Chapter 4 - Murid Baru

49 2 0
                                    

A/N 
Kalimat yang di italic itu ucapan dalam hati nya tokoh Adam Kalimat yang di Underlined itu kalimat pemanis hehe :v. 

10 orang newbie dalam World Of Fantasy masuk ke ruangan boss namun hanya aku dan Kiriyo88 yang dalam satu Party dan yang lain solo player. Dengan level paling tinggi adalah level 10 sebanyak 5 orang sisanya dibawah sepuluh, maka sudah dipastikan hasilnya adalah sebuaah kekalahan. Boss yang kami lawan memiliki 5 buah pion yang mencegah player menyentuh Boss, dan Boss sendiri memiliki level 20 dan nampaknya rasnya adalah Necromancer karena penampilannya memakai jubah hitam,berambut keabu abuan panjang, dan memakai topeng. Nama boss itu adalah Damned King. 

Kami berusaha menyerang sebisa kami, namun tiap tebasan tangan boss itu menguras setengah dari HP kami sehingga belum ada 10 menit bertarung kami sudah kalah dan spawn di kota awal. Dan setelah itu kami memutuskan untuk berhenti main hingga versi BETA berakhir agar bisa memilih character coming soon yang kami inginkan. Aku dan Kiriyo88 menghabiskan sisa waktu billing untuk memainkan game offline hingga waktu habis pada pukul 00.00. 

Dengan mata yang pucat karena mengantuk dan capek, dan kulit yang terasa kering karena terlalu lama di ruangan ber AC kami pulang. Namun orang yang di sebelahku ini tak terlihat mengantuk atau capek, dia terlihat masih sama seperti siang tadi di balik topengnya. 

"hey bagaimana kalau malam ini kau menginap di rumahku?" ucap Kiriyo88. 

"Ha? Terima kasih tapi tidak untuk hari ini, Ibuku tak akan mengijinkanku" ucapku dengan nada malas. 

"Ow begitu ya, baiklah kutunggu lain waktu" ucapnya lalu tersenyum kepadaku. 

Dia ini suara memang laki laki tapi kenapa aku merasa terpesona dengan senyuman dibibirnya yang mirip sekali dengan seorang perempuan. Tidak tidak, aku masih normal.  

Memang cukup jauh jarak dari warnet ke rumahku jika dengan berjalan kaki, karena biasanya aku pergi ke Warnet mengendarai sepedaku. Dia ini tau segalanya tentangku termasuk warnet tempat yang menjadi tempat aku bermain, darimana dia tau atau dia memang juga sering main di sana tanpa aku sadari dan apakah mungkin aku mengenalinya namun aku melupakannya seiring berjalannya waktu. 

Itu semua mungkin saja, tapi semua akan terjawab saat aku mengetahui identitasnya. Perutku berbunyi terus dari tadi, mungkin karena terakhir aku makan siang tadi dan aku tidak pulang saat waktu makan malam.  

"hah, kau lapar ya?" ucap Kiriyo88. 

"Ya ini karena aku melewatkan waktu makan malamku" ucapku lemas. 

"bagaimana kalau kutraktir soto ayam bu eka?" ucap Kiriyo88. 

"Tidak, aku tak mau merepotkanmu, aku akan makan di rumah saja" ucapku. 

"Hmm baiklah mungkin lain kali" ucap Kiriyo88 dan tersenyum lagi. 

Kami sudah dekat dengan rumahku, anehnya dia terus berjalan disebelahku. Apakah rumahnya searah dengan rumahku ya. 

"apakah rumahmu juga di dekat sini?" ucapku. 

"ya lumayan jauh dari rumahmu. Tapi searah" ucap Kiriyo88. 

Telah sampai di depan rumahku namun sangat suram, gerbang rumah telah di kunci. Namun gerbangnya pendek sehingga bisa kupanjat. Dan semoga saja tak ada pak hansip yang melihatku memanjat gerbang rumahku. 

"Oke sampai jumpa lain waktu jika kita bertemu lagi" ucapku menoleh ke Kiriyo88. 

"oke,besok kita pasti bertemu lagi" ucap Kiriyo88 dengan percaya diri. 

"iya iya terserah" ucapku. 

Aku berjalan kearah pintu rumahku, dan ternyata pintu depan telah di kunci dari dalam. Aku menoleh ke arah gerbang dan rupanya Kiriyo88 masih berdiri di depan gerbang. Bahkan jendela juga di kunci, tak hanya ada satu jendela di rumah ini, jendela kamarku juga ada.  

GamersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang