Bagian 12

4.7K 293 7
                                    

Pukul 2 siang Arkan tiba di Bandung, Indonesia. Ia tidak langsung menuju rumah, melainkan menuju hotel yang sudah di pesan oleh Max –rekan kerja dari Singapore yang dikenalkan oleh Valen .

"Sudahlah ke hotel aja dulu, di pesan loh gak enak sama Max" Valen menarik tangan Arkan ke arah kamar, ia pun member kunci kamar Arkan. "Nanti kalau ada jas yang di kasih sama staff hotel, terima aja ya. Itu dipake pas acara nanti malam, dah Arkan" Valen tersenyum dan melambaikan tangannya pada Arkan, lalu laki-laki itu pun membuka pintu kamar hotel dan berbaring lalu tanpa di rencanakan ia tertidur sampai sore hari.

"Kamu enak ya bisa tidur, aku sibuk luluran sama wangi-wangiin badan di kamar mandi" keluh Valen, dari dulu perempuan itu tidak pernah tidak heboh jika ada acara yang akan di hadirinya baik formal ataupun tidak, ia selalu ingin tampil cantik di semua orang dan itulah salah satu kebanggaan Arkan dulu, memiliki pacar yang cantik dan mampu membuat teman-teman lainnya iri.

"Aku cantik gak kan?" Tubuhnya yang putih terbalut gaun berwarna merah tanpa lengan yang dihiasi berlian-berlian. Warna merah sangat cocok dengan kulitnya yang putih, sementara rambutnya ia gerai dan ada kalung perak yang Arkan ingat kalau itu adalah kalung pemberiannya dulu.

"Cantik" ucap Arkan, Valen yang senang karena pujian Arkan menggandeng tangan laki-laki itu semakin erat. "Aku harap kamu cerai dengan istri kamu dan kembali padaku" bisik Valen, Arkan tersenyum terpaksa.

óó

"Aku deg-deg an Rez" Sofie meletakkan tangannya di dadanya, meresakan ritme detakan jantungnya yang kian mendebar. Reza mengelus gemas kepala Sofie, "Ih Reza! Jilbab aku rusak kan"

"Maaf sayang"

"Sayang sayang!" cibirnya kesal, ia pun membetulkan jilbabnya di mobil dengan bermodal kamera handphonenya dan hasilnya kembali cantik seperti semula. Mobil Reza sudah memasuki parkir, Sofie melihat orang-orang yang menghadiri acara, hampir semua laki-laki yang mendatangi acara ini terbilang di umur yang masih muda, begitu juga wanitanya.

"Cantik-cantik perempuan za, cari jodoh di sini gih"

"Udah dapat targetnya tuh satu"

"Siapa?" Sofie menatap laki-laki itu, "Depan aku"

"Heleh!" pukulan pelan melayang di lengan Reza, kemudian keduanya tertawa.

Sofie dan Reza turun dari mobil, mereka berjalan menuju lobby. Ada satu hal yang aneh dari mereka, biasanya jika pasangan perempuan dan pria, tentu perempuan itu akan menggandeng tangan si pria tapi Sofie tidak, ia dengan santai berjalan sendiri tanpa menggandeng Reza yang berada di sebelahnya.

"Sofie!" perempuan itu berbalik, menatap Reza dengan tatapan 'apa?', "Gandeng aku dong! Masa yang lainnya gandengan kita gak!"

"Mesti? Kan kita bukan pacaran atau suami istri-an"

"Mau pacaran atau gak, kamu harus gandeng aku! Cepet-cepet gandeng" Sofie dengan gaya malasnya menggandeng tangan Reza, "Udah ya pak bos " dengusnya kesal.

"Iya sayang" Reza tersenyum lebar menatap Sofie, satu langkah kemajuan, gadis itu sudah mau menggandeng tangannya walaupun terpaksa. Bagi Reza tidak ada yang namanya harapan putus, ia menyukai wanita yang statusnya sudah menikah dan baginya itu tidak masalah, toh Sofie belum hamil, masih muda dan baru beberapa bulan menikah ditambah lagi suaminya yang brengsek. Ia tahu siapa suami Sofie, Arkan Kemal Handoyo. Arsitek yang sukses di umur muda, punya pemikiran-pemikiran kreatif yang tidak ada habisnya, karyanya yang tidak mudah ditiru oleh arsitek lain karena karya yang begitu teliti dan sulit di tiru, tidak sembarang orang yang bisa meniru karya Arkan. Tentu Reza tahu, perusahaan ayahnya dulu dirancang oleh pria itu dan ia sudah menjadi kepercayaan ayah Reza dalam urusan membangun gedung baru, hanya saja ia bertingkah pura-pura tidak tahu.

Beautiful AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang