Dijalanan yang licin akibat di guyur hujan. Di saat gemuruh guntur bersahutan.
Laki - laki itu berjalan. Memasuki lorong - lorong bambu. Sepi, dingin, malam pun tidak bersahabat dengannya. Bulan pun tidak menampakkan sinarnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
| p r o l o g u e |
[]
Dijalanan yang licin akibat di guyur hujan. Di saat gemuruh guntur bersahutan.
Laki - laki berperawakan tinggi itu mengendap - endap. Mensejajarkan tubuhnya di tepian kayu yang hampir rapuh, sekujur tubuhnya dingin. Menggenggam pisau. Tangannya berlumuran darah, matanya sayu menopang air mata. Dahinya berkeringat deras.
Memasuki lorong - lorong bambu. Sepi, dingin, malam pun tidak bersahabat dengannya. Bulan pun tidak menampakkan sinarnya.
Taptaptap.
Langkah kakinya terdengar menakutkan. Menggores aspal dengan tepian jalan. Laki - laki bermata sayu itu, melirik sekitar. Sambil membawa sebilah pisau yang diatasnya sudah terlumuri darah.
[]
A/N: Kalau suka vote & komen ya. Nanti aku respon terimakasih. Chapter satu di post secepatnyaa!