BAB 5

219 57 20
                                    

Merasa terancam. Dengan bodohnya tanpa Leo dan Kiera sadari. Salah satu dari mereka melakukan sebuah kesalan fatal.

Kiera dengan sendirinya melangkah maju memperdekat jarak. Napas Leo kini semakin terasa dipuncak kepalanya. Ia mulai merasakan ada sesuatu yang berbeda di hatinya.

Leo pun begitu. Ia merasa ada sengatan listrik berpuluh-puluh juta volt menyengat dirinya. Semerbak wangi dari rambut Kiera membuat perutnya terasa digelitiki oleh ribuan kupu-kupu yang sedang menari.

Bodoh. Runtuk Leo setelah kembali dari alam bawah sadarnya. Saat ini tubuh Kiera benar-benar melekat di tubuhnya. Dan itu membuat tatapan mereka semakin membelak menjadi-jadi.

"Oh my god Kiera! Sejak kapan lo berani tempel-tempel badan sama cwok yang bukan selera lo?" Ujar cwek berambut ombre navy, sembari menggeleng-gelengkan kepalanya tanda tak percaya.

Kiera yang akhirnya sadar segera mendorong pelan tubuh Leo. Leo yang menerima perlakuan itu pun menyerngit heran. Tak ambil pusing, ia segera membalikan badannya dan berjalan layaknya tidak ada apa-apa pergi meninggalkan rooftop.

Kesal dengan olok-olokan Biana dan Caroline, Kiera hanya bisa mendengus pelan sembari menatap punggung yang perlahan meninggalkannya untuk kedua kalinya.

"Ra, kalo gak bisa lusa ntar malam bisa ya?" Ujar Katty membuka pembicaraan.

"Oke lah. Lagian gue juga lagi penat. Dimana?" Jawab Kiera sembari merongoh saku roknya mencari rokok keduanya.

"Tempat biasa. Hanya saja kali ini 2 ronde. Ronde pertama lo lawan gebetan barunya si Bian yang ke dua lo lawan cowok yang kemarin lo kalahin. Emzz siapa ituu namanya?" Katty mengerjap-ngerjapkan matanya untuk mengingat nama seseorang. Kiera pun begitu. Bukan karena Kiera atau Katty pikun, hanya saja bukan pertama kalinya Kiera melawan cowok yang awalnya kalah dan kedua pun  sama nasibnya. Kalah.

"Ah yaa Athur. Iya Athur yang ganteng tapi najisin karena gak terima kalah sama lo itu lho Ra!"
"Bener gak Ryl?" Lanjut Katty yang kali ini sembari menggoda Sheryl.

"Katty shut up! Gue gak ada hubungan sama si Athur Athur lo itu" ujar Sheryl dengan nada tsunderenya yang sangat melekat.

"Yaelah, biasa aja kali Ryl, lagian emang gue bilang lo ada apa-apa sama Arthur gitu?" Jawab Katty dengan wajah tanpa dosanya.

Sheryl tak berkutik apa pun karena sebenarnya memang benar apa yang dikatakan olrh Katty. Katty tidak menyinggung apa pun tentang 'apa-apa'.

"Ra, lo buang napa tu rokok! Bukannya biasanya lo bisa nahan diri buat gak ngerokok di sekolah ya?" Kali ini Caroline menegur Kiera yang sedang menikmati hisapan demi hisapan nikotin dalam rokoknya.

"Please deh Olin, lo tuh gak tau apa kalo gue lagi mumet banget! Apa tampang kusut gue kali ini gak bisa nyadarin bahwa aku Kiera Nabila sedang dilanda ke pusingan berkat Pak Rahmat sialan itu!" Jawab Kiera acuh dengan tidak membuang rokoknya.

"Serah lu deh Ra, gue cuma ingetin sekali lagi aja. Gue gak akan negur lo buat ngerokok tapi gue cuma minta lo jangan ngerokok di sekolah udah gitu aja." Balas Caroline dengan sengit.

Hening. Seketika suasana di rooftop menjadi sunyi. Kiera masih saja menghisap rokoknya. Caroline kali ini memainkan ponselnya. Katty sedikit menjauh karena sedang berbincang dengan seseorang di ponselnya. Sheryl menyandarkan tubuhnya di pilar rooftop dengan sebuah manga ditangannya. Dan Biana yang menatap kosong ke bawah bangunan sekolah.

Suara hentakan sepatu menaiki undakan rooftop terdengar semakin jelas. Setentak. Kami menoleh. Bertatapan satu sama lain. Ah tidak. Kecuali Caroline ia malah menatap ke bawah. Entah mengapa Kiera mengikuti tatapan mata Caroline yang mengarah pada. Rokok. Ya. Sebatang rokok yang tersemat diantara jari telunjuk juga jari tengah Kiera. Refleks, Kiera menjatuhkan rokok tersebut. Menginjaknya seolah jijik.

"Ra! Gawat ra, ketos lagi razia zebra. Cepet turun atau kalian entah untuk keberapa kalinya masuk neraka yang entah keberapa juga aku gak tau" Seru Missy dengan napas pendek tetapi lancar.

Tanpa berpikir ulang. Kami serentak turun dari rooftop melewati jalan yang dibuat oleh tukang atas suruhan Sheryl.

Kiera menatap lama mata Missy dan menggumamkan 'terimakasih' dengan pelan. Cepat. Kiera menyusul temannya yang mungkin sudah dipertengahan jalan.

Missy hanya mengangguk dan tersenyum simpul ketika menatap tubuh tinggi ideal Kiera yang berlari dengan rambut yang melambai tertiup angin.

***

Fauzi Akbar. Ketua OSIS SMA HARAPAN BANGSA. Menaiki satu persatu anak tangga yang diikuti oleh beberapa orang di belakangnya menuju satu-satunya tempat yang belum ia razia. Ya. Rooftop sekolah. Sudah sejak beberapa bulan yang lalu setelah bertahun-tahun rooftop sekolah menjadi salah-satu tempat yang harus di razia karena mendapat laporan bahwa tempat itu selalu di pakai 5 orang cwek most wanted di sekolahnya.

Sesampainya di rooftop. Ia menyuruh rekan OSIS nya untuk menelusuri seluruh rooftop. Lama. Tak ada satu pun kecurigaan disini. Semuanya aman. Tepat setelah ia memutuskan untuk pergi. Kakinya menginjak sesuatu yang menarik perhatiannya. Ia berjongkok untuk melihat apa yang ia lihat.

Sebuah benda panjang yang hanya berukuran 4-5cm sedikit penyek karena terinjak olehnya dan ujungnya ada bekas api yang telah dipadamkan. Terbakar. Ia menelitinya. Hingga akhirnya sadar. Apa yang di pegangnya adalah sebatang rokok bekas.

Fauzi mendengus. Menatap seluruh rekannya yang tengah memperhatikannya.

"Diantara kalian. Apa ada yang tahu ini milik siapa?" Tanya Fauzi dengan datar sembari mengacungkan sebatang rokok tersebut.

Seluruh rekan yang ditanyanya hanya menggeleng tidak tahu. Namun, berbeda dengan Missy. Ia terlihat sedikit pucat melihat apa yang dipegang oleh Fauzi. Dan sialnya Fauzi membidik manik cokelat nya. Mengunci tatapannya.

"Missy. Apa yang kamu sembunyikan dariku?"

Damn! Pertanyaan Fauzi sukses menbuat semuanya menatap dirinya ingin tahu.

Missy gugup. Tak mungkin ia mengatakan yang sebenarnya. Namun..

"Ikut aku ke ruang OSIS. Sekarang. Yang lain, silahkan kembali ke kelas masing-masing."

-----------------------TBC-------------------

DIFFERENT PROMISESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang