"Kak Derren"Seorang lelaki berusia 12 tahun itu membuka mata saat adiknya memanggilnya.
"Ada apa, Shimizu?"
Gadis kecil yang masih berusia enam tahun itu tiduran di kasur. Ia mengerjapkan matanya. Matanya yang sebiru lautan terlihat jelas walaupun ruangan itu hanya diterangi temaram lilin.
Dongeng yang tadi dibacakan ayahnya masih terngiang di benaknya.
"Senyawa itu apa?"
"Aku tidak tau, Shimizu. Disekolah aku belum diajari tentang senyawa."
"Bila kakak meminum cairan biru itu, apakah kakak bisa memiliki mata biru sepertiku?"
"Tidak tau, Shimizu. Mungkin saja."
Mata biru gadis kecil itu berkaca-kaca
"Hei, jangan sedih begitu. Matamu itu spesial, tahu. Semua orang disini warna matanya cokelat tua. Mereka iri dengan matamu yang biru, jadi mereka mengejekmu."
"Tahu tidak, mereka juga mengingini mata biru sepertimu. Mungkin kamu tidak sadar, tapi mereka sering memperhatikanmu dengan tatapan terpesona. Apalagi para pria. Hahaha."
Muka adiknya hanya memerah malu.
Derren membelai rambut adiknya. Matanya bertemu dengan mata adiknya yang indah.
Shimizu menutup matanya. Ia nyaman ditatap oleh tatapan hangat kakaknya. Belaian tangan kakaknya menghantarkannya ke dalam dunia mimpi.
Mata tajam Derren menyusuri tubuh adiknya yang terlelap. Senyumnya mengembang tipis. Adiknya sangat mudah terlelap.
Tangannya berhenti membelai rambut adiknya. Ia nampak berpikir.
Dari semua orang yang pernah Derren lihat, tidak ada yang bermata biru. Kata ayahnya mereka ini orang asia, jadi tidak akan memiliki mata biru.
Adiknya memiliki wajah yang serupa dengan dirinya, hidungnya yang mancung, bibirnya yang merah gelap. Yang membedakan hanyalah warna matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Liquid
Science FictionSuatu hari, seorang profesor mencampurkan dua senyawa yang tidak berwarna. Matanya berseri ketika melihat hasil pencampuran kedua senyawa itu. Campuran itu berwarna biru, seperti warna laut yang dalam. Senyumnya terukir sempurna. Ya. Inilah yang d...