5. ...Jealousy I

1.4K 186 76
                                    

Biarpun Seokmin tidak terlalu unggul di pelajaran, tapi dia adalah orang yang tekun. Jika dia sudah bertekad melakukan sesuatu, semua akan dilakoninya dengan baik. Termasuk tekadnya memperhatikan dan 'membesarkan' Soonyoung.

Saat itu di perpustakaan. Seokmin dan Soonyoung janjian untuk belajar sebentar sebelum pulang ke apartemen. Namanya mahasiswa, ya tugasnya belajar. Seokmin sendiri sudah pusing dengan mata kuliah Psikologi Musik Pendidikan. Musik ya musik saja, kenapa ada psikologinya segala. Maka dia menempelkan kepalanya ke meja perpustakaan sambil mengerang. Seokmin mendengar tawa kecil dari seberangnya.

Soonyoung tertawa melihat tingkah laku Seokmin. Dia kemudian mengipas-ngipasi Seokmin dengan buku catatannya.

"Kepalanya sudah panas ya..."

"Hm...Hyung hebat sekali bisa konsentrasi begitu lama.."

"Aku kan murid beasiswa, jadi harus mempertahankan prestasiku kalau tidak mau beasiswanya diputus.", Soonyoung nyengir sambil memainkan pulpen birunya.

"Sst Hyung...di saat seperti ini otak kita butuh yang manis-manis.."

"Hm? Tapi kan tidak boleh membawa makanan ke perpustakaan?"

Seokmin menarik tangan Soonyoung kemudian memberikan sesuatu ke telapak tangannya.

"Permen untuk membuat otakmu tetap bekerja. Aku akan menjaga supaya kau tetap bangun dan belajar!"

Mendengar kata-kata Seokmin, Soonyoung tertawa lagi sambil menutupi mulutnya. Seokmin jadi menyadari kebiasaan itu. Menurutnya manis sekali.

"Bagaimana dengan belajarmu sendiri? Apa kau ini manajerku?"

"Kelihatannya pekerjaan menjadi manajer seorang penari hebat Kwon Soonyoung terdengar menjanjikan. Bagaimana pun aku ini akan menjadi lulusan seni pertunjukan!"

"Baiklah kalau begitu pak manajer. Tolong urus aku baik-baik ya.."

"Tentu saj-..."

"Ngobrol terus, kapan belajar..."

Percakapan mereka diputus oleh suara berat yang ternyata milik Wonwoo. Dia datang sambil menempelkan ujung buku ke kepala Soonyoung dengan pelan. Kemudian dia menarik kursi dan duduk di samping Soonyoung. Seokmin reflek membenarkan posisi duduknya dan segera membolak-balikkan halaman buku kuliahnya.

"Wonwoo, kau datang?", Soonyoung tersenyum cerah melihat Wonwoo, "Kau mau permen? Tidak terlalu manis kok.."

Hei, aku memberikan itu untuk Soonyoung hyung.

Wonwoo mengulum permen yang diberikan oleh Soonyoung. Seokmin hanya bisa membela diri di dalam hati. Dia masih canggung dan takut dengan Wonwoo, mau sebagaimana pun Soonyoung membujuk bahwa Wonwoo sebenarnya baik. Apalagi ini di perpustakaan. Memori beberapa bulan lalu berulang di kepalanya.

Wonwoo sendiri adalah mahasiswa jurusan sastra. Kata Soonyoung, Wonwoo suka sekali membaca buku makanya dia mengambil jurusan sastra dengan pilihan linguistik. Konon Wonwoo sudah memantapkan diri untuk lanjut ke S2 dan mengambil program filsafat. Padahal Seokmin dengar dari orang-orang, kalau mata kuliah filsafat itu menjemukan dan membuat ngantuk.

Sesudah asyik dengan pikirannya sendiri, Seokmin sudah mendapati Soonyoung dan Wonwoo yang sedang membicarakan sesuatu dengan serunya. Mereka sudah berteman dari dulu, jadi banyak percakapan mereka yang tidak bisa Seokmin masuki. Seandainya Seokmin mengenal Soonyoung dari dulu.

Karena itu Seokmin kembali mengalihkan perhatiannya ke buku, sambil berpura-pura membaca kalimat yang tidak bisa dicernanya.

-----------------

Roommate For...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang