BAB 9

72 4 1
                                    

Kiera kembali ke apartemennya tepat pukul 7 malam. Ia sudah tidak mendapati Bryan disana. Namun, saat ia menuju dapur. Masih ada Missy yang sedang sibuk dengan kompornya.

"Dari mana saja kamu Ra?" Tanya Missy dengan suara yang teriak saat mendengar ada derap langkah yang perlahan tapi pasti menghampirinya.

"Taman" Jawab Kiera pelan dan duduk di kursi bar yang berseberangan dengan kompor.

"Sy, bentar lagi gue mau balapan lagi, doain gue menang ya."

"Iya Ra, aku doain kamu menang, btw taruhan lagi? Atau gimana?" Tanya Missy lagi sembari menyuguhkan nasi goreng yang baru saja ia masak.

"Gak tahu, ini gue balap gara-gara ditantang sama orang yang malam minggu kalu kalah sama gue, terus gebetannya si Bian juga katanya penasaran sama gue. "

"Makan dulu Ra." Ujar Missy menyele ucapan Kiera.

Kiera hanya mengangguk mengiyakan, lalu mulai menyendok nasi goreng buatan Missy yang harus ia akui sangatlah lezat.

"Oh iya Sy, gue mau nanya. Mungkin gak sih kalo gue itu sukses move on? " Tanya Kiera ditengah-tengah makannya.

Missy menghentikan suapan keduanya. Lalu menaruh sendok yang sedari tadi ia pegang. Kiera menyerngit heran tak mengerti ada apa dengan Missy.

Missy tersenyum manis, dan itu lagi-lagi membuat Kiera menyerngit.
"Lo kenapa sih Sy?"

"Mungkin Ra. Jawabannya, mungkin saja kamu sukses move on. By the way, siapa cowok itu Ra? " Tanya Missy penuh selidik. Lalu, Kiera mengerutkan keningnya dan membuka mulutnya menjadi setangah mangap.

"Hahahaha" Sepersekian detik kemudian, Missy tertawa terbahak. Saking terbahaknya, Missy sampai mengeluarkan beberapa bulir air matanya.

"Sy, lo kenapa sih? Kemasukan roh nenek moyang lo ya? "

"Ra, wajah kamu itu loh. Ngakak banget asli. Hahahha"

Sialan! Dengus Kiera sebal.

"Oke oke Ra, sorry aku tadi lepas kontrol. Peace jangan marah" Ujar Missy menghentikan tawanya dan mengacungkan dua jari membentuk huruf V tanda ampun karena sekarang Kiera sudah memberinya tatapan yang tajam dan sulit diartikan.

"Tahu ah, gue sebel sama lo Sy. Sekarang, mana ice crem dan coklat gue? Lo gak lupakan sama janji lo yang tadi pagi? " Karena Kiera tak ingin dipojokan lebih jauh, jadilah ia mengalahkan pembicaraannya.

"Kalau coklat sih aku bawa, dua batang malah. Cuma kalau ice cream, hehehe" Missy cengengesan saat melihat aura menyeramkan Kiera datang.

"Emh, kita ke McD sekarang aja yuuk. Pake mobil aku aja. Aku yang bayar." Lanjut Missy sebelum Kiera ngamuk karena jatah ice creamnya tak ada.

"Nggak mau. Bentar lagi gue mau balapan. Kalo mampir ke McD dulu bisa-bisa gue kalah karena kekenyangan atau keasikan karena Wi-Finya." Tolak Kiera dengan nada yang sedikit manja.

Missy tersenyum geli mendengarnya. Sebenarnya ia tidak lupa akan ice creamnya Kiera. Namun, ingin rasanya Missy membuat Kiera seperti dulu lagi. Kiera yang mendadak manja saat tidak ada jatah ice cream untuknya.

Ekor mata Kiera tidak sengaja melirik jam dinding yang ada di sebrangnya. Satu jam lagi balapan itu dimulai. Dan peraturannya, pembalap diwajibkan telah bersiap di tempat setengah jam sebelum dimulai.

Dengan cepat, Kiera meraih kunci motor yang ada di ruang tengah apartementnya, tak lupa ia pun membawa jaket kulit hitam dan mengganti celananya dengan jeans hitam. Memakai sepatu booth hitam pula dan beberapa benda lainnya yang pasti akan dibutuhkan disana.

DIFFERENT PROMISESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang