Chapter 6

1.7K 91 7
                                    

Selesai Diketik 20 Desember 2013

      Menikah.

Diusianya yang memasuki seperempat abad membuat Mia, mau tidak mau, harus memikirkan tentang kelangsungan hidupnya dengan seseorang. Lebih tepatnya Suami.

     Ingin tak ingin sebenarnya.

Tapi bahkan pernikahannya pun sudah di depan mata.

     "Harusnya seminggu mendekati hari H udah bisa ambil cuti lho, mba."

      Tara, tengah membenahi tumpukan buku muridnya di mejanya, hanya tersenyum tipis saat Mia menoleh dan mengangguk dengan wajah datarnya.

Belakangan Tara cukup menyadari perubahan suasana hati dari Mia yang usianya 2 tahun di atasnya.

Wajah Mia terlihat lebih kaku, dan cukup pendiam dalam banyak hal.

Seperti bukan biasanya sosok Mia yang dikenalnya. Wanita berhijab dengan pemikiran yang matang dan dewasa. Sangat berbeda dari dirinya yang masih sering labil.

     "Sedang ada masalah ya, mba?" Tara memutuskan untuk menghampiri Mia. Sebelum benar-benar sampai di meja Mia, Tara menarik satu kursi untuk ditempatinya tepat di hadapan Mia.

     Mia mengerutkan dahinya. Lalu detik berikutnya ia tersenyum teduh. "Nggak ada apa-apa kok, Ra." katanya lalu mulai membenahi isi tasnya untuk dibawa pulang.

     "Kalau ada apa-apa, dan butuh teman curhat, aku nggak keberatan buat jadi prndengar, kok."

     Mia tertawa pelan, "Iya, tapi beneran nggak ada apa-apa, kok. Tumbenan banget kamu sok dewasa gitu, Ra."

     "Aih, mba.." Tara tersipu malu. "belakangan lihat muka mba Mia nggak secerah biasanya. Jadi khawatir barang kali ada apa-apa."

     "Mungkin aku cuma terlalu tegang, Ra." katanya pelan. Wajahnya menunduk, ada guratan masam di wajahnya yang berusaha disembunyikannya dari Tara.

Namun tak bertahan lama, sampai kemudian Mia mengangkat wajahnya dan kembali tersenyum, "Nanti juga kamu tau seperti apa tegangnya mendekati hari pernikahanmu."

     Mia dapat melihat bibir Tara yang mengerucut sebal, "Nggak tau kapan akan terjadi, mba. Lah Dion malah mau lanjut S2 nya di Singapore."

     "Lho, terus hubungan kalian?"

      Wajah Tara berubah sendu, dan seketika membuat Mia mengurungkan niatnya untuk beranjak dari kursinya dan pulang.

     "Masih sedang dipikirkan." kata Tara sembari tertunduk lesu.

Akhirnya, hingga sore hari itu Mia tetap duduk di kursinya dan mendengarkan keluh kesah hubungan Tara dengan Dion.

Mia cukup memahami, usia Dion bahkan masih seumuran dengannya, tidak heran jika orang tuanya menuntut Dion untuk kembali melanjutkan S2 nya.

Padahal Dion sebelumnya sudah bekerja di sebuah penerbitan.

Mengingat Dion akan menjadi salah satu pewaris dari kekayaan keluarganya, Dion juga dituntut untuk berpendidikan tinggi.

Dan kemudian semuanya berimbas pada hubungan lelaki itu dengan Tara.

     "Dion punya kewajiban taat sama orang tuanya, Ra." kata Mia saat keduanya sudah memutuskan untuk keluar dari sekolahan dan hendak menuju rumah Mia.

Rumah Mia yang berjarak tidak terlalu jauh dari sekolahan membiat keduanya memilih untuk berjalan kaki saja.

Dan karena langit sudah tidak terlalu terik dengan mataharinya yang mulai beralih ke  barat, keduanya melangkah dengan santai sembari melanjutkan obrolannya yang tadi.

The Secret MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang