Sudah dua hari berlalu sejak kunjungan Akashi ke apartemen Kuroko, dan perselingkuhan mereka yang hampir terbongkar di depan Kise. Beruntung Kuroko dapat berkelit saat itu, hingga hubungan gelap yang sudah sejak lama dia sembunyikan masih aman hingga sekarang. Meski rasa bersalah masih jelas menggelayuti hati, namun Kuroko berusaha bersikap senormal mungkin dihadapan kekasih resminya.
Saat ini Kuroko berusaha melakukan rutinitas harian seperti biasa, makan siang di atap bersama kekasih dan juga para sahabatnya. Mulut mengunyah roti melon dengan tidak berselera sama sekali, meski sudah tidak menderita demam tinggi, namun entah mengapa lidah masih terasa pahit saat mencoba memasukan makanan ke dalam mulut mungil miliknya.
"Akhir minggu ini Seijuurou-kun mengajakku berlibur di villa keluarganya—" Suara lirih bernada malu-malu memecah keheningan di antara mereka semua. Jemari lentik memegang sumpit, memainkan bekal makan siang di pangkuan, "—Apa...kalian bisa ikut bersama kami?"
Kuroko menghentikan kunyahan seketika, entah mengapa roti melon yang ada di mulut terasa kian pahit dan susah untuk ditelan. Tidak tahu jika Akashi akan mengajak Furihata berlibur berdua saja, dan tentu saja hal tersebut diam-diam membuatnya terbakar rasa cemburu. Bahkan kini berbagai pertanyaan sudah terangkai dalam kepala biru, siap memberondong kekasih merah saat bertemu nanti.
Kise menunjukan reaksi yang berbeda dengan Kuroko. Jika si Biru hanya diam, maka Kise berteriak semangat dan memeluk tubuh ramping kekasihnya erat, menyuarakan tanggapan akan ajakan yang baru saja Furihata lontarkan. Meski bukan liburan berdua dengan Kuroko tapi setidaknya dia bisa sekamar dengan sang Pujaan Hati nanti. Memikirkannya saja sudah membuat Kise tidak sabar.
Suasana hati yang sedang tidak baik membuat Kuroko risih saat dipeluk Kise sedemikian erat. Maka, dengan segenap tenaga yang dia punya, lengan ringkih mendorong dada bidang si Pirang menjauh. Tak ayal hal tersebut membuat Kise merengek seperti biasa karena sikap Kuroko yang masih saja berusaha menolaknya.
Kagami mengabaikan pertengkaran kedua sahabat, iris merah beralih memandang si Surai Coklat menuh perhatian, "Apa tidak apa-apa jika kami ikut?"
"Um," Helaian lembut terayun saat kepala bergerak ke kanan dan ke kiri.
'Sial! Kenapa Furihata bisa semanis ini, sih!?' Teriak Kagami dalam hati. Merasa menyesal sudah mengacuhkan keberadaannya selama mereka sekelas selama ini dan membiarkanya diambil orang lain.
Power Forward Seirin berdeham singkat, berusaha menenangkan detak jantung yang bersorak riang, "Kalau begitu aku akan ikut,"—lagi pula aku tidak akan rela membiarkanmu berduaan saja dengan kekasihmu itu.
Kuroko masih saja berusaha menyingkirkan Kise yang terus menempelinya. Iris biru memandang sang Sahabat tak jauh darinya, tanpa sengaja dia melihat binar berbeda saat Kagami tengah memandang Furihata Kouki. Perasaannya saja atau memang Kagami memiliki hati pada si Surai Coklat?
.
.
Akhir pekan yang dinanti akhirnya tiba, rencana berlibur di villa keluarga Akashi pun bisa terlaksana. Mereka berencana menginap selama dua hari dua malam, bahkan agenda mereka selama di villa pun sudah disusun dengan matang.
Raut wajah takjub jelas terpancar begitu mereka sampai di villa. Bangunan megah dengan dua lantai terpampang di depan mata, pilar-pilar kokoh menyangga di sisi kanan dan kiri. Sedangkan berbagai jenis bunga tumbuh dengan terawat mengelilingi kolam ikan koi di sisi lain halaman villa, benar-benar tempat yang indah dan asri untuk menenangkan pikiran. Belum lagi pendar lampu taman yang berjajar sepanjang jalan setapak, menambah kesan mewah villa tersebut di malam hari.

KAMU SEDANG MEMBACA
BACKSTREET
FanfictionSeorang Akashi tidak pernah salah dalam mengambil keputusan, namun kali ini dia melakukan kesalahan fatal. Terlalu terburu-buru, hingga membuatnya menghianati sang kekasih, karena telah menemukan sebuah cinta sejati. /"Tetsuyacchi, daisuki."/ "Sampa...