Deburan 4

2.8K 264 28
                                    


"Uh.. Ruly. Apa benar Kamu telah mengurangi pengaruh sihir Poseidon pada Kami? Kenapa perutku rasanya seperti diaduk-aduk." Aphrodite mengeluh dengan wajah pucat, sudah berkali-kali dia muntah tanpa mengeluarkan apapun.

Mereka sekarang sudah berada ditengah samudera. Berusaha mencari Wiley yang sekarang entah berada dimana. Mencari kepastian diantara ketidakpastian. Namun, mereka sangat yakin, Wiley masih hidup. Entah dimanapun dia sekarang. Entah bagaimanapun keadaanya sekarang.

"Benar Tuan putri. Poseidon itu dewa. Sudah pasti sihir yang digunakannya bukanlah sihir sembarangan. Mana mungkin saya yang hanya manusia biasa ini bisa menandingi sihirnya." Jawab Ruly merasa bersalah.

Ruly dari tadi harus mondar-mandir kesana kemari untuk mengurusi tujuh Vampire yang sedang mabuk laut. Sebenarnya ini pengalaman yang sangat langka baginya. Melihat makhluk immortal dengan kekuatan super menjadi tidak berdaya bahkan lebih lemah dari manusia.

"Sudah kubilang jangan memanggilku tuan putri. Panggil aku Aphy. Kamu bukan pelayanku lagi. Kamu Ratu Oriana sekarang." Aphrodite menjawab sekenanya. Dia bahkan sekarang tak mampu membuka mata lagi.

Vampire yang lain pun tak berbeda keadaannya dengan Aphrodite. Namun setidaknya mereka tidak sampai pingsan seperti Wiley, karena Ruly sudah mengurangi efek sihirnya. Walau sebenarnya, mungkin pingsan akan lebih mudah dilalui daripada harus merasakan mual sepanjang perjalanan. Dan sayangnya ini bukanlah perjalanan yang singkat.

"Ah.. Iya iya Aphy.." Jawab Ruly dengan canggung. "Bolehkah aku istirahat sebentar, aku benar-benar lelah."

"Bisalah kemari dulu Ruly?" Kali ini Roussel yang memanggil.

"I..Iya." Jawab Ruly dengan penuh semangat. Entah menguap kemana rasa penatnya tadi.

"Rasanya aku mau muntah lagi..." Kata Roussel dengan nada kekanakan. Dan Ruly pun membimbingnya menuju pinggiran kapal. Meski dia tahu Roussel tidak akan muntah. Tapi setidaknya sedikit menjauh dari yang lain, dan berdua disana cukup menyenangkan baginya.

Perjalanan itu memakan waktu dua hari dua malam. Dan selama itu pula Ruly sedikitpun tidak beristirahat. Dia terus mondar mandir mengurus ke tujuh Vampire yang mabuk laut tanpa henti.

**************

Wiley berjalan cukup jauh dari bibir pantai sampai dia bisa menemukan pedesaan. Dia terduduk dibangku reyot dipinggir desa nelayan diwilayah itu. Dia tidak tahu, berapa lama dia tak sadarkan diri di pantai waktu itu? Apakah sekarang dia berada di tempat yang ditujunya? Dan masalah yang paling besar adalah... sekarang dia benar-benar lapar. Dia butuh 'makan'. Sayangnya ini bukanlah wilayahnya, yang selalu menyediakan darah segar bagi anggota kerajaan. Ini adalah tempat antah berantah. Dan disini Wiley bukanlah siapa-siapa. Salah langkah sedikit saja dia bisa dibantai oleh penguasa daerah ini.

Namun dia tidak punya pilihan lain. Dia harus berburu. Toh dia hanya ingin mengambil seperlunya saja tanpa perlu membunuh korbannya.

"Pasti tidak akan apa-apa. Ya... Tidak apa-apa." Pikir wiley.

Dia kembali berjalan pelan, mencari tempat strategis untuk menunggu mangsa masuk perangkap.

Wiley berhenti disebuah gang kecil disamping gubuk reyot yang tidak terpakai. Sepertinya itu bekas gudang penyimpanan alat-alat nelayan yang sudah tidak digunakan. Bau amis ikan sangat menyengat disana, apalagi bagi Wiley yang punya penciuman tajam. Namun bau amis setajam itu pun tidak bisa menghalau bau darah yang berjalan mendekat menuju padanya. Wiley tersenyum menang.

"Saatnya beraksi..."

****************

"Seira.... Darimana saja kamu?!" Teriakan dari wanita paruh baya menyambut kepulangan Seira ke rumahnya.

