CDD-13

11.9K 835 24
                                    

Assalamualaykum..

Cuma mau ngucapin selamat membaca aja ☺☺

***

Aqib menghela nafasnya gusar saat melihat istrinya yang berdesakan dengan banyak orang, walau ia terus merengkuh tubuh mungil istrinya tapi itu tak bisa mengurangi rasa panas di hati akibat cemburu. Ia tak rela dan tak ikhlas, dan menyesal telah menyetujui keinginan Enes yang ingin belanja di pasar.

"Besok-besok di warung aja belanjanya!" Ujar Aqib yang langsung membuat Enes meringis lalu mengangguk pelan.

Pasalnya ia tak mengira jika pasar pada waktu pagi sangat ramai, di padati penjual dan pembeli yang saling berhimpitan.

"Apa lagi yang mau di beli?"tanya Aqib.

"Udah Mas, udah semua" jawab Enes yang langsung di angguki Aqib.

"Kita pulang sekarang" ajak Aqib, Enes kembali mengangguk dan pasrah saja saat Suaminya menggandengnya untuk melangkah menjauhi kerumunan orang.

Enes hanya diam, bingung mau ngomong apa, takut-takut ia melirik suaminya yang tengah sibuk menaruh belanjaan di motor, dan ia reflek menunduk saat tiba-tiba Suaminya menoleh.

Ia takut dan sedih dengan kemarahan suaminya.

"Ayo naik" ujar Aqib, ia mengambil helm berwarna biru lalu membantu sang istri memakai helmnya. Kebiasaan yang sudah ia terapkan sejak hubungan mereka di mulai.

Enes memeluk erat pinggang Aqib agar ia tak oleng di boncengan, Hatinya resah kalo Aqib sudah mulai dalam mode diamnya, yang biasanya selalu ada percakapan tapi sekarang hanya terdengar bising kendaraan yang mengisi perjalanan pulang mereka.
**

Aqib menghela nafasnya perlahan lalu beristigfar dalam hati, guna meredakan rasa panas dalam dada. Ia memandang istrinya yang sibuk membereskan belanjaan di dapur memilah jenis bumbu lalu menaruhnya dalam wadah.

Padahal niatnya di hari minggu ini ia ingin menghabiskan waktu berdua dengan Enes, tapi kacau karena rasa cemburunya yang menguasai.

Ia melangkah mendekat lalu meraih tubuh Enes, ia memeluk erat tubuh Enes hingga rasa nyaman langsung menjalar keseluruh tibuhnya.

"Mas berlebihan yah?" Tanya Aqib tak enak hati, ia takut istrinya menyesal setelah mengetahui sisi cemburuannya. sisi posesifnya pada Enes.

Enes menggeleng cepat, ia merasa tak keberatan dengan rasa cemburu suaminya. Ia hanya tak bisa melihat suaminya marah karena itu membuatnya tak tenang.

Aqib melepas tali purdah Enes hingga wajah cantik istrinya telihat, ia tersenyum tipis saat merasakan halus kulit wajah Enes lalu mengecup keningnya lama. Ia sangat menyayangi istrinya ini yang menawan hati.

"Mas itu orangnya cemburuan, egois. Kamu gak nyesel kan nikah sama Mas?" Terang Aqib dengan tanganya masih merasakan halus kulit wajah Enes.

"Mas apaan sih, cemburu itu wajah ko. Berarti mas itu cinta sama aku. Tapi jangan berlebihan juga itu tidak baik" ujar Enes di sertai senyum, ia menangkup jemari Aqib yang masih betah di pipinya, menggenggamnya lalu di kecupnya ringan.

"Mas bener-bener cinta sama kamu sayang" desah Aqib lalu kembali menarik tubuh Enes dalam pelukannya
Dan wajah Enes memerah karena ucapan Aqib.

***

"Ka baunya harum.. jadi pengen cepet-ceper makan" ujar Mysa antusias saat mencium aroma semur ayam yang di masak Enes untuk menu sahur kali ini.

"Tunggu lima menit lagi yah" ujar Enes sambil terkekeh melihat keceriaan adik iparanya yang tak pernah surut.

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang