(By the way, itu yang di mulmed mobilnya Leo ya, bayangkan saja itu sedamg terparkir di tengah jalan hhe)
Namun, tepat saat ia akan kembali mengoceh, lagu photograph milik Ed Sheraan melantun indah di ponsel milik Kiera yang menandakan bahwa ada telepon masuk.
Tanpa melihad id callernya, Kiera mengusap layar touchscreen ponselnya ke kanan.
"Ra, kamu dimana? Aku di depan apartemen kamu dari tadi mencet bell ko gak di buka sih?"
"Gue lagi di jalan Sy, mau ada yang harus gue beli. Lo ke garasi aja lewat parkiran disana ada Bryan. Bentar lagi gue balik ko. Udah ya Sy. Gue tutup. See"
Tanpa memberi waktu Missy untuk berbicara lagi. Kiera mengakhiri panggilannya.
Kembali ia menatap Leo dengan tatapan yang membunuh. Hanya saja, di dalam hati kecilnya ingin sekali rasanya ia menciup pipi Leo jika tidak ingat bahwa ini di jalanan dan satu lagi. Jika saja ia dan Leo tidak dalam suasana yang menjengkelkan.
"Gue tahu ko gue ini tampan, tapi apa harus lo liatin gue seakan gue ini mangsa lo yang siap diterkam?"
Leo yang sedari tadi memikirkan apa yang harus ia lakukan, akhirnya berucap demikian. Dan ya, perkataannya sukses membuat Kiera kembali pada suasana saat ini.
"Jangan kege-eran deh lo ya. Dan apa lo bilang? Lo mangsa gue yang siap gue terkam? Lo pikir gue singa apa?" Kembali Kiera mengoceh. Leo hanya bisa diam mematung ditempatnya. Tidak ada niatan sedikit pun untuk beranjak pergi. Karena sebenarnya ia pun sangat menginginkan berduaan dengan Kiera hanya saja bukan dalam situasi yang seperti ini.
"Udahlah. Mendingan gue pergi aja. Buang-buang waktu aja ngeladenin lo yang kayak bangsat gini." Lanjut Kiera yang kali ini berjalan meninggalkan Leo.
"Dan lo, Leonardo Radivan." Ujar Kiera lagi dengan menolehkan kepalanya kebelakang kembali melihat Leo. "Hati-hati kalo lo bawa mobil. Lo kira ini jalanan adalah area balap mobil apa? Ini jalanan umum dan gak seharusnya lo bawa mobil dengan kecepatan diatas rata-rata."
Setelahnya, Kiera kembali berjalan dan masuk kedalam mobilnya. Tanpa menunggu Leo pergi terlebih dahulu. Ia segera menstater mobilnya. Memacunya dengan kecepatan sedang. Kembali pada tujuan utamanya. Membeli oli untuk ninja kesayangannya.
Berbeda dengan Leo. Sepeninggalnya Kiera, ia justru meminggirkan mobilnya di bawah pohon besar yang tak jauh dari jalanan tadi. Ia termenung dengan perkataan Kiera yang terakhir. Banyak pertanyaan yang bermunculan di kepalanya.
Darimana Kiera tahu nama panjangnya?
Mengapa Kiera kembali menoleh padanya hanya untuk berucapkan "hati-hati"?
Mengapa Kiera mengingatkan padanya bahwa ini adalah jalanan umum dan bukan area balapan?
Dan yang pertanyaan paling mengusik di dalam pikiran Leo adalah.
Mengapa ia saat ini malah bertanya tentang Kiera. Kiera. Dan KIERA?
"Aahhh" Leo berteriak frustasi. Ia memukul stir mobil dengan cukup keras hingga ia merasan buku-buku jarinya sedikit perih.
Bohong ketika Leo bilang pada Kiera ada janji. Ia sebenarnya tidak ada janji pada siapa pun. Itu hanya alibi agar Kiera cepat pergi dari hadapannya. Karena Leo tidak tahan bila ia harus merasakan jantungnya berdegub lebih cepat dari biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT PROMISES
Teen FictionJika biasanya seseorang berjanji akan selalu menjaganya, maka cara terbaik untuk menepati janjinya adalah dengan selalu ada bersama-sama dimana pun dan kapan pun. Namun, apa yang terjadi dengan Kiera setelah mendapatkan sebuah janji dari lelaki yan...