Bagian 9

4.6K 259 1
                                    

"Mas Arkan..makan" Sofie mengetuk pintu Arkan lalu masuk sambil membawa nampan. Sudah 2 hari Arkan terbaring lemah di tempat tidur, dan sudah berapa kali Sofie mengajak pria itu untuk pergi ke dokter tapi ia bersikeras untuk menolak pergi.

Sofie memegang dahi Arkan, suhunya tidak berubah masih sama seperti kemarin. "Mas makan dulu yuk, duduk ya" laki-laki itu mengiyakan lalu duduk dan Sofie mengambil sesendok bubur lalu menyuapkan ke mulut Arkan.

"Sofie.." tangan Arkan menghentikan langkah kaki Sofie, gadis itu berbalik menatapnya "Malam ini kamu tidur di sini ya, aku mimpi buruk terus" Gadis itu lantas mengangguk "Iya mas, aku tidur disini nanti ya"

Malam pun tiba, Sofie menenteng selimut kesayangannya dan bantal gulingnya juga menuju kamar Arkan, laki-laki itu mengerutkan dahinya "Kenapa bawa selimut, selimut disini lebar lo bisa buat kita berdua"

"Hah?" jadi Arkan tadi memintanya untuk tidur berdua di atas ranjangnya itu? Bukan tidur se kamar tapi pisah tempat? "Kamu tidur di samping aku sayang, di tempat tidur" Arkan memukul-mukul tempat tidurnya sambil tersenyum, wajah Sofie mendadak pucat.

"Cepet sini" Arkan menarik tangan gadis itu dan membuat tubuh Sofie tepat di sampingnya. "Aku kalau sakit, butuh orang tidur di samping aku dari kecil." Jadi kalau dulu, tante Layla yang kelonin dia buat tidur pas sakit? Aneh-aneh saja.

Arkan memeluk tubuh gadis itu, oh tidak-tidak, jangan..jangan. Bernafas Sofie bernafas..

"Mas..." ia mulai menggeliat agar tangan Arkan melepaskan tubuhnya, tetapi itu tidak berhasil malah laki-laki semakin memper-erat pelukannya.

Sepertinya kali ini Sofie juga ikutan demam, tubuhnya memanas. "Aku dari kemarin gak bisa tidur Sofie..buat aku tidur dong" kenapa nadanya jadi manja begitu?.

"Hah, kayak gimana" wajahnya tak menatap wajah Arkan, ia malah menyembunyikannya di dada Arkan, seakan-akan ia berbicara pada dada pria itu. "Cium." Aduh kenapa aneh-aneh mintanya, Sofie menggigit bibirnya. Salah besar ia menerima permintaan Arkan untuk menemaninya tidur.

"Aku serius, aku udah 2 hari gak bisa tidur, kamu gak kasihan?" ini juga, sejak kapan Arkan menggunakan aku-kamu, kenapa ia tidak menyadarinya dari sebelumnya dan baru sekarang?.

"Ah mas, aneh-aneh aja" Sofie melepaskan tubuhnya dari pelukan Arkan, ia berbaring memunggungi Arkan. Laki-laki itu mendekat, menempelkan dagunya di pundak Sofie "Aku serius gak bisa tidur 2 hari ini" bisik laki-laki itu. Sofie mendiamkannya sampai 3 jam berlalu dan benar Arkan tidak kunjung tidur, ia terus mengoceh bahwa ia tidak bisa tidur, ia pusing dan ia ingin muntah.

Lama-lama Sofie juga merasa terganggu dengan ocehan Arkan yang tak kunjung selesai. Apa sebaiknya ia mencium pria itu? Sofie pun berbalik dan menatap wajah Arkan lalu menciumnya dengan cepat.

"Udah ya, tidur ya mas Arkan" bukannya malah mengangguk, Arkan menarik wajah Sofie dan kembali menciumnya tetapi kali ini lebih dalam dan sedikit agresif. Awalnya Sofie mengunci bibirnya rapat-rapat, tetapi kemudian Arkan menggigit bibirnya dan bibir Sofie terbuka setelah itu Arkan menjalankan aksinya.

"Hmmpptt..mas!" Sofie menatap pria itu tak percaya.

"Oke, aku tidur sayang muah" Cium Arkan pada kening istrinya, dipeluknya Sofie lalu ia tertidur perlahan-lahan sementara sekarang malah Sofie yang tidak bisa tidur karena masih shock dengan ciuman Arkan tadi.

ó

Ini hari libur dan Sofie sangat menyesalinya karena jika hari libur ia tidak bisa bekerja dan jika ia tidak bekerja maka ia akan bersama Arkan seharian di rumah. Karena kejadian tadi malam, ia ingin menghindar dari Arkan. Bukan karena ia tidak suka justru karena ia merasa malu.

Pot bunga yang disiramnya, sudah terisi penuh sampai-sampai air di dalam pot melimpah keluar, ia pun segera mematikan keran dan mengeluarkan sedikit air dari pot bunga tersebut, huh ini gara-gara mas Arkan! Jeritnya dalam hati.

Sudah pukul 10.00 dan Arkan juga belum bangun. Sofie pun berniat membuat nasi goreng menjadi sarapan mereka berdua. Sofie pun asik memotong bahan-bahan untuk nasi goreng namun tiba-tiba seorang pria melingkarkan tangannya di tubuh Sofie, dagunya bertumpu di pundak Sofie dan ia memberikan ciuman-ciuman kecil di pundak Sofie. Sofie diam tak bergeming, enggan berbalik menatap wajah si laki-laki itu.

"Mas,"

"Hmm?"

"Sofie lagi masak, jadi tolong duduk bentar ya.." pintanya

"Gak mau" bibir Arkan bergerak menciumi tengkuk leher Sofie. Sebenarnya laki-laki itu salah makan apa sih kok jadi begini? Sementara Arkan sibuk menciumi tengkuk leher Sofie, Sofie berusaha untuk menahan suaranya, ia sejujurnya geli dan sangat sensitif terutama di bagian lehernya, sentuhan sedikit saja sudah membuatnya geli.

"Mas, Sofie serius"

"Hm, baiklah" Arkan pun mengalah, ia terpaksa duduk di kursi meja makan. Sambil menunggu Sofie menghidangkan nasi goreng kepadanya, ia pun melihat layar handphonenya.

Pelan, ia berdecak kesal.
Tertera 12 missed call by Valen di layar handphonenya. Sudah 3 tahun berlalu dan wanita itu masih mengusik hidupnya, ya walau sempat menghilang tetapi ia muncul sekarang dan mengganggu hidupnya

Arkan, aku butuh bantuan kamu. Aku lagi ada masalah di Singapore, please besok kamu datang ke sini. Tiket nanti aku gantu, jemputan aku tanggung kan. Soal masalah apa yang aku dapat, aku bakal jelasin jelas di sini. Tolong kan bantu aku, aku gak punya siapa-siapa, mama papaku gak ngerti soal ginian, please tolong aku, tell me if you can, really need your help, this is last.

Arkan membaca pesan teks yang di kirim oleh Valen, hatinya sedikit penasaran masalah apa yang sedang dihadapi Valen.

"Sofie..?"

"Ya?"

"Besok aku pergi ke Singapore, ada urusan ya. Mungkin 4 hari aja"

"Oh? Okey"

"Kamu gak apa-apa sendirian kan di sini?"

"Iya gak apa-apa" Lagipula ia pernah 2 hari sendirian di rumah, bukannya nanti juga akan terbiasa?

Terimakasih untuk yang sudah vote, walaupun cuman beberapa dari yang read, tapi bisa ngebuat aku semangat untuk nulis ceritanya hihi:)

biar lebih semangat, boleh dongg voteenyaa lagi, thx xoxo

Beautiful AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang