5. Permintaan

34.9K 2.6K 85
                                    

"Dek Sarah, bangun!"

"Eenghh..." Sarah menggeliat lalu kembali tidur.

"Dek Sarah, ayo kita jalan pagi mumpung hari minggu." Ali mengguncang tubuh Sarah dengan lebih keras. Tetap saja gadis itu tidak bergerak sama sekali.

"Dek Sarah...!!" Ali sedikit mengeraskan suaranya. Apakah rutinitas seperti ini harus berlangsung setiap hari? Ya Tuhan, punya istri kenapa susah sekali bangun pagi?

Ali ke kamar mandi mengambil handuk kecil yang sudah dibasahi air. Ia mengelap wajah Sarah yang belepotan iler. Namun tetap saja, dinginnya air tidak membuat Sarah membuka mata.

Ali mengambil kaos dan celana ringan untuk Sarah. Ia mengganti baju tidur Sarah dengan baju untuk jalan pagi. Tak lupa, Ali juga memakaikan kaos kaki dan sepatu untuk Sarah.

"Dek, semua sudah nungguin di bawah, ayo!" Jalan pagi, olahraga dan ke pasar minggu memang menjadi rutinitas keluarga Ali setiap hari minggu. "Dek Sarah, " Ali mengguncang tubuh Sarah lebih keras.

"Ngrrok... ngrroookk..."

Yah malah ngorok. Ali mengangkat dan menggendong Sarah di belakang punggungnya. Daripada semua batal ke stadion, lebih baik ia membangunkan Sarah sambil jalan saja.

Ali menggendong Sarah di belakang punggungnya dan berjalan menuruni tangga menuju ruang keluarga, dimana ayah bunda serta kakak dan adiknya menunggu.

"Lho, Sarah belum bangun?" tanya Laras ketika melihat Ali turun sambil menggendong Sarah.

"Belum Bun, dibangunin sambil jalan aja," jawab Ali.

"Qiqiqi..."Alya tertawa melihat kegusaran Ali.

"Kenapa tertawa?"

"Kak Ali lucu."

"Alya... jangan goda kakakmu," Rayhan menegur sang putri.

Mereka sekeluarga berangkat bersama menggunakan mobil Ayah Ali, biar lebih praktis dan tidak bingung parkir nantinya. Laras, Bunda Ali duduk di samping ayah yang sedang mengemudi. Di kursi tengah, Ali serta Sarah dan di kursi belakang ada Alya dan mas Fatih.

Selama perjalanan, Ali berusaha membangunkan Sarah, tapi gadis itu tetap terlelap dan sesekali mengigau. Bukan hanya mengigau, tingkah Sarahpun mulai tidak karuan. Ali menjadi tegang saat Sarah menjatuhkan kepala di pangkuannya, tepat di sananya. Ya Tuhan, kuatkan iman hambamu ini, Ali merapalkan do'a dalam hati. Bagaimanapun dirinya laki-laki normal, apalagi sebelum ini sudah beberapa kali dirinya melihat istrinya tidak berbusana. Sebetulnya kalau mau ngapa-pain juga tidak masalah, Ali kan suaminya yang sah, tapi tetap saja tidak bisa, Sarah sepertinya belum mengerti.

"Dek Sarah, nanti kak Ali cium loh!" Ancam Ali sambil berbisik, malu kalau sampai terdengar yang lain. Sarah menggeliat kemudian membuka matanya perlahan. Dimana nih? Keras banget bantalnya, matanya mengerjap beberapa kali, pandangannya bertemu pandang dengan Ali yang juga sedang menatapnya.

"Kak Ali..." Sarah mengedarkan pandangannya. Ini bukan di kamarnya. Sarah duduk, ia masih bingung.

"Sarah, sudah bangun sayang?" sapa Laras.

"Bunda, kenapa di sini?"

"Kak Sarah lucu deh. Ini kita mau jalan pagi, olahraga trus lanjut sarapan di pasar minggu," ujar Alya.

"Tapi kan tadi aku tidur?" tanya Sarah bingung.

"Iya. Kamu dibangunin susah amat, makanya kak Ali gendong aja ke mobil. Memangnya mau ditinggal di rumah sendiri?" tanya Ali.

"Ohh..." Sarah manggut-manggut, "tunggu... bajunya?" Sarah melihat ke baju yang digunakan sudah berganti, ia pun sudah memakai sepatu dan kaos kaki, "Kak Ali gantiin baju Sarah?!" Sarah berteriak dengan keras.

Ali & Sarah (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang