CDD-5

11K 868 10
                                    

Rasanya baru kemarin Enes meminta di dekatkan jodoh, dan sekarang ia merasa gamang dengan doa'nya sendiri, bimbang apa yang harus di perbuatnya saat tatapan kedua orang tuanya seperti menuntut jawaban. Ia harus menjawab apa? Enes memejamkan matanya, merapalkan doa kepada sang khalik untuk meminta pertolongan.

"Sebelum saya menjawab, apa boleh saya bertanya pada Aqib?" Tanya Enes kalem.

"Silahkan" Aqib tersenyum tipis, mencoba tenang walau dalam hati was-was akan pertanyaan Enes.

"Apa yang akan kau berikan padaku nanti jika aku menerima lamaranmu?" Tanya Enes yang langsung membuat Orang tuanya tersentak kaget 'pun dengan Adam yang langsung memandang kakanya heran.

"Enes gak sopan ngomong begitu" tegur Dimas tegas.

Enes menunduk, dan Aqib tersenyum getir di tempatnya.

"Saya memang belum mapan, tapi Insha Allah saya akan bekerja keras untuk mencukupi kehidupanmu karena kau adalah tanggung jawabku nanti , walau tak semewah orang tuamu berikan padamu dan akan ku tempatkan kau yang ke-tiga di hatiku sebagai wanita yang mengisi hidupku setelah Ibu dan adikku. Kau tanggung jawabku dan aku akan berusaha membuatmu bahagia " jawab Aqib apa adanya.

Enes menghela nafas pelan.

"Kenapa kau memilihku?" Tanya Enes lagi, ia merasa sangat aneh karena setahunya umur Aqib sepantaran dengan Adiknya. Ini memusingkan.

"Karena aku mencintaimu" jawab Aqib yang membuat wajah Enes menghangat. ia langsung di landa gugup dan malu dengan ungkapan rasa cinta pria di hadapannya yang tak terduga. apa-apaan ini kenapa jatungnya berdetak kencang dan wajahnya terasa panas sekarang?. Ini aneh.

Bismillah, guamam Enes dalam hati.

"Baiklah" gumam Enes pelan masih dengan semu merah di kedua pipinya.

"Alhamdulillah" seruan dari kedua orang tua Enes terdengar pelan membuat Enes menoleh dan menatap sang mama yang tersenyum lega kearahnya. Termasuk Aqib yang merasa plong dengan jawaban Enes. Sungguh ia sangat bersyukur.

"Apa yang kamu minta untuk maharnya Nak?" Kali ini Ibu Aqib yang bertanya. Wanita paruh baya yang beberapa pekan lalu ia besuk sebagai orang tua muridnya dan gak lama lagi akan berganti status menjadi orang tuanya.

"Seperangkat alat solat dan.. "Lagi Enes memandang Mamanya untuk menguatkan dirinya dari rasa gugup yang mendominasi saat ini "hafalan surah Ar-Rahman" lanjut Enes pelan.

Aqib tersenyum tipis "Insha Allah saya sanggup" ucap Aqib tegas.
**

Dua minggu lagi acara pernikahan di gelar terhitung dari sekarang, dan itu membuat Aqib gugup sekaligus senang, hatinya seperti di hembusi angin surga. Sejuk, saat si bunga hati bersedia di persunting olehnya. Memang benar Allah maha tau apa yang di inginkan hambanya.

"Abang?" Suara panggilan Mysa membuyarkan lamunannya ia mendongkak dan menuai senyum kecil, menyuruh Adiknya duduk di sampingnya.

"Abang mau nikah sama Bu Enes ya kata Ibu?" Tanya Mysa penasaran.

"Do'a kan saja ya semoga semuanya lancar" jawab Aqib, ia mengelus kepala Mysa dengan sayang.

"Aamiiin, Mysa senang Abang sama Bu Enes, Bu Enes orangnya baik. Cantik lagi" ujar Mysa menggebu membuat Aqib terkekeh pelan.

"Tapi, kalo Abang nikah. Nanti Abang gak bakal pergi ninggalin Mysa sama Ibu kan?" Tanya Mysa lagi.

Aqib menghela nafas pelan.

"Enggak, Abang tetep disini" Ujar Aqib ragu, ini yang di fikirkannya. Apa Enes mau tinggal di rumah yang sangat sederhana miliknya ini?

"Yyeeeey, Mysa bisa belajar bareng Bu Enes nanti di rumah tiap hari" teriak Mysa kesenangan.

**

Di sepertiga malam Enes memandang teduh pada sajadah, tempatnya bersujud pada Allah sang pencipta untuk berdo'a meminta kemudahan atas segala sesuatu yang akan di jalaninya kedepannya.

Ia butuh kesiapan untuk menjalani rumah tangganya nanti, ia butuh keikhlasan dalam melayani setiap kebutuhan Calon suaminya nanti dan hanya Allah yang bisa membantunya. Sang maha membolak balikan hati hambanya.

Ya Allah..

Jika memang dia yang engkau sandingkan untuku, berilah kemudahan atas hati hamba agar bisa menerima dengan ikhlas dan tulus.

Berilah kemudahan dalam setiap hidup kami dalam menapaki jalan yang engkau rid'hoi

Dan jadikanlah keluarga kami nanti, keluarga yang taat serta istiqomah di jalanmu..

***


Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang