Backstreet Chapter 4

349 21 2
                                    


BACKSTREET

Disclaimer: Fujimaki Tadatoshi

Pair: AkaKuro, KiKuro, AkaFuri

Warning: Mengandung unsur BL/Yaoi, Typo, Eyd berantakan dan ranjau bertebaran

Rated: T+

Backstreet©Daisy Uchiha

Beta Reader© AuRi416

Cover©deviantart.com

Don't Like Don't Read

Happy Reading ^_^

Backstreet Chapter 4

Kise Ryouta memandang Sensei yang tengah mengajar di kelas dengan tatapan malas, iris emas sesekali melirik jam tangan mahal di pergelangan, bibir mendecih tidak suka, lima menit sebelum jam istirahat baginya terasa sangat lama dan menjengkelkan, intinya Kise tidak sabar. Saat ini dia butuh sang kekasih, Tetsuyacchi-nya. Hati masih gundah jika belum bertemu langsung, dia hanya ingin memastikan jika sang Malaikat baik-baik saja.

Lima hari di Jerman membuat hari-harinya kacau, dia benar-benar tidak bisa jauh dari Kuroko. Dan hampir saja Kise meluncur ke apartemen kekasihnya begitu tiba di Tokyo, kalau saja dia tidak ingat jika sudah dini hari.

Bel berdentang bagaikan alunan musik surga di telinga. Dengan secepat kilat, bahkan tanpa menunggu sang Sensei meninggalkan kelas, Kise berlari bak orang kesetanan. Tidak peduli dengan larangan lari di koridor atau pun dengan gerutuan orang yang ditabraknya. Fokusnya hanya satu, Kuroko Tetsuya.

Napas Kise memburu begitu kaki menapak di depan kelas Kuroko. Senyum lebar tidak pernah luntur begitu melihat sang Kekasih tertangkap di retina. Ekspresi Kuroko masih datar seperti biasa, iris biru masih jernih seperti saat sebelum dia pergi. Namun, entah mengapa saat ini Kuroko terlihat jauh lebih manis di mata emasnya. Dia tidak pernah tahu jika akan seperti ini rasanya merindukan Kuroko Tetsuya. Kise baru saja menyadari jika dia jatuh lebih dalam lagi pada pesona yang dimiliki si Mahluk biru.

"Tetsuyacchi, aku kangen-ssu!" Kise berteriak hingga suaranya menggema di kelas Kuroko.

Beberapa pasang mata memandang heran dan penuh tanda tanya. Namun saat tahu siapa pelakunya, mereka kembali pada aktivitas semula. Kise Ryouta dan kehebohannya. Bukanlah hal yang baru, jadi untuk apa dipermasalahkan?

Kuroko yang melihat tingkah Kise hanya menatap sang Kekasih datar dan tetap bergeming di tempat duduk. Bukan Kise namanya jika tidak berbuat heboh dan tentu membuat lelaki tampan tersebut menjadi pusat perhatian.

Kise berlari menerjang tubuh yang lebih kecil darinya, hingga membuat Kuroko terjungkal. Dekapan dieratkan, namun setelah tahu sang Kekasih kesakitan pelukan diurai terpaksa, sebelum akhirnya membantu Kuroko kembali duduk di bangku. Sepasang telapak tangan menangkup pipi pucat Kuroko dan menghujaninya dengan kecupan bertubi.

Kuroko meremas pundak Kise, meminta dilepaskan. Kise memeluk dan mencium pipi Kuroko di depan umum bukanlah hal yang baru, namun biar bagaimana pun Kuroko butuh jeda untuk bernapas.

Melihat Kuroko kepayahan tak lantas membuat Kise melepaskan, justru telapak tangan yang bertengger di pipi Kuroko pindah ke belakang kepala, berusaha membuat si Manis diam dan menerima.

Kuroko melotot galak, meski tidak semua orang bisa melihat. Sinyal yang dia kirim bukannya tidak sampai, namun memang sengaja di abaikan Kise. Kecupan di wajah memang disudahi, tapi sekarang justru bibir yang diinvasi. Kalau sudah begini, terpaksa kepalan tangan yang harus memperingati.

BACKSTREETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang