Bugh!
Ali terbangun dari tidur karena merasakan sesuatu yang berat menimpa perutnya. Ternyata kaki Sarah. Kaget sekali dia. Ia pun menyingkirkan kaki sarah dari atas perutnya dan membetulkan posisi Sarah supaya tidur memeluk guling dan kembali tidur. Belum juga dirinya memejamkan mata...
Plak!
Kali ini tangan Sarah yang mendarat di wajahnya. Ali mengembuskan napas keras dan tetap berusaha berkepala dingin. Sebetulnya matanya sudah berat sekali, tapi dua gangguan tadi sukses membuat kantuknya sedikit hilang. Tapi tetap dirinya harus memaksa tidur jika tak ingin bangun kesiangan keesokan harinya.
Ali membuang napas keras melihat Sarah tidur terlentang hampir menghabiskan tempat. Ali menggeser bantal sampai mepet ke tepi ranjang dan mencoba tidur lagi. Semoga Sarah puas dengan sebagian besar tempat tidur yang sudah dikuasai.
Baru saja Ali memejamkan mata, sebuah tendangan maut menanrak punggungnya hingga membuat dirinya jatuh dari atas tempat tidur. Ia mengusap wajahnya gusar. Jika terus seperti ini, kapan dirinya bisa tidur dengan nyenyak barang sebentar saja?
Ali bangkit berdiri. Ia berkacak pinggang melihat Sarah sudah tidur terlentang dengan kaki dan tangan terbuka lebar, menghabiskan seluruh tempat. Ia menghela napas pelan dan dengan sabar kembali memposisikan Sarah agar tidur miring memeluk guling. Setelahnya ia menunggu beberapa saat untuk melihat apakah sudah aman baginya untuk kembali tidur? Ia pun menghela napas lega melihat Sarah sepertinya tidak akan bergerak lagi.
Ali kembali merebahkan diri. Kali ini ia tidur dengan posisi telentang untuk meluruskan badan karena beberapa kali terbangun membuat badannya terasa kaku. Ia mulai terlelap saat serangan maut kembali ia dapatkan.
Dugh!
Kali ini kaki Sarah mampir di telinga Ali, membuat telinganya berdengung. Ngilu sekali rasanya. Habis kesabaran, Ali menyingkirkan kaki Sarah dari samping telinganya.
Ali melemparkan kaki Sarah dengan kesal. Ini cewek kalo tidur pake jurus apa sih sampai kaki bisa nyampir di telinga? Ali berbalik menghadap Sarah. Ya Tuhan, posisi tidur yang tadi Ali benarkan tak bertahan lama. Saat ini kepala Sarah sudah menggantung di tepi ranjang dengan kaki dan tangan yang melebar ke segala arah.
Ali membenarkan posisi kepala Sarah dan menempatkan sarah di tengah ranjang kingsize miliknya.
Ali mengambil satu bantal dan memilih tidur di lantai. Matanya sudah sangat berat dan ia tak mau mengambil resiko mendapat serangan secara tiba-tiba lagi. Biarlah besok pagi bangun dengan punggung kaku akibat tidur di lantai, daripada badan ngilu dan memar semua akibat tendangan dan pukulan Sarah yang lumayan meski lagi tidur.
Barusaja Ali dapat memejamkan mata dan terlelap. Suara berisik menganggu tidurnya.
"Ngrook... ngrook... ngrook..."
"Huhfff!" Ali bangun dan mengacak rambutnya kesal. Baru kali ini dirinya benar-benar merasa kesal setengah mati, biasanya ia selalu dapat mengontrol emosi dan bersikap tenang. Tapi, Sarah telah menguras habis stok kesabarannya.
Tetap berusaha mengontrol emosinya, Ali menata kembali bantal di atas kasur. Ia membenarkan posisi tidur Sarah yang mana saat ini kakinya sudah naik ke atas kepala ranjang. Ali memiringkan tubuh Sarah ke sebelah kanan, kemudian ia memposisikan dirinya di belakang Sarah dan membekap tubuh gadis itu, menjadikannya guling. Ali membekap dengan kuat agar tingkah Sarah tidak lagi petakilan. Dan anehnya, justru posisi ini bertahan sampai subuh ketika akhirnya Ali bangun.
***
Selesai mandi, Ali menunaikan ibadah subuh. Ia melirik Sarah masih terlelap dengan mulut stengah menganga dengan iler yang menetes di sudut bibirnya, tingkahnya sudah kembali lagi seperti semula.