Jangan membayangkan rumah manusia disini. Rumah para duyung hanyalah gua-gua kecil didasar laut. Dan letaknya bisa dimana saja. Makanya tidak ada istilah desa atau negara bagi penghuni lautan. Karena mereka tinggal menyebar. Bagi mereka, semua penghuni lautan adalah milik Poseidon. Meskipun tidak ada yang pernah bertemu dengannya. Memangnya siapa yang bisa bertemu dengan dewa?

"Hanya jalan-jalan sebentar bibi maggie." Jawab Seira sekenanya. Wajahnya terlihat sangat lelah.

"Kamu menghilang selama dua hari dan jawabanmu hanya 'jalan-jalan sebentar'? Oh ayolah Seira, berhenti membuat bibi khawatir." Bibi Maggie terus mengomel meski Seira tak begitu mendengarkannya. Dia benar-benar sedang lelah fisik dan lelah hati.

"Ijinkan aku istirahat sebentar bibi, aku benar-benar lelah. Aku akan ceritakan nanti saat aku bangun tidur." Ucap Seira sambil berbaring. Dia sudah siap terlelap.

"Tidak bisa. Cerita dulu baru kamu boleh tidur. Apa Kamu pikir Bibi juga tidak lelah? Bibi mencarimu kemana-mana selama dua hari ini. Tapi Kamu tidak ada dimanapun! " Bibi Maggie tidak mau kalah.

Seira mendengus kesal namun mengalah dan kembali duduk. "Baiklah, baiklah. Aku baru saja menolong seseorang dari badai. Aku tidak sadar kalau badai menyeret kami cukup jauh. Sehingga perlu waktu lama untuk kembali ke rumah. Hanya itu bibi. Sudah ya aku tidur." Ucap Seira lalu kembali berbaring.

Raut wajah bibi Maggie berubah masam. "Manusia lagi? Sudah berapa kali kukatakan padamu?! Berhenti mengurusi manusia-manusia lemah itu." Bibi Maggie berkata penuh emosi.

Seira memilih untuk memejamkan mata. Pura-pura tidur. Rasa kantuknya mendadak sirna mendengar penuturan bibi Maggie. Topik ini memang sangat sensitif untuk mereka berdua. Bibi Maggie sangat membenci manusia, sedangkan Seira sebaliknya, justru sangat tergila-gila pada manusia.

"Apa yang kamu harapkan Seira?" Bibi Maggie menatap sendu pada keponakannya, mengira Seira sudah terlelap. "Apakah ibumu tak cukup membuatmu belajar pada pengalaman? Mermaid dan manusia tidak akan pernah bisa bersama. Tidak akan pernah."

Bibi Maggie mengusap pelan rambut Seira dengan penuh sayang. "Cukup Ibumu saja yang menderita karena manusia nak. Jangan ikuti jejak Ibumu. Aku tidak ingin kehilangan orang yang kusayangi lagi. Sekarang hanya ada kamu dan aku. Tak bisakah kamu menurut pada bibimu ini?" Setitik airmata meluncur dari sudut mata bibi Maggie. Kenangan itu terlalu pahit untuk diingat.

"Airi... Tak bisakah kau nasehati anakmu ini? Dia benar-benar mirip denganmu."


To Be Continue....

**************


Publised 28 Oktober 2016


Author kembali....

saya minta tolong.....

please please please jangan komentar "kok pendek tor?" "kok lama tor?"

kan sudah saya kasih warning bakal slow update.

dan lagi, saya menulis karena saya suka

ini pun saya bela-belain menyela waktu, mengurangi waktu tidur saya agar bisa tetap menulis

saya ibu muda yang belum cakap mengasuh anak, apalagi anak saya aktif luar biasa, belum lagi saya seorang guru di taman kanak-kanak, yang juga butuh tenaga ekstra untuk mengajar anak usia dini, kebayangkan lelahnya seperti apa ketika malam menjelang?

tapi saya masih menyempatkan waktu untuk menulis

tak bisakah saya mendapat komentar positif? sekedar untuk menyemangati saya

aku cinta kalian semua, sungguh

makanya saya tidak meninggalkan dunia orange ini (well, sekarang lagi rame situs sebelah yang menggaji penulisnya kan? author memang sudah dapat tawaran tapi belum kepikiran mau kesana, hehe)

jadi tolong saling menghargai ya,

salam sayang dari author

komentar yang membangun pasti saya terima dengan senang hati

Take Me My PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang