Suara serangga di halaman belakang rumah mereka yang luas mengisi suasana malam yang sunyi.
Tubuh Derren bergerak kesana-kemari, mencari posisi yang nyaman untuk tidur. Entah mengapa malam ini rasanya susah sekali untuk tidur.
Menyerah mencari posisi yang nyaman, Derren membalikkan tubuhnya ke kanan, menghadap Shimizu yang tampak menutup matanya.
"Hei, Shimizu. Kau tahu tidak, di gudang belakang aku menemukan sebuah larutan berwarna biru. Seperti warna lautan yang dalam. Mirip sekali dengan warna matamu."
Shimizu yang hampir terlelap mengerjapkan matanya. Kakaknya tersenyum melihat mata biru adiknya. Indah sekali.
Tangan Derren bergerak membelai pipi Shimizu. Tapi nampaknya Shimizu terganggu dengan hal itu.
Gadis bermata biru itu menyingkirkan tangan kakaknya yang sedang mengusap pipinya. Tangan itu terlalu berat. Nanti pipinya tidak bulat dan lucu lagi bila kakaknya terlalu sering menyentuhnya.
"Cairan biru yang kakak temukan sepertinya mirip dengan yang diceritakan ayah."
"Hmm.. Iya juga ya. Mungkin dongeng yang diceritakan ayah itu nyata."
"Apa kau ingin melihat cairan itu, Shimizu?"
"Besok ikutlah kakak ke gudang. Tapi jangan bilang ibu. Nanti kita dimarahi."
Shimizu memandang kakaknya. Kakaknya sangat sayang padanya. Kakaknya adalah orang yang paling mengerti dirinya.
Mata biru yang dia miliki tidak menjadi masalah bagi kakaknya. Disaat teman-temannya menyebutnya anak haram karena warna matanya, Derren selalu menghiburnya dan mengajaknya bermain bersama.
Shimizu yang pendiam ini sungguh beruntung memiliki kakak seperti Derren yang ramah dan disukai banyak orang.
---
Derren terbangun dari tidurnya. Ia mendengar suara ketukan di pagar rumahnya.
Siapa yang bertamu sepagi ini?
Derren berlari menuju pagar rumahnya. Di depan pagar terlihat seorang lelaki seumuran ayahnya yang menggunakan kacamata hitam.
Lelaki itu berhidung mancung, rambutnya pirang dan tubuhnya tinggi. Tangan kanannya memegang sebuah tongkat hitam.
Derren mendengus saat mendapati tingginya hanya mencapai dada pria itu. Ia ingin lebih tinggi dari pria itu!
Derren pernah membaca buku-buku ayahnya. Disitu tertulis orang-orang eropa memiliki badan yang tinggi, hidung yang mancung dan rambutnya yang berwarna cokelat kekuningan hingga cokelat gelap.
Jadi tamu yang ada didepannya ini orang eropa? Derren tidak pernah melihat orang eropa sebelumnya. Ternyata tampan sekali, ya.
"Hei, apakah kau keberatan untuk membuka pagar rumahmu?"
Derren tidak mengerti apa yang orang itu katakan. Ia tidak pernah mendengar bahasa seperti itu sebelumnya. Tapi melihat orang itu menunjuk pagar rumahnya, sepertinya orang itu meminta Derren untuk membuka pagarnya.
Sebelum Derren membukakan pagar, Ibu Derren entah darimana sudah muncul dibelakangnya.
"Oh, Winston! Apa kau ingin bertemu suamiku? Sayang sekali dia sedang tidak ada di rumah. Mungkin besok dia baru kembali. Tapi paling tidak singgahlah sebentar."
Derren semakin terheran melihat ibunya juga berbicara dengan bahasa yang tidak dimengerti olehnya.
"Dia siapa, ibu?"
"Paman ini adalah sahabat lama ayahmu. Sudah lama dia tidak berkunjung kesini."
"Ayo, Winston, silahkan masuk!"
Ibunya dengan bersemangat langsung menuntun pria bernama Winston itu masuk kedalam rumah. Tongkat pria itu mengetuk-ngetuk lantai yang dilewatinya.
Sepertinya pria itu buta.
"Hei, Winston, ini aneh sekali. Derren tidak mengenalimu padahal dulu kau sering berkunjung kesini."
"Sudah enam tahun aku tidak berkunjung kesini. Saat itu Derren masih kecil. Wajar saja bila dia lupa. Lagipula aku tidak keberatan untuk dilupakan."
Ujarnya sambil menyeringai.
Derren mengikuti mereka hingga ke ruang tamu. Ibunya sibuk berbincang-bincang dengan pria itu.
---
Suara berisik membuat Shimizu terbangun dari tidurnya. Shimizu mendapati kakaknya sudah tidak ada disebelahnya.
Ini aneh.
Biasanya kakaknya selalu membangunkannya. Tidak pernah meninggalkannya sendirian seperti ini.
Dengan sedikit mengantuk Shimizu turun dari ranjangnya dan mencari kakaknya.
Telinganya menangkap suara-suara yang asing baginya. Suara seorang pria dan ibunya yang entah berbicara dengan bahasa apa.
Shimizu mengintip dibalik rak ruang tamu. Dilihatnya seorang pria yang tinggi dan tegap. Anehnya pria itu memakai kacamata hitam di dalam rumah.
Pria itu pirang. Mungkin dia orang eropa. Berarti pria itu bermata biru? Shimizu terus memandang laki" itu dari balik rak. Ia penasaran apa yang ada dibalik kacamata hitam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Liquid
Science FictionSuatu hari, seorang profesor mencampurkan dua senyawa yang tidak berwarna. Matanya berseri ketika melihat hasil pencampuran kedua senyawa itu. Campuran itu berwarna biru, seperti warna laut yang dalam. Senyumnya terukir sempurna. Ya. Inilah yang d...