Chapter 5 - Teman Pertamaku

81 3 6
                                    

IPS atau ilmu pengetahuan sejarah, ilmu pengetahuan sosial adalah pelajaran yang tidak bisa move on. Karena apa, IPS mengajarkan kita tentang sejarah masa lampau sama seperti anak muda yang selalu baper saat teringat masa masa indah bersama mantannya. 

Dan hari ini cukup menggembirakan bagi teman teman sekelasku karena kelas ini kedatangan murid baru, dia cukup cantik, tinggi, dan tubuhnya atletis. Terlihat dari respon anak laki laki di kelasku yang terpesona melihatnya saat memperkenalkan diri di depan kelas. 

<Sekitar 30 menit yang lalu> 

"Yaa jadi kelas ini kedatangan seorang murid baru pindahan dari sekolah lain" ucap Pak Guru. 
Berambut hitam keunguan, aku sempat membayangkan kalau gadis itu Kiriyo. Tapi tidak tidak, kenapa aku jadi memikirkan dia. 

Para laki laki di kelas bergumam tentang dirinya 'waahh cantik sekali', 'Anugerah dari tuhan kita kedatangan murid baru secantik dia', 'aku akan mengajaknya berkencan malam ini', 'Apa dia bidadari yang nyasar'. Semua gumaman itu membuat gadis itu malu malu, aku secara tidak sengaja memperhatikannya sejak tadi. 

"Semuanya tolong diam! Biarkan dia memperkenalkan diri dulu" ucap Pak Guru. 

Saat semua sudah diam aku berhenti memandangi bukan tapi mengidentifikasi gadis itu, dan mengalihkan pandangan ke arah jendela di kiriku. 

"Emm salam kenal semua, namaku Nayla Maharani murid pindahan dari SMA Kyououen. Semoga kita bisa akrab" ucapnya lalu tersenyum. 

Hmm Kyououen ya, itukan sekolah yang terkenal sangat mahal tapi menghasilkan siswa yang cerdas dan terdidik. Sekolah itu juga didominasi oleh ras cina tapi beruntung murid baru ini tak mirip dengan ras cina yang sipit sipit. 

"Baiklah Nayla silahkan duduk di bangku paling belakang disebelah adam" ucap Pak Guru. 

Ocehan gak penting pun terlontar dari mulut para laki laki di kelasku, 'Wah beruntung sekali penyendiri itu', 'aku tak yakin Nayla akan nyaman duduk di belakangnya', 'kalau bisa aku ingin bertukar tempat dengan penyendiri itu'. Aku merasa kesal dengan ocehan itu tapi yang mereka gumamkan itu sebuah fakta, jadi percuma aku berteriak dan menyangkalnya, itu tak ada gunanya. 

Dia berjalan menuju ke bangku di belakangku, dia memandangku yang sedang melihat ke jendela tapi aku tak memperdulikannya hingga dia hampir melewatiku aku meliriknya sekilas. 

Selama hampir 1 semester bangku di belakangku kosong, dan aku tak pernah berharap bangku itu kedatangan murid baru. Aku merasa lebih suka jika bangku itu terus kosong karena aku selalu tak nyaman kalau ada yang duduk di belakangku. 

Pelajaran dimulai dan seperti biasa saat pelajaran IPS selalu saja mencatat materi hingga menghabiskan beberapa lembar buku tulis setelah itu guru menerangkan. 

Saat guru menerangkan, sesuatu yang tak pernah terjadi selama hampir satu semester terjadi padaku. Seseorang menyolek nyolek punggungku dengan ujung telunjuknya. Aku menjawabnya tanpa menoleh karena ini jam pelajaran, aku tak mau terkena teguran dari guru hanya karena menoleh kebelakang. 

"Tolong jangan mengobrol saat guru menerangkan" ucapku pelan. 

"Tidak, aku hanya mau bilang maukah kau istirahat bersamaku nanti" ucapnya. 

Dia mengucapkan itu seakan akan aku telah akrab dengannya, dan ini pertama kalinya aku mendapat ajakan seperti itu seumur hidupku. Tapi tak mungkin yang dia katakan akan terwujud karena pasti waktu istirahat nanti dia akan sibuk meladeni para laki laki yang berkenalan dengannya. Jadi jawaban yang tepat adalah. 

"Hmm, mungkin lain kali" ucapku pelan. 

Rupanya dia tipe orang yang sekali di tolak tidak menanyakan alasannya. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 31, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GamersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang