tangan "
Dari kemampuan Siau Ling dalam membinasakan pria baju hitam tersebut dalam satu gebrakan belaka Siau yau cu mengetahui bahwa dia adalah seorang jago lihay yang memiliki ilmu silat sangat tinggi tetapi orang itu ternyata tak sudi memperkenalkan namanya hal ini sama sekali berada diluar dugaannya.
Dalam pada itu Siau Ling sudah tertawa dingin dan berseru kembali :
„Kalau memang engkau tidak bersedia untuk turun tangan terpaksa aku harus memulainya lebih dahulu "
"Sreet ! sebuah pukulan gencar segera dilepaskan.
Sebelum pukulan itu tiba angin pukulan yang santar dan tajam telah menerjang ke tubuh imam tersebut.
Siau yaucu merasa amat terperanjat telapak kiri disabet keluar mengirim satu pukulan untuk membendung datangnya ancaman dari Siau Ling sementara senjata Hud-tim ditangan kanannya dengan jurus " Lan kang cay to"atau Membendung sungai yang deras membacok pergelangan kanan Sianak muda itu.
Sambil balas melancarkan serangan, dia berseru:
"Engkau begitu sombong dan tekebur, terpaksa pinto harus minta pelajaran dari mu!"
Siau Ling tarik pergelangan kanannya untuk melepaskan diri dari ancaman senjata lawan, bukannya mundur dia malah maju kedepan, sepasang terlapaknya laksana kilat-menyambar, ajaran dari Lam it kong.
Siau-Yau-cu amat terperanjat, jeritnya:
"Engkau adalah Siau Ling ! "
"Tidak salah, memang aku orang she-siau!"
Sementara pembicaraan berlangsung, secara beruntun dia lancarkan pula delapan buah pukulan yang memaksa Sian-yau-cu mundur beberapa langkah kebelakang.
Meskipun ia menggenggam senjata Hud-tim namun senjata tersebut sama sekali tak ada gunanya, sebab dibawah serangkaian pukulan telapak yang cepat laksana sambaran kilat dari Siau Ling, ia sudah terdesak mundur kebelakang berulang kali.
Bagaimanapun juga imam tersebut merupakan seorang jago kawakan yang sudah amat berpengalaman dalam melakukan pertarungan sengit dia segera mengempos tenaga dan melancarkan tiga jurus serangan dahsyat untuk menolong posisinya yang terdesak.
Pek-li Peng ,yang menyaksikan kejadian itu, segera berteriak keras:
"Toako, kalau engkau tidak menggunakan senjata untuk bertempur melawan dirinya, bukankah engkau sangat rugi??"
Walaupun Siau Ling telah memperoleh inti sari dari pelajaran ilmu telapak kilat menyambar dari Lam it Kong, tetapi apa bila dia menginginkan pukulannya dahsyat bagaikan membelah bukit maka hal itu harus menunggu sampat tenaga dalamnya benar2 sempurna, apa bila dia hendak mencari kemenangan dalam pertarungannya hari ini, senjata memang merupakan andalannya yang penting,
—oooOdwOooo---

KARENA pikirannya bercabang, permainan telapaknya tanpa sadar jadi agak mengendor.
Menggunakan kesempatan yang sangat baik itu, Siau-yau cu melancarkan serangan balasan, dalam waktu singkat Siau Ling berbalik kena didesak hingga berada diposisi bawah angin.
Pek-li Peng segera ayun tangannya melemparkan pedang itu kedepan. Ia berseru :
"Toako, sambutlah pedang ini"
Pedang laksana sambaran kilat meluncur kearah Siau Ling.
Dengan tangan kirinya Siau yau cu mengirim satu pukulan menggunakan jurus" Siat san tiau hay" atau menjepit bukit meluruk samudra, angin pukulan yang menderu2 langsung menghantam dada Siau Ling, sementara senjata hud tim di tangan kanannya menggulung pedang yang dilontarkan oleh Pek li Peng itu.
Siau Ling mendengus dingin, tangan kanannya didorong kedepan menyambut datang nya serangan itu dengan keras lawan keras, sedang tangan kanannya melancarkan sentilan jari kearah depan...
Inilah ilmu sentilan Sian ci singkang, salah satu kepandaian maha ampuh diantara tujuh puluh dua macam kepandaian sakti dari gereja siau lim si...
Mimpipun Siau yau cu tidak menyangka kalau dalam beberapa tahun yang singkat Siau Ling sudah berhasil mempelajari ilmu jari untuk menghindar sudah tak sempat lagi segulung desiran angin tajam dengan telak menghajar iganya membuat tangan kanan jadi kendor dan senjata hud tim itu terjatuh ketanah.
Pada saat yang bersamaan, ayunan Hud-tim dari Siau yau cu telab berhasil menggulung Pedang panjang yang dilontarkan Pek li Peng kearah sianak muda itu, tetapi berhubung iga kanannya kena dihajar oleh sentilan jari Sian ci sinkang dari Siau Ling, maka baik senjata Hud tim maupun pedang itu sama2 terjatuh keatas tanah.
Kaki tangan Siau ling segera mencukil ke atas pedang yang terjatuh diatas tanah itu, dan dalam sekali sentakan senjata tersebut sudah berhasil ditangkap dalam genggamanya
Sementara itu Siau yau cu sendiri setelah iga kanannya kena hantaman, seluruh lengan kanannya jadi kaku, linu dan sakitnya luar biasa, ia tahu bahwa dalam keadaan demikian ia tak ada kekuatan untuk melakukan pertempuran lagi, maka diambilnya keputusan untuk cepat dapat berlalu dari situ dari pada terluka ditangan Siau Ling.
Ia segera mengepos tenaga dan melayang naik keatas
tiang penglari, kemudian tangan kirinya diayun mengirim satu
pukulan dengan sekuat tenaga
"Blaaaam. .. ! "pasir dan atap berguguran keatas tanah, muncullah sebuah lubang besar dilangit langit ruangan itu terhajar oleh pukulan Siau-yau cu yang amat dahsyat itu.
Setelah berhasil membuat lubang, dengan sebat pula imam itu menerobos keluar dan melarikan diri.
Menanti Bu Wi Tootiang menyusul naik keatas wuwungan rumah, tampaklah bayangan Siau-yau cu telah menjauh dan didalam beberapa kali kelebatan saja bayangan tubuhnya sudah lenyap dari pandangan.
Siau Ling segera menyusul naik keatas dan bertanya :
"Totiang, apakah kau melihat kearah mana dia melarikan
diri ? "
Bu Wi tootiang menggeleng.
"Tak mungkin disusul lagi " katanya," Dia adalah seorang manusia yang memiliki ilmu silat sangat tinggi, didalam beberapa gebrakan saja ia sudah menderita kekalahan ditanganmu sehingga melarikan diri terbirit birit dari sini, bila berita ini tersiar diluaran kejadian tersebut sudah cukup menyusah kan hatinya"
Siau Ling menghela napas panjang.
''Aaai.. ! kemenangan yang berhasil boan-pwee dapati boleh dibilang diperoleh secara untung untungan belaka ! " jawabnya.
Dengan suara lirih Bu Wi Tootiang berkata:
"Ada satu persoalan, sebenarnya pinto merasa tidak leluasa untuk diajukan, tetapi aku tak menemukan jawabannya karena itu terpaksa hendak kutanyakan kepadamu, apakah engkau bersedia untuk menjawabnya?"
"Persoalan apa?"
"Mengenai sentilan jarimu yang berhasil menangkan diri Siau-yau cu tadi, apakah ilmu tersebut adalah Siu-lo sin ci?"
"Bukan!" sang pemuda sambil menggeleng, "ilmu jari siu lo sin ci hanya dapat menjangkau sejauh dua depa belaka, lagipula totokannya harus disertai dengan ayunan tangan... "
"Jadi kalau begitu, totokan jarimu tadi bukanlah ilmu totok Siu lo sin ci?"

Budi Ksatria - Wo Lung ShenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang