Bagi orang2 persilatan yang memiliki tenaga dalam amat sempurna, seringkali mereka saling menempelkan sepasang telapaknya untuk saling beradu tenaga dalam, meskipun diluaran pertarungan ini tidak lebih seru dan mengerikan daripada pertarungan dengan tangan kosong ataupun dengan senjata, namun dalam kenyataan pertarungan yang sama sekali tak menimbulkan suara sedikitpun itu justru merupakan suatu pertarungan adu jiwa yang bisa membahayakan jiwa kedua belah pihak.
Tapi serangan tenaga dalam lewat pedang dan pisau belati untuk menyerang tubuh lawan yang dilakukan Siau Ling barusan, merupakan sistim penyerangan yang setingkat jauh lebih dahsyat daripada kepandaian lainnya.
Pria baju hitam itu kontan merasakan munCulnya segulung desiran angin serangan yang tajam lewat pedang dan pisau belatinya yang membuat sekujur badan jadi sakit dan dadanya jadi sesak. Ia merasa amat terperanjat sekali, sambil menghimpun segenap tenaga dalam yang dimilikinya untuk menahan Serangan tersebut, dia segera menegur dengan suara yang lantang:
"Kau... kau... engkau adalah Siau Ling!!"
Sementara itu Siau Ling sendiripun sedang merasakan datangnya tenaga perlawanan yang cukup tangguh untuk memukul balik tenaga serangannya, sementara ia hendak mengerahkan tenaga dalamnya lebih besar lagi, tiba2 terdengar olehnya teguran dari pihak lawan yang langsung menyebutkan namanya, ia jadi tertegun dan segera balik menegur:
"Siapakah engkau.???" pria baju hitam itu menggeleng.
"Jawab dulu pertanyaanku benarkah engkau adalah Siau Ling atau bukan...??"
"Aku beritahu kepadamu pun tak ada salahnya pokoknya hari ini aku tak akan berhenti menyerang sebelum berhasil membinasakan dirimu"
"Kalau kudengar dari nada suaramu, rupanya engkau benar2 adalah Siau Ling!"
"Sedikitpun tidak salah, aku memang Siau Ling! engkau mau apa..??"
"'Engkau benar2 seorang jago kenamaaan yang bukan bernama kosong belaka, untuk sementara waktu kita tunda dahulu pertarungan yang bakal dilangsungkan, aku ada beberapa patah kata hendak diutarakan kepadamu, selesai mendengar perkataanku ini apabila engkau merasa tak puas maka kita laniutkan kembali pertarungan ini"
"Hmm! aku tak takut engkau bermain curang..!" sambil berkata Siau Ling mengendorkan tangannya dan melepaskan cekalannya pada pedang serta pisau belati tersebut.
Per-lahan2 pria baju hitam itu tarik kembali pedang paniang serta pisau belatinya kemudian diletakkan disisi tubuhnya, setelah itu barulah dia berkata :
'Bukankah engkau punya seorang adik angkat yang bernama Pek-li peng..?"
Siau Ling terperangah.
"Benar, sekarang nona Pek Li berada dimana?"
"Ia tidak berada di sini, sekalipun engkau bunuh semua orang yang berada disini iuga tak akan kau temukan nona Pek Li tersebut, dari mulut mereka semuapun engkau tak akan berhasil mengetahui ieiak nona itu!"
"Jadi kalau begitu maksudmu diantara orang2 yang hadir ditempai ini sekarang hanya engkau seorang yang mengetahui ieiak dari nona Pek Li?"'
"Engkau memang amat cerdik"
Setelah berhenti sebentar terusnya.
"Apakah engkau bertemu dengan nona Pek Li?? "
Selama banyak waktu Siau Ling sudah seringkali menghadapi gelombang percobaan yang luar biasa besarnya. Pengalamannya dalam menghadapi musuh juga memperoleh kemajuan meskipun dalam hati kecilnya dia ingin cepat berjumpa dengan Pek Li Peng namun diatas paras mukanya masib tetap mempertahankan ketenangan dan keangkuhannya.
"Syarat apa yang harus kupenuhi untuk bisa bertemu dengan nona itu?
"Gampang sekali! "jawab pria baju hitam itu dengan dingin
"Perintahkan sahabat2mu serta anak buahmu untuk segera berhenti bertempur, kita berdua dengan naik kuda segera berangkat menuju ketempat nona Pek Li disekap!"
"Hmm... ! rupanya Shen Bok Hong telah memasang jebakan untuk menunggu aku datang untuk masuk kedalam perangkap"
"Nona Pek-li peng berada pula disana!"
"Ada satu hal, Apakah engkau pernah memikirkannya?"
"Persoalan mengenai apa??!
"Pada saat ini, kami bisa membasmi seluruh pengikutmu sehingga seorang pun tak tersisa?"
Dalam pada itu empat pujangga besar dunia persilatatan bekerja sama dengan Cu Kun San serta Suma Kan telah berhasil membinasakan hampir sebagian besar musuh yang berada disitu, kebanyakan kalau bukan mati tentu sudah menderita luka yang sangat parah.
Cu Bun Ciang pun dalam pertarungan itu sudah berhasil menawan telapak malaikat hitam Siang Peng dalam keadaan hidup2.
Setelah selesai membinasakan kawanan peniahat, beberapa orang iago itu segera berkumpul iadi satu dan mengepung kereta kuda itu rapat2, dalam keadaan begini tak mungkin bagi pria baiu hitam itu untuk melarikan diri.
Terdengar Cu Kun San dengan suara keras berkata :
"Siau tayhiap pasti sudah mengeiar penghuni kereta kuda itu. Aku tidak percaya kalau mereka bisa melangsungkan serangannya didalam kereta kuda itu"
Siau Ling yang sempat mendengar pembicaraan itu dalam hati kecilnya segera berpikir :
"'Seringkali dikolong langit memang teriadi banyak keiadian yang sama sekali diluar dugaan orang."
Dengan suara keras ia segera berseru :
"Harap saudara sekalian suka menunggu sebentar, aku sedang bercakap2 dengan sahabat yang ada didalam kereta kuda ini!"
Suma Kan segera tertawa "Cu-heng!" engkau tidak percaya kalau mereka bakal melangsungkan pertarungan didalam kereta itu tapi dalam kenyataan iustru mereka sedang melangsungkan pertarungan didalam kereta. Kenyataan yang terbentang didepan mata pada saat ini tidak bisa dibantah lagi mau tak mau kita harus mempercayainya."
"Aku sudah hidup sampai setua ini tapi belum pernah ada dua orang manusia melangsungkan pertarungan didalam ruang kereta peristiwa ini benar2 membuat pandangan mataku iadi terbuka!"
Sementara itu sambil tertawa Siau Ling telah menegur.
"Sudah engkau dengar apa yang mereka bicarakan??"
"Mendengar soal apa??"
"Kawan2 yang mengiringi kedatanganmu serta anak buah yang kau andalkan tenaganya pada saat ini mungkin tak seorang pun yang mampu membantu dirimu lagi"
"Kalau dilihat dari gelagatnya mungkin pergerakanmu kali ini sudah disertai pula dengan suatu rencana yang banyak semua pengiringmu merupakan jago2 lihay kelas satu dalam dunia persilatan tapi sayang pengiringmu yang ampuh itu tak dapat ikut serta dalam perjalanan ini serta membantu usaha mu."
Ia berhenti sebentar kemudian dengan suara yang dingin dan menyeramkan ia melanjutkan:
"Kecuali kalau sudah tidak memperdulikan soal mati hidup dari nona Pek Li lagi!
Siau Ling termenung dan berpikir beberapa saat lamanya kemudian sahutnya:
"Baik aku akan menyanggupi syarat yang kau ajukan itu"
"Apakah semua orarg yang berada diluar kereta dewasa ini merupakan jago2 kenamaan semua dikolong langit?" tanya pria baju hitam itu sambil pungut pedangnya.
"Tebakanmu tepat sekali mereka semua adalah jago2 persilatan yang memiliki ilmu silat amat tinggi dikolong langit"
"Jikalau Siau tayhiap tidak turun tangan untuk mencampuri urusan ini aku ingin sekali menjumpai bebera orang jago lihay itu serta menjajagi sampai dimanakah keyakinan ilmu silat yang mereka miliki! Kata pria baju hitam itu dingin.
Siau Ling yang sudah bergebrak sebanyak belasan jurus dengan pria tersebut, dalam hati kecilnya ia menyadari bahwa ilmu silat yang dimiliki orang itu benar2 sangat lihay, untuk bertarung satu lawan satu beberapa orang jago tersebut belum tentu sanggup menandingi kepandaiannya, apalagi Pek
Li sedang berada dalam keadaan bahaya dan harus segera diberi pertolongan, pemuda itu merasa tiada berkepentingan untuk membuang banyak waktu dengan percuma di sana.
Berpikir sampai disitu, dengan suara dingin ia segera menukas :
"Aku rasa hal itu tak perlu! Seandainya engkau benar ingin bertarung, akupun tak akan menghalangi keinginanmu itu, tapi kalau sampai menggusarkan hati mereka sehingga mereka mengerubuti engkau seorang, aku pun tak akan dapat membantu dirimu!"
Pria baiu hitam itu menggerakkan pedang nya mencokel sedikit horden diluar kereta dan melongok keluar, setelah menyapu sekeiap waiah empat puiangga besar dunia persilatan Cu Kun San dan Suma Kan sekalian uiarnya dengan suara hambar:
"Rupa2nya engkau lebih menaruh perhatian dan rasa kuatir terhadap mati hidupnya Pek-li ?"
"Tentu saia aku sangat menaruh perhatian terhadap nasibnya.. !" sahut pemuda itu dengan ketus.
Pria baiu hitam itu masukkan kembali pedangnya kedalam sarungnya dan loncat keluar dari ruang kereta, dengan cepat ia dikepung oleh empat puiangga besar dunia persilatan. Cu Kun San serta Suma Kan.
Menyaksikan tingkah laku rekan2nya Siau Ling segera menengadah dan tertawa tergelak.
"Haaahh... haaahh... haaahhh .. harap kalian semua iangan turun tangan secara gegabah!"
Sambil berseru ia loncat keluar dari balik ruang kereta.
Suma Kan memasang obor dan mengangkatnya tinggi2, cahaya terang segera menyinari paras muka orang itu.
Terlihat oleh mereka pria baju hitam itu mempunyai paras muka yang berwarna hitam Pekat bagaikan pantat kuali sehingga kelihatan aneh sekali, begitu hitam sama persis dengan pakaiannya yang serba hitam pula, dengan hati keheranan peramal sakti dari laut Tang hai ini segera berpikir dalam hatinya :
''Kalau dia mengenakan topeng kulit manusia diatas wajahnya maka warna yang dipilih sepantasnya kalau makin tipis semakin baik, kenapa ia kenakan topeng yang menyolok dan aneh bentuknya??!"
Berpikir sampai disitu, dengan suara dingin ia segera menegur
"Apakah engkau bukan penduduk pribumi??!!"
"Hmm! aku toh memikai topeng kulit manusia? masa engkau tak dapat melihatnya ?" sahut pria baju hitam itu dengan nada suara yang ketus.
Cu Kun San yang kasar dengan cepat membentak keras :
"Mari kita lepaskan topeng kulit manusia yang dia kenakan, coba periksa bagaimana sih potongan wajah yang sebenarnya??"
"Suatu usul yang tepat" sambung empat pujangga besar dunia persilatan hampir ber bareng "Cukup ditinjau dari topeng kulit manusianya yang berbentuk aneh dan menyeramkan sudah bisa diketahui kalau dia bukan seorang manusia baik2"
Maksud dari perkataan itu jelas sekali rupanya dia akan segera turun tangan.
Tiba2 Siau Ling maju selangkah kedepan lalu mencegah;
"Saudara2 sekalian harap jangan turun tangan dulu untuk sementara waktu!!"
"Haaahh haaahh haaahhh " Cu Kun San tertawa ter-bahak2. 'Apakah Siau tay-hiap hendak bertarung satu lawan satu dengan dirinya?"'
Siau Ling menggeleng.
"Aku akan mengikuti sahabat ini untuk pergi meniumpai Shen Bok Hong."
"Baik! kita akan pergi ber- sama2 sambung Cu Bun Ciang dari kota lok-yang dengan cepat."
Siau Ling tertawa getir.
"Tak mungkin teriadi, sahabat ini hanya bersedia membawa aku seorang diri"
"Kalau begitu ielaslah sudah kalau perkataannya adalah suatu iebakan belaka teriak Cu kue san"
"Siau tayhiap iangan se kali2 engkau pergi temui gembong iblis itu seorang diri."
"Sekalipun aku tak ingin pergi iuga tak mungkin, aku sudah tahu kalau Shen Bok Hong pasti telah siapkan iebakan untuk mancing aku masuk perangkap tapi bagaimanapun iuga, mau tak mau terpaksa aku harus pergi iuga."
"Kenapa harus begitu?"
"Kalau aku tidak pergi meniumpai dirinya maka seorang nona cantik akan dianiaya dan dibunuh secara brutal oleh
Shen Bok Hong!"
"Tapi dengan kekuatan Siau tayhiap seorang mana mungkin engkau berhasil menyelamatkan nona itu?"
"Memang kuakui dalam tindakanku ini sama sekali tiada keyakinan apapun dalam hatiku untuk berhasil tapi urusan sudah iadi begini dan mau tak mau aku harus pergi iuga untuk menempuh bahaya ini!"
Sebelum Cu Kun San sempat memberikan tanggapannya Suma Kan berebut bicara lebih dahulu.
"Rupanya Shen Bok Hong hanya memberi batas pada Siau tayhiap seorang yang boleh pergi menjumpai dirinya?"
"Kalau memang begitu rasanya kami tak leluasa uatuk mengiringi kepergianmu ini tolong tanya kalian berdua kapan baru akan berangkat.''
"Lebih cepat sih lebih baik!"
Bicara sampai disitu pemuda she Siau itu segera alihkan sorot ronanya keatas wajah pria baju hitam itu lanjutnya lebih jauh:
"Sahabat bagaimana pendapat mu??'"
"Baik kita segera berangkai!"
Suma Kan segera maju kedepan dengan menuntun kuda jempolan sambil menyerahkan kedua ekor binatang itu kepada mereka ujar nya:
"silahkan kalian berdua segera berangkat"
Siau Ling dan pria baju hitam itu menerima kuda tadi dan loncat naik keatas punggungnya, sekali cemplak mereka larikan kuda2 itu meninggalkan tempat tersebut.
Memandang hingga bayangan punggung Siau Ling dan pria baja hitam itu sudah lenyap dibalik kegelapan perlahan2 Cu Kun San berkata dengan nada keheranan:
"Suma loote. apa2an sih kamu ini?? perbuatanmu benar2 bikin aku tak habis mengerti dan kebingungan rasanya... "
"Persoalan apa sih??"
"Bukankah secara terang2an Shen Bok Hong telah menyiapkan jebakan untuk memancing Siau tayhiap masuk perangkap kenapa engkau biarkan Siau tay hiap pergi seorang
diri??"
Suma Kan tersenyum.
"Apakah Siau tay hiap sendiri tidak tahu kalau pihak lawan secara terang2an telah menyiapkan iebakan untuk pancing dia agar masuk perangkap? Kenapa ia iustru sengaia berangkat seorang diri untuk menempuh bahaya? Persoalannya iustru terletak Shen Bok Hong hanya mengiiinkan Siau tayhiap yang pergi memenuhi ianii tersebut"
"Kenapa kita harus mendengarkan perkataan Shen Bok Hong " bentak Cu Kun San
"Buat kita tentu saia tak usah menuruti perkataannya tapi buat Siau tayhiap pribadi bagaimanapun iuga mau tak mau harus mendengarkan perkataan itu"
Se-akan2 memahami duduknya perkara itu Cu Kun San mengangguk tiada hentinya.
"Oooh kiranya begitu kalau Siau tayhiap tidak menuruti perkataan dari Shen Bok Hong maka tak mungkin baginya untuk bertemu dengan nona itu??"
Suma Kan menghembuskan napas paniang-
"Aaaai Cu beng akhirnya toh engkau dapat memahami duduknya persoalan"
"Paham sih paham tapi bagaimanapun iuga toh kita tak bisa menyaksikan Siau tayhiap pergi seorang diri tanpa melakukan suatu perbuatan apapun iut!"
"Memang kita tak boleh berpeluk targan belaka, dan satu2nya ialan yang bisa kita tempuh hanyalah menguntit perialanannya secara diam2"
'Persoalan ini tak boleh di tunda2 lagi, ayoh kita segera berangkat!"
"Baik! kita segera berangkat, tapi sebelum kita harus mengganti saruan kita lebih dahulu"
Dalam pada itu Siau Ling dan pria baju hitam itu larikan kudanya cepat2 untuk lanjutkan perjalanannya, hingga dua ekor kuda itu basah kuyup oleh air keringat, pria baju hitam itu baru menarik tali les kuda nya sambil berkata :
"Perjalanan yang kita tempuh sudah Cukup jauh, mari kita beristirahat dahulu!"
"Benar. kita harus beristirahat sebentar, sebab kalau tidak beberapa puluh li lagi. ke dua ekor kuda ini pasti akan mati karena kehabisan tenaga"
Dua orang itu menghentikan lari kudanya dan loncat turun dari tunggangan tersebut.
Dengan sorot mata yang sangat tajam, pria baju hitam itu menatap wajah Siau Ling tak berkedip, beberapa saat kemudian katanya :
"Siau Ling engkaupun mengenakan topeng kulit manusia?"
"Dugaanmu tepat sekali!"
"Bersediakah engkau untuk lepaskan topeng kulit manusia itu agar aku bisa melihat paras mukamu yang asli??'
"Seandainya engkaupun bersedia untuk menjumpai aku dengan paras mukamu yang asli pula aku sih dengan senang hati akan memperlihatkan pula paras muka asliku!"
"Bagaimana kalau kita turun tangan ber-sama2?"
Dua orang itu pada saat yang bersamaan melepaskan topeng kulit manusia yang menutupi paras muka asli mereka.
Dengan pandangan tajam Siau Ling mengawasi orang itu dia lihat pria baju hitam itu adalah seorang pemuda berusia dua puluh tiga tahunan yang berwajah tampan sekali.
Dalam hati kecilnya sianak muda itu segera berpikir:
"Kalau ditinjau dari permainan jarus pedangnya serta tingkah polanya dalam berbicara maupun bersikap, ia mirip sekali dengan seorang iago persilatan yang sudah banyak tatun melakukan perialanan dalam dunia persilatan, sungguh tak nyana ia masih muda belia dan lagi berparas tampan"
Sementara itu pria baiu hitam sendiripun menatap waiah Siau Ling beberapa saat lamanya, kemudian menegur
"Siau Ling, engkau masih kenal dengan aku?"
Mendengar pertanyaan itu, satu ingatan dengan cepat berkelebat dalam benak Siau Ling, tiba2 ia teringat kembali akan seseorang dan orang itu bukan lain adalah Lan Giok Tong yang pernah mencatut namanya untuk berkelana dalam dunia persilatan tempo hari. (untuk mengetahui kisah ini, silah kan membaca : rahasia kunci wasiat oleh penyadur yang sama)
Dengan cepat pemuda itu menegur: "Apakah engkau adalah Lan Giok Tong?" "Benar, akulah orang she Lan."
"Lan-heng adalah seorang enghiong hoo han dan beriiwa seorang kesatria, sungguh tak kusangka engkau telah menggabungkan diri dengan pihak perkampungan Pek hoa san Cung"
Lan Giok Tong tertawa dingin.
"hehhh...heeehhh...heeeshhh... Siau Ling nama besarmu kian lama kian bertambah cemerlang tapi musuh yang berselisian dengan engkaupun makin lama makin banyak, ianganlah kau pandang dewasa ini terdapat banyak sekali iago persilatan yang melindungi dirimu tapi dalam kenyataan orang yang benar beuar memberi bantuan kepadamu hanyalan beberapa gelintir orang belaka."
Ia menengadah keatas dan menghembuskan napas paniang sambungnya lebih iauh.
"Menurut apa yang kuketahui gereja Siau lim si yang merupakan pusat kekuasaan dan kekuatan terbesar dalam dunia persilatan dewasa inipun telah dikuasai oleh Shen Bok Hong bukan saja meresa tak dapat membantu usahamu bahkan akan mengirim jago2 lihaynya untuk memusuhi dirimu"
Dalam hati Siau Ling merasa terperanjat sekali setelah mendengar perkataan itu, namun diluar wajahnya ia masih tetap pura2 berlagak tenang katanya:
"Aku sudah tahu kelau Shen Bok Hong telah mengirim mata2nya untuk menelusuri setiap partai, dan perguruan yarg ada dikolong langit dewasa ini"
Lan Giok Tong tertawa dingin.
"Heeehh...heeehh...heeeehah... aku rasa masih ada banyak persoalan yanp sama sekali tidak kau ketahui"
'Bolehkah aku mendengar penjelasanmu?"
"Bulan berselang bukankah engkau telah bentrok dengan orang2 dari perkampungan Pek in san cung didasar jurang Toan Hun gay digunung Heng san.??"
"Banyak benar urusanku yang diketahui olehnya pikir" Siau Ling didalam hati.
Diluaran ia segera mengangguk tanda membenarkan.
"Betul memang sudah terjadi peristiwa tersebut!"
Menurut apa yang berhasil kuketahui pihak perkampungan Pek in san Cung telah mengikat tali hubungan persahabatan yang sangat erat dengan orang2 perkampungan Pek-hoa san Cung, selain itu terdapat pula seorang jago yang tak memiliki pengalaman ataupun nama besar barang sedikitpun dikolong langit, tapi memiliki ilmu silat yang maha luar biasa dahsyatnya.. "
"Dia adalah seorang padri?!" sela Siau Ling ditengah pembicaraan itu.
"Bukan, orang itu bukan seorang padri melainkan seorang pemuda yang baru berusia dua puluh empat, lima tahunan, ia telah bekeria sama dengan pihak perkumpulan Pek hoa-san
Cung"
Tiba2 Siau Ling teringat kembali akan kenangan lamanya pada lima tahun berselang, sewaktu ia tercebur kedalam sungai dan di tolong seseorang yang mengaiak ia menguniungi sebuan gua batu diatas sebuah tebing batu karang yang curam, disitu telah bertemu dengan seorang kakek tua yang penuh penyakitan.
Kemudian, untuk mencuri iamur batu berusia seribu tahun guna mengobati penyakit Lam kiang giok, ia pernah menguniungi Bu wu-san sekali lagi. Pada waktu itu ia malah sempat bertempur sengit melawan maiikan muda dari gua batu itu.
Berpikir sampai disana iapun berkata: "Apakah orang itu berdiam ditebing curam gunung Wu san dalam sebuah gua
batu?
"Dugaanmu tak keliru setelah engkau tahu akupun tak usah banyak bicara lagi"
Setelah berhenti sebentar ia bertanya:
"Tahukah engkau apa sebabnya orang itu pada memusuhi engkau seorang?"
"Tentang soal ini aku sama sekali tak mengerti!"
"Karena Gak Siau Cha."
"Apa? karena enci Gak?" dari balik mata Siau Ling segera terpancar cahaya mata yang sangat berkilauan
"Memang begitulah keadaannya" sahut Lan Giok Tong setelah mendehem sebentar dia laniutkan "Beberapa orang itu merupakan jago2 kelas satu yang memiliki ilmu silat sangat tinggi dalam dunia persilatan mereka semua mempunyai satu tujuan yang sama terhadap dirimu yakni membunuh dirimu sampai mampus!"
Mendengar perkataan itu Siau Ling segera menengadah keatas dan tertawa ter-bahak2.
"Haaahh..haahh.-haahh.. karena persoalan itulah kalian rela berbakti dan mengabdi kepada pihak perkumpulan Pek-hoa-san Cung. menuruti perintah dari Shen bok hong "
"'Meskipun kami teluh bergabung dengan pihak perkumpulan Pek hoa-san cung, namun kedudukan kami hanyalah sebagai tamu belaka, kami telah mengadakan perjanjian lebih dahulu dengan Shen Bok Hong. Setelah membinasakan engkau Siau Ling maka itu berarti pula saat berakhirnya kerja sama diantara kami, Selanjutnya masing2 pihak tidak mempunyai hubungan apa2, dan keadaan kami bagaikan air sungai yang tidak mengganggu air sumur"
"Dan kalian percaya dengan janji dari Shen Bok Hong?!" seru Siau Ling sambil tertawa dingin.
"Shen Bok Hong tak boleh dipercaya dan tak ada harganya untuk dipercayai, beberapa orang ini bisa bekerja sama dengan seseorang yang sebenarnya tak dapat dipercayai, tahukah apa sebabnya?"
"Tidak lain tidak bukan karena mereka mempunyai satu cita cita dan satu tujuan yang sama. yakni rasa benci mereka yang terlalu mendalam atas dirimu, sehingga mereka pernah bersumpah dengan cara apapun juga engkau harus dilenyapkan dari muka bumi!"
Siau Ling tertawa ewa.
"Diantara kalian bertiga memang sudah pernah kutemui semua aku percaya ilmu silat yang kalian semua miliki memang. sangat lihay dan termasuk luar biasa sekali... "
Ia menengadah keatas dan tertawa terbahak-bahak, kemudian lanjutnya lebih jauh:
"Padahal sebenarnya kalian tak usah bekerja sama dengan Shen Bok Hong pun tak jadi soal asal kamu bertiga dapat bersatu padu dan bekerja sama, aku rasa mungkin aku sudah tak sanggup untuk menghadapi tenaga gabungan dari kalian
itu"
"Tak mungkin kami tak mungkin bisa bekerja sama!" "Kenapa???"
"Setelah kami bekerja sama untuk membinasakan dirimu, lalu akhirnya Gak Siau cha akan menjadi milik siapa??"
"Jadi kalau begitu, meskipun kalian telah bekerja sama dengan Shen Bok Hong untuk membinasakan aku, tapi setelah aku mati bukan sama saja kalian harus saling bunuh membunuh untuk akhirnya muncul seopemenang belaka... "
Tiba2 paras mukanya berubah jadi serius sekali, sambungnya lebih jauh :
"Gak Siau cha hanya seorang, sedangkan kalian bertiga! kecuali aku maka masih ada dua orang lagi diantara kalian bertiga yang harus dibunuh sampai mati!"
"Perkataanmu memang benar!" jawab Lan Giok Tong.
"Tapi bagaimanapun juga engkau adalah musuh cinta kami yang paling berat dan utama, dan engkau pula satu2nya orang diantara kita yang paling dicintai dan disayangi oleh Gak Siau cha, oleh sebab itu diantara kita berempat maka engkaulah per tama2 yang harus disingkirkan lebih dahulu, persoalan ini tak dapat dilakukan secara halus maupun dengan jalan damai, masing2 pihak harus menggunakan segala tipu muslihatnya untuk saling merobohkan, tentu saja orang pertama yang jadi sasaran adalah orang yang paling lemah kedudukannya',
'Baik, anggap saja apa yang kalian inginkan benar2 tercapai!" ujar Siau Ling dengan dingin, berkat kerja sama kalian dengan Shen Bok Hong maka aku berhasil di singkirkan, tapi berbicara menurut keadaan dan kenyataan maka diantara kalian bertiga, engkaulah yang paling lemah kedudukannya, jikalau kalian bertiga sampai saling bertempur dan saling bertarung, maka engkaulah per tama2 yang akau mampus!"
"Hmm! Tentang hal itu sih tak usah kau kuatirkan bagi seseorang yang cari nama dan kekuasaan dalam dunia bersilatan. Cari mati dalam soal cinta, kecuali mengandalkan tenaga dalam dan ilmu silat, bukankah kita dapat mengandalkan pula cara lain yang lebih ampuh luar biasa ?"'
"Rupanya engkau mempunyai rasa percaya pada diri sendiri yang begitu kuat?"
"Aku telah mengatur segala sesuatunya secara teliti, aku percaya usahaku tak akan menemui kegagalan"
"Baik! sekarang aku telah mengetahui keseluruhannya, dan untuk kesediaanmu untuk beritahu segala sesuatunya kepadaku ini, kuucapkan banyak2 terima kasih''
"Siau Ling tahukah apa sebabnya kuberitahukan segala sesuatunya kepadamu?"
"Ooooh .soal itu sih aku kurang tahu" jawab sianak muda itu terperangah.
"Bukankah engkau sudah mempunyai Pek-li peng yang kecantikan wajahnya tidak kalah dengan keayuan Gak Siau cha disamping itu engkaupun masih, mempunyai Lam kiong giok yang penyakitan dan kau tolong dengan pertaruhan jiwa ragamu"
"Rupanya Lan heng sudah menyelidiki sampai jelas semua persoalan mengenai diriku?"
"Tahu diri tahu lawan dengan begitu setiap pertempuran baru bisa dimenangkan, tentu saja aku harus menyelidiki nama lainmu dengan sejelas2nya dan seteliti2nya"
Mendadak nada suaranya berubah jadi keras bercampur ketus lanjutnya lebih jauh:
"Masa engkau tak cukup ditemani oleh dua orang cantik sekaligus? apakah engkau masih ada hasrat untuk mendapatkan pula diri Gak Siau cha?"
Siau Ling tertawa ewa.
"Lan heng janganlah berpikir yang bukan2 dan menilai seorang budiman dengan hati serta pikiran seorang manusia rendah yang bina dina martabatnya.,"
'Engkau seorang budiman ?" ejek Lan Giok Tong ketus.
"Meskipun aku bukan seorang budiman namun akupun tak pernah melakukan perbuatan yang dikutuk oleh langit dan dihina oleh sesama umat manusia, aku yakin perbuatan dan tingkah lakuku tak pernah merugikan siapapun juga."
"Perduli amat engkau adalah seorang budiman atau seorang ksatria yang gagah sejati, tapi dalam kenyataan keadaanmu pada saat ini sudah diliputi tanda2 keruntuhan sekalipun ada kekuatan inti pihak partai Bu tong yang mendukung perjuangan ini, itupun ibaratnya cahaya kunang2 yang hendak berlomba dengan sinar rembulan"
Setelah termenung dan berpikir sebentar ia melanjutkan jebih jauh:
"Sekarang engkau telah dianggap oleh semua umat persilatan dikolong langit sebagai seorang pendekar besar, seorang ksatria ber jiwa jantan dan rrerupakan pelita dalam perjuangannya menantang kekuasaannya Shen Bok Hong, andaikata usahamu kali ini untuk memimpin para jago persilatan dalam membasmi kekuatan perkampungan Pek hoa san Cung benar2 mencapai sukses maka namamu akan cemerlang dimana2 dan kedudukkanmu akan dihormati oleh setiap umat manusia"
"Lan heng toh sudah mengetahui dengan jelas keadaan yang benar" tukas Siau Ling "tapi apa sebabnya engkau tak mau berjuang demi keadilan dan kebenaran melainkan membantu kaum durjana untuk melakukan kelaliman dan
kebejatan??"
"waktu yang tersedia buat kita tak Cukup banyak aku ingin menyelesaikan lebih dahulu semua perkataanku" dalam hati Siau Ling berpikir: "rupanya dia hendak tundukan hatiku dengan kata, coba akan kudengar perkataan apa saja yang akan dia katakan??"
Berpikir sampai disini ia lantas berkata: "silahkan Lan heng utarakan keluar akan kudengarkan dengan seksama!"
Perlahan2 Lan giok tong mendehem ringan lalu berkata:
"Seandainya Siau Ling bernasib jelek dan tak untung menderita kekalahan total, bukan saja semua pasukanmu akan musnah bahkan engkaupun harus mengorbankan jiwa ragamu sendiri, pada waktu itu seluruh kolong langit akan terjatuh dibawah kekuasaan Shen Bok Hong, keadaan tersebut pasti akan menyedihkan umat persilatan yang ada dikolong langit, penderitaan dan siksaan yang harus mereka alami pada wak tu itu benar2 tak berani dibayangkan mulai sekarang"
"Lan beng toh sudah mengetahui persoalan itu sedemikian jelasnya, apa sebabnya engkau tak bersedia untuk tampil kedepan dan sumbangkan segenap tenagamu untuk menyelamatkan dunia persilatan dari musibah yang luar biasa
itu?"
"Dalam hati kecilnya sih memang ada niat untuk membantu segala usaha dan perjuangan Siau tayhiap. Cuma., sebelum itu aku harap Siau tayhiap pun menyanggupi dahulu sebuah permintaanku"
"Apa permintaanmu itu?!" tanya pemuda Siau Ling sambil tertawa hambar.
"Tentu saja persoalan itu ada sangkut pautnya dengan diri
Gak Siau cha!!"
Siau Ling tarik napas panjang .
"Bagaimana dengan diri Gak Siau cha??" ia bertanya.
"Asalkan Siau heng bersedia membantu diriku sehingga nona Gak akhirnya kawin dengan aku dan menjadi istriku, maka akupun dengan suka hati akan menyumbangkan segenap kemampuan serta tenaga yang kumiliki untuk membantu perjuangan Siau-heng melawan Shen Bok Hong, bukan saja usaha menolong nona Pek Li dapat kulakukan dengan mudah sekali bagaikan membalikkan telapak tanganku sendiri, Bahkan akupun akan membantu engkau sehingga tenaga terakhir dari perkumpulan Pek-hoa san Cung tersapu lenyap dari muka bumi?"
Mendengar tawaran itu. dalam hati kecilnya Siau Ling merasa amat gusar sekali, tapi ia berusaha dengan sepenuh tenaga untuk menahan golakan hawa amarahnya itu, perlahan! katanya :
"Kalau toh Lan-heng sangat mengagumi nona Gak, kenapa engkau tidak mohon sendiri kepadanya atau meminang langsung kepada nya? Aku rasa dalam urusan semacam ini, tak mungkin aku bisa memberikan bantuannya untukmu"
"Bukannya engkau tak bisa membantu, tapi yang jelas engkau tak bersedia memberikan bantuannya, bukankah begitu?" desak Lan Giok Tong lebih jauh.
Siau Ling segera tertawa dingin.
"Perkataanmu yang hendak Lan beng ucapkan sekarang telah kudengar semua hingga selesai, aku rasa kitapun harus segera melanjutkan kembali perjalanan kita ini."
"Aku lihat sebelum Siau-heng melihat peti mati engkau tak akan mengucurkan air mata; sebelum sampai ditepi sungai huang hoo engkau tidak putus hati!"
"Maksud baikmu untuk membantu diriku biarlah aku terima dalam hati saja, tapi soal bantuan nona Gak, rasanya aku tetap tak bisa membantu engkau, rasanya kitapun tak usah banyak bicara lagi"
Lan Giok Tong tidak banyak bicara, ia menuntun kudanya dan segera loncat naik keatas punggung tunggangannya.
"Ayoh berangkat!" ia berseru, tali les kudanya disentak dan kuda itupun dengan cepatnya meluncur kedepan.
Buru2 Siau Ling mengejar dari arah belakang dua ekor kuda itu bagaikan anak panah lepas dari busurnya segera kabur kearah depan.
Rupanya Lan Giok Tong sudah hapal sekali dengan jalan disekitar tempat itu. Ditengah kegelapanpun tak usah menentukan arah guna mengenali kembali jalannya kuda mereka dilarikan terus dengan kencangnya.
Setelah berlarian beberapa waktu lamanya lari kuda mereka berdua tiba2 jadi lambat keringat membasahi tubuh kuda jempolan itu dan lari merekapun seakan2 dibebani dengan benda yang berat sekali.
"Lan-heng!" Siau Ling segera berseru ''aku rasa kuda tunggangan kita sudah tak mampu untuk melanjutkan perjalanan lagi!''
Baru saja perkataan itu keluar dari mulutnya. Tiba2 Lan Giok Tong loncat bangun dari kudanya dan baru saja sang badan melayang keangkasa. kuda itu sudah roboh binasa keatas tanah.
Siau Ling segera mengempos tenaga dan melayang tinggalkan pelana kuda tunggangannya.dengan enteng ia melayang turun keatas permukaan tanah.
Kuda yang ditungganginya tadi kembali lari beberapa jauh kearah depan, akhirnya binatang itupun menggeletak diatas tanah.
Sambil berpaling memandang sekejap kearab dua ekor kuda yang menggeletak ditanab kembali Lan Giok Tong berkata :
"Siau beng, sudahkah engkau pikirkan kembali apa yang kuucapkan tadi?"
"Sudah kupikirkan!"
"Apakah Siau heng bersedia untuk merubah jalan pikiranmu
itu?!"
"Maaf. aku tetap dalam pendirianku semula!"
Lan Giok Tong segera tertawa dingin "kalau begitu mari kita lanjutkan perjalanan."
Tanpa banyak bicara lagi ia mengepos te naga dan melanjutkan perjalanan dengan berlarian kearah depan.
Siau Ling rasakan gerakan lari pemuda itu makin lama semakin cepat akhirnya tak kalah cepatnya dengan lari seekor kuda. Terpaksa ia mengempos tenaga dan mengejar dari belakang.
Perjalanan yang dilakukan saat ini benar2 sangat cepat sekali kurang lebih tiga puluh li kemudian Lan Giok Tong baru menghentikan gerakan larinya.
Ketika ia berpaling kebelakang tampaklah Siau Ling masih tetap mengejar dibelakang tubuhnya pada jarak tiga empat depa, paras mukanya tetap tenang dan paras mukanya tidak dibasahi oleh air keringat Dengusan napas pun biasa dan normal sekali.
Sebaliknya Lan Giok Tong sendiri secara lapat2 mendengar bahwa dengusan napasnya agak memburu Dengan cepat dia kerahkan tenaga dalamnya untuk menekan napasnya yang agak memburu itu hingga tidak bersuara, sambil tertawa ewa pujinya:
"Siau heng ilmu meringankan tubuh yang kau memiliki benar2 lihay sekali."
"Saudara Lan terlalu memuji!" sementara dalam hati kecilnya diam2 ia berpikir dengan hati gelisah:
"Dengan saudara lain aku telah berjanji untuk meninggalkan tanda rahasia disepanjang jalan agar mereka dapat mengajar diriku ketempat ini, tapi sepanjang perjalanan Lan Giok Tong melakukan perjalanannya dengan begitu cepat sehingga membuat orang sama sekali tak dapat berhenti barang sebentar pun juga untuk tinggalkan kode rahasia... aku tahu dua orang saudaraku itu bukanlah orang2 yang memandang rendah soal setia kawan, sekalipun mereka tidak berhasil menemukan tanda rahasia sepanjang jalan, tapi aku percaya mereka tak akan berhenti atau membatalkan perjalanan nya di tengah jalan, jikalau mereka sampai datang kemari secara ngawur dan gegabah, bukan saja tak akan membantu apa2 terhadap diriku, bahkan jiwa merekapun bakal terancam oleh mara bahaya, bagaimana baiknya sekarang??"
Sementara ia masih termenung, Lan Giok Tong dengan suara dingin telah berkata :
"tiba2 aku telah teringat akan suatu persoalan, dan mau tak mau terpaksa aku harus beri tahu kepada Siau heng lebih
dahulu""
'Persoalan apa??'
"Apabila dugaanku tidak salah, maka semestinya dibelakang Siau-heng pastilah terdapat banyak jago lihay yang menyusul serta menguntit perjalananmu!!"
Mendengar perkataan itu Siau Ling merasa amat terperanjat, pikirnya dihati:
"Bukan saja orang ini memiliki ilmu silat yg sangat lihay, kecerdasan otaknya-pun sangat mengejutkan hati... aku harus bertindak lebih hati2 dalam menghadapi dirinya."
Dalam hati meskipun berpikir demikian, namun diluaran ia tetap tertawa ewa.
"Aku rasa mereka pasti akan menganggap persoalan ini sebagai suatu urusan yang tak perlu diherankan!"
"Aku akan membuat mereka jadi kelabakan dan tak sanggup mengejar jejakmu, mungkin juga akan kurubah arah tujuannya agar mereka dengan sendirinya masuk perangkap"
Siau Ling mendongkol sekali, diam diam ia mencaci maki didalam hatinya:
"Kurang ajar ... benar2 keji dan telengas hati orang ini!"
Dengan suara dingin ia segera berseru.
"Lan-beng menganggap dirimu sebagai seorang manusia yang cerdik dan banyak akalnya, tapi menurut pandanganku, belum tentu apa yang kau harapkan bisa terpenuhi sesuai dengan apa yang kau inginkan '
Lan Giok Tong tertawa dingin.
"heeehh...beeehh...heeehh... engkau anggap aku tak dapat melihat keadaan Siau-heng yang sebenarnya? Sekalipun diatas wajahmu engkau dapat mempertahankan ketenangan hatimu, dalam kenyataan hatimu sedang bergolak keras"
Siau Ling menyadari, apabila ia banyak bicara maka suatu kali pasti akan salah berbicara, dengan cepat pemuda itu membungkam seribu bahasa.
Ketika dilihatnya Siau Ling sama sekali tidak bersuara. Lan Giok Tong segera mendehem ringan sambil bertanya :
"Siau-heng, apakah jalan pikiranmu sudah jauh lebih terbuka lagi?"
"Pikiran soal apa?!"
"Mengenai urusan yang menyangkut nona Gak, apakah Siau heng lebih memberatkan nona gak daripada keberhasilanmu dalam memenuhi cita2 yang kau idamkan??"
"Bagaimana kalau kita jangan membicarakan tentang urusan ini lagi .??"
"Bukankah engkau merasa serba salah menghadapi keadaan ini??"
Siau Ling mendengus dingin:
"Dengan amat jelas dan tenang sudah kukatakan sejak tadi aku tak mungkin rmembantu dirimu sekalipun dibicarakan seribu kali atau sepuluh ribu kali juga sama sekali tak ada gunanya!'
Lan Giok Tong berpaling dan memandang sianak muda itu sekejap ujarnya serius:
"Siau heng inilah kesempatan terakhir bagimu jika kesempatan ini dilewatkan dengan begitu saja maka kendatipun akhirnya Siau heng merasa menyesal pada saat ini urusan sudah tak dapat diatasi lagi!"
Siau Ling tidak memperdulikan Lan Giok Tong lagi dalam hati kecilnya secara diam2 sedang memperhitungkan bagaimana caranya meninggalkan tanda rahasia disepanjang jalan disekitar tempat itu tanpa sepengetahuan Lan Giok Tong.
Terdengar pemuda she Lan tertawa dingin lalu berseru:
"Apa yang dapat kuucapkan hanya sampai disini saja, apabila Siau heng tak mau mendengarkan nasehatku .. yaa apa boleh buat lagi? akupun tak bisa berbuat lain. ."
Berbicara sampai disitu, mendadak ia bertepuk tangan tiga kali dengan nyaring.
Bersamaan dengan menggemanya suara tepukan tangan itu, tiba2 dari tempat kegelapan dibalik semak belukar muncullah empat orang pria kekar.
Keempat orang pria itu mengenakan pakaian ringkas berwarna hitam gelap, masing2 menyoren sebilah golok gan leng to diatas punggungnya.
Dengan sorot mata yang tajam Siau Ling menyapu sekejap keempat orang itu, ia merasa tak seorangpun diantara mereka yang dikenal olehnya, sambil tertawa dingin pemuda itu membungkam dalam seribu bahasa.
Dengan suara yang nyaring dan lantang Lan Giok Tong berkata:
"Sudahkah kalian berempat perhatikan orang ini dengan seksama? dialah Siau Ling yang mempunyai nama besar yang amat tersohor sekali dikolong langit... "
Sesudah berhenti sebentar, sambungnya lebih jauh:
"Segala sesuatunya ternyata persis tepat seperti apa yang di duga oleh Shen hoa Cuncu. Meskipun tayhiap ini berani kemari seorang diri namun dibelakang tubuhnya masih terdapat jago2 persilatan yang menguntit perjalanannya, kalian harus hati2 menjaga tempat ini"
"Kami akan turut perintah! "jawab empat orang pria itu sambil membungkuk memberi hormat:
Lan Giok Tong ulapkan tangannya "nah sekarang kalian berempat boleh segera mundur kembali ketempat semula!"
Empat orang pria baju hitam itu sama2 memberi hormat kepada Lan Giok Tong kemudian mengundurkan diri kembali kedalam semak belukar dan menyembunyikan diri.
Sepeninggal keempat orang itu Lan giok tong mendehem ringan lalu berkata:
"Mari kita lanjutkan perjalanan kita!" dengan langkah lebar ia berangkat lebih dahulu meninggalkan tempat itu.
Siau Ling segera menggerakan tubuhnya menyusul Lan giok tong.
Gerakan tubuh mereka kian lama kian bertambah cepat dalam beberapa waktu saja mereka sudah menempuh perjalanan sejauh belasan li dari tempat semula.
Suatu ketika Lan Giok Tong menghela napas panjang, ujarnya lirih :
"Siau-heng, sudahlah kau lihat kesemuanya itu??!"
"ehmm! kenapa sih?"
Menggunakan kesempatan dikala berlangsungnya pembicaraan itu, secara diam2 pemuda itu membuat dua buah kode rahasia disisi jalan.
"Di-sepanjang jalan yang bakal kita tempuh, semuanya telah disiapkan tujuh tempat jebakan yang sangat tangguh " ujar Lan Giok Tong menerangkan, dalam setiap jebakan yang tersedia, bersiap siagalah beberapa orang jago lihay yang ampuh dalam melepaskan senjata rahasia.. "
"Kecuali kalau mereka tidak berhasil temukan jalaran ini, andaikata mereka betul! berhasil menjumpai jalanan yang kita tempuh ini. maka mereka yang berani munculkan diri berarti akan dipaksa oleh mereka untuk menjadi petunjuk jalan !"
Mendengar perkataan itu, Lan Giok Tong segera menengadah keatas dan tertawa terbahak2.
''Haaahhe..haaahhh...haabii...rupanya kalau Shen Bok Hong ditandingkan dengan dirimu tayhiap maka otaknya engkau masih kalah jauh"
"maksudmu??"
"engkau anggap orang2 itu mengetahui semua dimanalah Pek Li berada."
Sesudah berhenti sebentar sambungnya lebih jauh:
"Mereka hanya tahu menjaga pos mereka serta
mempertahankan tempat itu dari serangan musuh, jalan
kearah mana yang harus ditempuh tak mungkin bakal
diketahui dari mulut mereka"
"Cara Lan beng untuk memaksa dan menggertak orangpun hanya begitu2 saja? Aku telah memahami semua dengan sangat jelas mulai sekarang jikalau Lan beng masih mempunyai cara lain yang jauh lebih keji dan lihay silahkan dikeluarkan semua aku tak ingin diancam dan digertak oleh Lan heng dengan ketajaman lidahmu"
"Baik ayoh kita lanjutkan perjalanan"
Dua orang itu segera meneruskan kembali perjalanan mereka, satu berjalan didepan sedang yang lain mengikuti dari arah belakang, dalam perjalanan kali ini Lan Giok Tong benar2 tidak buka suara ataupun berbicara lagi.
Ilmu meringankan tubuh yang dimiliki Siau Ling berasal dari ajaran Hu-sian Cu yang tersohor karena kelihayannya dikolong langit, tentu saja kalau dibandingkan dengan Lan Giok Tong maka ilmu meringankan tubuh yang dimliki sianak muda itu beberapa kali lipat jauh lebih lihay.
Tetapi selama melakukan perjalanan tak pernah Siau Ling berusaha untuk melampaui Lan Giok Tong, ia selalu mengikuti dibelakang tubuhnya, disamping menggunakan kesempatan yang sangat baik itu untuk meninggalkan kode rahasia disepanjang jalan agar bisa berhubungan dengan Sang pat..
Hanya saja tanda rahasia yang ditinggalkan olehnya saat ini telah sedikit dirubah, meskipun dalam hati kecilnya ia tahu bahwa kode rahasia yang sedikit dirubah oleh nya itu mungkin akan menyulitkan diri sang pat namun asal It bun han too ikut hadir, maka sudah pasti jago lihay yang amat cerdik itu dapat memecahkan rahasia tersebut.
Dalam hal ilmu silat walaupun kepandaian yang dimiliki It bun han too tidak banyak membantu usaha untuk menanggulangi masalab besar ini namun kecerdasan otaknya benar2 merupakan musuh tangguh dari Shen Bok Hong dalam pertempuran besar antara golongan lurus dan sesat. Kali ini bantuan bun han too sangat diperlukan mempengaruhi sekali perkembangan selanjutnya.
Sementara pemuda itu masih melamun tiba2 Lan Giok Tong menghentikan getakan tubuhnya'
Siau Ling yang selama ini hanya memikirkan masalah dalam hatinya sama sekali tak menyangka kalau musuhnya menghenti kan tubuh secara mendadak hampir saja ia menumbuk tubuh pemuda Lan tersebut.
Lan Giok Tong tertawa ewa katanya
"Siau beng apakah engkau ingin beristirahat sebentar?"
'Tentang soal itu sih terserah kepada Lan heng sendiri kalau kau ingin istirabat maka istirahatlah lebih dahulu!"
Sorot matanya dialihkan kesekeliling tempat itu, tampaklah cahaya sang surya berwarna kuning ke emas2an memancar diatas rumput yang rimbun dan membiaskan cahaya tajam yang amat menyilaukan mata.
Ternyata perjalanan mereka tanpa terasa telah berlangsung dari malam hari hingga fajar menyingsing.
Sambil menuding kearah bukit hijau nun jauh disana yang kelihatan secara lapat2 Lan Giok Tong berkata:
'Bukit didepan sana itulah gunung soat hong san"
"Bukankah Shen Bok Hong telah menantikan kedatanganku diatas bukit soat-hong san itu?
Air muka Lan Giok Tong berubah jadi amat serius dengan nada dingin sahutnya. 'Tentang soal ini maaf! Aku tak dapat memberitahukan padamu. "
SiauLing tertawa ewa dan tidak banyak bicara lagi.
Tiba2 Lan Giok Tong duduk bersila diatas tanah pejamkan mata dan mengatur pernapasan.
Rupanya setelah melakukan perjalanan jauh selama ini, ia merasakan badannya penat dan kehabisan tenaga.
Lan Giok Tong memahami dengan jelas, sebelum Siau Ling berhasil temukan diri Pek-li maka sianak muda itu tak mungkin akan menyergap atau melukai dirinya, oleh sebab itulah ia dapat mengatur pernapasan dengan hati lega.
Sebaliknya bagi Siau Ling sendiri, mau tak mau terpaksa ia harus mengadakan persiapan untuk menghadapi segala kemungkinan yang tidak diinginkan, pemuda itu bergerak menuju kebawah sebuah pohon kecil kurang lebih dua tombak dari Lan Giok Tong. duduk bersandar diatas dahan dan beristirahat sebentar.
Kurang lebih sepertanak nasi kemudian, tiba2 terdengarlah suara derap kaki kuda yang santar berkumandang datang dari tempat kejauhan..
Ketika ia menengadah, tampaklah diatas kuda yang sedang lari mendekat duduklah seorang pemuda berpakaian serba hitam.
Ketika tiba di hadapan Lan Giok Tong. pemuda baju hitam itu mendadak menarik tali les kudanya membuat kuda tunggangan itu secara mendadak berhenti berlari.
Sikap pemuda itu terhadap Lan Giok Tong sopan dan sangat menghormat, setelah loncat turun dari atas kuda ia segera memberi hormat kepada Lan Giok Tong dan membisikan sesuatu dengan suara yang amat lirih.
Tampaklah Lan Giok Tong anggukkan kepalanya dan menjawab pula beberapa patah kata.
Karena jarak yang terlampau jauh, sulit bagi Siau Ling untuk mendengarkan pembicaraan dari kedua orang itu.
Terlihatlah pria baju hitam itu menyahut dan loncat naik kembali keatas kudanya, kemudian menceplak tunggangan itu meninggalkan tenpat tersebut.
Menunggu pria baju hitam itu sudah pergi jauh, Lan Giok Tong baru berpaling ke-arah Siau Ling dan berteriak keras :
"Siau heng, mari kita segera lanjutkan perjalanan!"
"Ayohlah, aku sih mengikuti maksud hatimu saja"
"Baik! aku akan membawa jalan untukmu" dengan langkah lebar ia segera berangkat lebih dahulu.
Siau ling segera menyusul dari belakang, beberapa saat kemudian ia telah berhasil mengejar sampai dibelakang Lan Giok Tong. rupanya atas penolakan dari Siau ling tadi Lan Giok Tong menaruh rasa benci dan dendam yang mendalam terhadap dirinya, sepanjang perjalanan ia tak pernah berpaling kebelakang untuk menengok sekejappun kearah musuhnya.
Siau Ling sendiri walaupun dalam hati kecilnya terdapat banyak urusan yang hendak ditanyakan Lan Giok Tong, tapi dia sendiripun menyadari andaikata dia mengajukan pertanyaan kepada pemuda itu dalam keadaan seperti ini, bukan saja sukar untuk memperoleh jawaban bahkan akan disindir secara pedas oleh musuhnya itu, karenanya terpaksa ia menahan diri dan membungkam dalam seribu bahasa.
Tanpa berpaling barang sekalipun.Lan Giok Tong melanjutkan perjalanannya sejauh beberapa puluh li, akhirnya mereka ber henti didepan sebuah rumah gubuk. Siau Ling mendehem ringan, tegurnya : "'Lan heng, tempat apakah ini?" tanpa berpaling Giok Tong menjawab :
"Tempat untuk mengisi perut setelah melakukan perjalanan sejauh ini apakah Siau heng tak merasakan lapar?"
Siau Ling tidak berbicara lagi. sorot matanya dengan tajam menyapu sekejap sekali gubuk itu ia temukan dua batang pohon kecil didepan rumah tadi. maka dengan cepat ia meninggalkan tanda rahasia disana kemudian mengikuti dibelakang Lan Giok Tong masuk kedalam ruangan.
Rumah gubuk itu sederhana sekali dan sama sekali tiada sesuatu keistimewaan apa-pun, hanya saja lantai dan ruangan disapu bersih sekali hingga tak nampak adanya debu yang menempel.
Sebuah meja bulat berkaki delapan terletak ditengah ruangan, diatas meja sudah tersedia beberapa macam makanan ringan yang lezat.
Begitu masuk kedalam ruangan. Lan Giok Tong segera mengambil kursi ditempat utama, lalu serunya:
"Ada orang disini??"
Seorang gadis mengiakan dan buru2 munculkan diri dari balik ruangan.
Lan Giok Tong segera mendehem ringan dan berseru:
"Emas. kayu, air, api, tanah, orang pertama dari timur."
Gadis cantik berbaju hijau itu mengernyit kan sepasang alisaya yang lentik, kemudian sambil memberi hormat sapanya.
"Engkau adalah Lan toa ya! '
"Benar, setelab melakukan perjalanan jauh kami merasa lapar sekali, siapkan sayur dan arak!."
Gadis itu menyahut dan buru2 mengundur kan diri. beberapa .saat kemudian sayur dan arak telah dihidangkan.
Sesudah meneguk secawan arak, Lan Giok Tong berkata dengan suara dingin.
"Sebelum senja menjelang tiba nanti, Siau-heng sudah dapat bertemu dengan nona Pek Li, andaikata Siau-heng punya keberanian mungkin saja pada saat itu juga engkau akan berhasil merebut kembali nona Pek Li Sekarang lebih baik makanlah sedikit untuk mengisi perut, agar supaya kekuatan badanmu masih tetap utuh "
Siau Ling tidak segera menjawab dalam hati kecilnya ia berpikir:
''Shen Bok Hong adalah seorang manusia yang licik dan sangat berbahaya perbuatan macam apapun dapat dilakukan olehnya secara keji lebih baik sayur dan arak ini jangan dimakan saja dari pada terjadi hal yang tak diinginkan, berpikir sampai disini diapun berkata:
"Aku tidak lapar pun tidak dahaga lebih baik Lan heng bersantap seorang diri"
Setelah berhenti sebentar ia lanjutkan kembali.
"Seandainya Lan heng tidak merasa lapar dan dahaga lebih baik bertindaklah sedikit lebih hati2!"
Mula2 Lan Giok Tong terperangah kemudian sambil tertawa ter bahak2 serunya
"Haaahhh . .haaahhh. .haaahhh... apakah Siau heng takut dalam sayur dan arak ini sudah dicampuri obat racun yang
keji"
"Bila ditinjau sikap serta watak Shen Bok Hong dihari2 biasa sukar dikatakan apakah ia telah mencampurkan obat racun kedalam sayur dan arak ini atau tidak?"
Dari sakunya Lan Giok Tong ambil keluar sebatang tusuk konde yang dibuat dari gading kemudian dicelupkan kedalam sayur dan arak yang dihidangkan didepan mata setelah itu ujarnya sambil tertawa:
'Siau beng terlalu banyak curiga" dengan lahapnya ia minum dan makan hidangan yang ada didepan mata hingga ludas sama sekali.
Siau Ling sendiri walaupun perutnya amat lapar namun dengan sekuat tenaga masih mempertahankan diri dan tak mau makan barang sesuappun.
Dalam waktu singkat Lan Giok Tong telah selesai bersantap sementara Siau Ling sendiri tak setetes airpun yaog membasahi kerongkongannya.
Gadis baju hijau itu membereskan sisa sayur dari meja lalu bertanya.
"Lan toaya apakah engkau hendak beristirahat dahulu?"
"Tak usah aku hendak melanjutkan perjalanan"
Seraya berkata ia bangkit berdiri dan berjalan menuju keluar ruang gubug itu.
Siau Ling teringat kembali akan peringatan dari Lan Giok Tong seandainya ia sama sekali tak makan maka kekuatan tubuhnya pasti akan menyusut dan mengalami kemunduran karena itu sewaktu lewat dirumah petani yang berdiam disekitar sana ia telah membeli kueh kering yang terbuat dari terigu untuk mengisi perut yang lapar.
Lan Giok Tong yang menyaksikan perbuatannya itu dari samping kalangan segera menyindir dengan suara tajam.
"Hmm! agaknya Siau heng takut menghadapi kematian?"
"Darimana engkau bisa berkata begitu?"
"Siau heng, tak berani makan dan minum sayuran dan arak yang dipersiapkan itu menandakan bahwa engkau takut sayur dan arak tersebut telah dimasuki racun keji yang mengakibatkan engkau mati akibat keracunan bukankah
begitu?"
Siau Ling tertawa ewa.
"Cara Shen Bok Hong menguasai jago2 di dunia persilatan hingga tunduk pada perintahnya bukan lain adalah per tama2 melepaskan sejenis racun keji yang tak bisa di sembuhkan kedalam tubuh mereka semua, kecuali minum obat pemunah khusus yang hanya ada dalam sakunya kendatipun seorang tabib sakti romor wabid dikolong langitpun tak mungkin bisa menyembuhkan racun aneh hasil campurannya yang dibikin secara khusus itu. Lan heng lebih baik jangan menguatirkan nasibku tapi pikirkanlah lebih dulu nasib serta keselamatanmu pribadi."
Ucapan tersebut dengan cepat menggerakkan hati Lan Giok Tong rasa kaget dan terkesiap melintas diatas wajahnya, tapi hanya sebentar saja ketenangan kembali menyelimuti seluruh wajahnya, ia tertawa ewa dan menjawab:
"Sebelum engkau berhasil dibunuh sampai mati aku rasa belum tentu Shen bok hong sampai turun tangan sekeji itu terhadap anak buahnya terutama terhadap aku."
'Yaaa. . apa yang dapat kuucapkan hanya terbatas sampai disini saja, mau menurut atau tidak bukan menjadi urusanku kesemuanya tercerah pada keputusan lan-heng sendiri."
Lan Giok Tong tak banyak bicara lagi ia segera melanjutkan perjalanan menuju kedepan.
Setelah melanjutkan perjalanan selama kurang lebih satu jam kemudian, akhirnya tibalah kedua orang itu dibawah kaki sebuah bukit, ketika pemuda itu angkat kepalanya, tampaklah rentetan bukit memanjang hingga jauh sekali, sebuah jalan datar menghubungkan kaki bukit dengan puncaknya.
Lan giok tong berpaling dan memandang sekejap kearah Siau Ling, kemudian serunya dingin :
"kita sudah sampai ditempat tujuan!"
Dengan langkah yang amat cepat ia menerotos naik keatas bukit tersebut.
Siau Ling segera enjotkan badan dan nyusul dengan kencangnya dibelakang orang itu.
Kurang lebih beberapa puluh tombak kemudian, tiba2 Lan Giok Tong membelok ke arah sebelah kanan.
Dibalik rimbunrya dedaunan yang hijau dan segar, tampaklah dinding bangunan muncul dengan megahnya.
Rupanya dipunggung bukit hutan yang lebat telah dibangun sebuah rumah bata yang indah, megah dan mentereng.
Setibanya dihadapan bangunan rumah itu, terbaca oleh Siau Ling diatas sebuah papan nama yang terbentang didepan pintu bertulisan beberapa huruf yang berbunyi :
"Pesanggrahan Bu wa Siau-Cut"
Membaca tulisan itu, dalam hati kecilnya pemuda itu segera berpikir :
"Entah tempat pertapaan dari jago lihay manakah yang telah dirampas dan dipergunakan oleh Shen Bok Hong??"
Dalam pada itu Lan Giok Tong telah mengetuk tiga kali diatas pintu kayu yang tertutup rapat diiringi suara gemericitan nyaring pintu itu segera terbentang lebar.
Seorang pria tinggi besar yang berbadan bongkok berdiri angker didepan pintu, orang itu ternyata bukan lain adalah Shen Bok Hong sendiri.
Disisi kiri Shen Bok Hong berdiri seorang padri tua berpakaian kasa warna kuning, sedang disebelah kanannya berdiri seorang wanita berbadan suku biau yaug bukan lain adalah Kim hoa hujin.
Belum sempat Siau Ling buka mulut untuk mengucapkan sesuatu, Shen bok hong telah mengeluarkan telapak tangannya yang menyeramkan itu sambil tersenyum.
"Saudara Siau" ia berseru "semoga dalam pertemuan kita saat ini, pembicaraan yang akan berlangsung bisa dilakukan dalam suasana riang gembira"
Dalam keadaan terdesak dan posisi yang sangat tidak menguntungkan mau tak mau terpaksa Siau Ling harus mengeluarkan telapaknya untuk menjabat tangan Shen Bok Hong:
"Suasana tentu saja dapat berjalan dengan riang gembira asal sikap Shen Hoa Cungcu terhadap aku orang she Siau pun berjalan sebagai mana mestinva"
"Diruang tengah sudah tersedia aneka macam sayur dan arak wangi bagaimana kalau saudara Siau bersantap dan minum arak lebih dahulu sebelum pembicaraan kita langsungkan?"
"Setelah datang kesini kenapa aku musti ragu2 menerima undangannya?" pikir Siau Ling dalam hati
'Akan kulihat dan kurasakan kelihayan macam apakah yang akan dia perlihatkan terhadap diriku."
Berpikir sampai disitu tanpa diundang lebih jauh oleh Shen bok hong ia segera melangkah masuk lebih dahulu kedalam ruang tengah.
Suasana dalam ruangan itu santai indah dan menyenangkan, beraneka macam sayuran lezat dan arak wangi telah tersedia diatas. sebuah meja perjamuan, bahkan cawan2 yang tersedia sudah diisi penuh dengan arak wangi.
"Saudara Siau, silahkan untuk pilih tempat sendiri?" bisik Shen Bok Hong.
Siau Ling alihkan sorot matanya menyapu sekejap sekeliling tempat itu, akhirnya ia pilih tempat tepat dibawah kursi utama.
Shen Bok Hong sendiri duduk dikursi tuan rumah, padri baju kuning duduk disisi kiri nya sedangkan Kim hoa hujin serta Lan Giok Tong menempati disisi sebelah kanan.
Siau Ling segera masukkan sepasang tangannya kedalam saku, diam2 ia kenakan sarung tangan kulit ular sementara hawa murni disalurkan keseluruh badan bersiap sedia menghadapi segala kemungkinan yang tidak diinginkan, mulutnya tetap membungkam dalam seribu bahasa.
Pertama2, Shen Bok Hong angkat cawan-nya lebih dahulu dan menghabiskan isi cawannya kemudian sambil tersenyum dia berkata:
"Saudara Siau bagaimana kalau minum arak dan bersantap
lebih dahulu??"
"Shen toa Cuncu" sahut Siau Ling cepat, Apabila engkau ada urusan yang hendak diutarakan keluar harap segera diucapkan, perutku sama sekali tidak lapar, biarlah arak wangi dan sayur itu kuterima dalam hati saja."
Shen bok hong tertawa kering.
'Saudara Siau rupanya engkau mempunyai pandangan yang terlalu dalam terhadapku? "
"Perkataan shen toa CunCu terlalu serius" sesudah berhenti sebentar ia melanjutkan
"Sekarang nona Pek Li berada dimana? apakah syaratnya jikalau aku hendak membawanya tinggalkan tempat ini?"
"Nona Pek Li tidak berada disini tapi ia berada dalam keadaan baik2 saja tanpa mengalami cindera berat sedikit juga, Tentu saja kalau saudara Siau mau membawanya pergi
dari sini maka engkau musti mengabulkan dulu beberapa buah permintaanku."
"Oooh jadi maksud tujuan shen toa-Cungcu memancing kedatanganku kemari, adalah untuk memaksa aku agar menyanggupi beberapa buah syarat yang kau ajukkan itu?" sela Siau Ling dengan cepat:
"Bukan bukan itu ! perkataan muncul dari mulutku dan masuk kedalam telinga saudara Siau, mengenai soal mau mengabulkan permintaan itu atau tidak sama sekali terserah pada keputusanmu sendiri tak ada seorang manusiapun yang berani memaksa kemauanmu untuk terima syarat2 tersebut"
"Baik! coba shen toa Cungcu sebutkan dahulu apa saja syarat yang akan kau ajukkan??"
"Kalau dibicarakan sebetulnya gampang dan sangat sederhana aku Cuma minta saudara Siau mulai detik ini juga mengundurkan diri dari dunia persilatan dan tidak memusuhi diriku lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Budi Ksatria - Wo Lung Shen
AkcjaDALAM kisah "RAHASIA ISTANA TERLARANG" diceritakan bahwa Shen Bok Hong didesak oleh It-bun Han Too untuk menelan buah beracun sebagai syarat bagi dibukanya pintu istana terlarang. Shen Bok Hong ketua dari perkampungan Pek Hoa Sanceng yang terdesak a...