Winston beberapa kali menyeringai sambil berbincang dengan ibu Derren. Seringaian itu terlihat menakutkan. Membuat Shimizu mengalihkan pandangan ke pojok ruang tamu dan menemukan kakaknya hanya berdiri diam disana, Melihat ibu dan pria asing itu berbincang.
Derren merasakan ada sepasang mata yang mengawasinya dibalik rak. Mata anak lelaki itu bertemu dengan sepasang mata biru yang indah dan menghanyutkan. Ah! Itu Shimizu. Dia dengan takut-takut mengintip dibalik rak.
Dihampirinya Shimizu.
"Sst.. Ini kesempatan bagus, Shimizu. Lihat, ibu dan paman itu sibuk berbincang. Kita bisa ke gudang belakang rumah untuk melihat cairan biru yang membuatmu penasaran itu."
Adiknya itu hanya memandang Derren yang nampak bersemangat.
Derren menggandeng tangan mungil Shimizu
"Nah, ayo!"
---
Winston yang sedang sibuk menajamkan pendengarannya tersenyum simpul. Ia mendengar perbincangan anak lelaki itu dengan adiknya.
Entah mengapa, pendengarannya menjadi jauh lebih tajam setelah ia kehilangan penglihatannya.
Dihiraukannya istri mantan sahabatnya yang sibuk bercerita. Sepertinya hal ini akan memudahkannya melaksanakan rencana yang sudah disusunnya selama bertahun-tahun.
---
Winston terbatuk kecil di ruang tamu
Ibu Derren yang melihat Winston terbatuk langsung menuju ke dapur untuk mengambil minum. Betapa bodoh dirinya. Karena terlalu asyik bercerita panjang lebar, ia jadi lupa memberi tamunya minum.
Winston bangkit dari kursinya setelah ibu Derren berlari ke dapur. Pria buta itu berjalan ke gudang belakang rumah itu. Ia masih hapal benar denah rumah ini. Dulu saat ia masih bersahabat dengan ayah Derren, hampir setiap hari dia berkunjung kesini.
Winston terus berjalan. Ia masih murka karena kejadian 6 tahun yang lalu.
---
Flashback6 tahun yang lalu
Winston berkunjung kerumah sahabatnya. Ia tidak sabar untuk memberi sahabatnya ucapan selamat karena kelahiran putrinya.
Entah mengapa sahabatnya itu tak tampak senang dengan kelahiran putrinya. Sahabatnya itu hanya menatap mata Winston lama.
"Seandainya saja anakku memiliki mata biru sepertimu, winston. Ini tidak adil. Mengapa orang asia tidak bisa memiliki mata biru?"
---
Sehari setelahnya, sahabatnya membujuknya untuk diajak ke rumah sakit. Ia beralasan istrinya membutuhkan donor darah karena baru saja operasi sesar. Sahabatnya tahu Winston dapat membantunya karena istrinya dan Winston memiliki golongan darah yang sama.
Setiba di rumah sakit, sahabatnya yang terobsesi dengan mata biru itu membiusnya. Sahabatnya itu sudah membayar mahal kepada beberapa dokter bedah untuk membedah mata Winston dan memasangkannya pada mata putrinya.
---
Winston menggeram mengingat ia bangun dengan perban di matanya. Dunia yang selama ini berwarna, menjadi gelap untuk selamanya. Betapa menyesalnya ia sudah bersahabat dengan profesor yang setengah gila.
Winston mengambil pistol yang sudah disiapkannya dibalik jasnya. Ia berdiri tak jauh dari pintu gudang itu. Winston menaruh tongkatnya ke tanah dan memegang pistol itu dengan kedua tangan. Siap menembak.
Tak menunggu lama, terdengar pintu gudang terbuka.
kedua anak ingusan yang iseng memasuki laboratorium ayahnya itu baru sedetik menginjakkan kaki untuk keluar dari gudang,
DUARRR!!!!
Winston menyimpan kembali pistolnya. Bau darah memasuki hidungnya. Winston tidak tau apakah kedua anak itu tewas atau salah satunya selamat. Ia hanya ingin anak yang telah mengambil matanya itu tewas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Liquid
Science FictionSuatu hari, seorang profesor mencampurkan dua senyawa yang tidak berwarna. Matanya berseri ketika melihat hasil pencampuran kedua senyawa itu. Campuran itu berwarna biru, seperti warna laut yang dalam. Senyumnya terukir sempurna. Ya. Inilah yang d...