7. ...Rejection

1.2K 168 42
                                    

Esoknya Soonyoung demam tinggi dan tidak bisa pergi ke hari kedua festival kampus. Seokmin sendiri bersikeras untuk tetap tinggal di apartemen biarpun Soonyoung menyuruh dia untuk pergi saja menikmati festival. Dia lebih memilih untuk merawat Soonyoung daripada menghadiri festival yang memang dia pun tidak perlu andilnya lagi di hari kedua. Selain itu Seokmin khawatir setelah kejadian yang terjadi semalam.

"Sudah kubilang, panggil saja aku dengan Seungcheol hyung kan?"

"A-ada keperluan apa kesini?", Soonyoung bertanya sambil menyembunyikan setengah badannya di belakang Seokmin. Saat ini Seokmin masih kebingungan dengan situasi yang terjadi.

"Jangan seperti itu Soonyoungie. Aku tahu dulu aku salah. Begini, kau tahu kan kalau ayahku memiliki agensi yang cukup besar? Saat ini aku sedang masa 'training' untuk meneruskan perusahaan ayahku dan aku datang ke kampusmu untuk mencari bakat dan ada kau!"

"Lalu, apa yang sunbaenim inginkan dariku?"

"Aku tertarik untuk mengajakmu masuk ke agensiku. Bukankah dari dulu kau bermimpi untuk menjadi penari yang handal?"

Seokmin dapat merasakan tangan Soonyoung gemetar saat dia mencengkram lengan baju Seokmin. Dia tidak mengerti apa yang terjadi, tapi instingnya mengatakan bahwa pria yang tak dikenalnya ini berbahaya bagi Soonyoung.

"Mohon maaf, saat ini Soonyoung hyung baru saja menyelesaikan pertunjukan, dia sudah kelelahan. Kalau bisa tolong hal ini dibicarakan lain kali saja."

Ucapan Seokmin yang tiba-tiba membuat orang yang disebut sebagai Choi Seungcheol terkejut. Seokmin sendiri menggeser tubuh Soonyoung agar tertutup keseluruhan oleh tubuhnya.

"Kau ini siapa?"

"Aku roommate Soonyoung hyung, dan kami permisi dulu.", Seokmin segera menuntun Soonyoung untuk pergi dari tempat itu. Mereka menghilang ke balik panggung meninggalkan Seungcheol sendiri.

"Hm...iya..iya aku makan dengan benar kok. Iya aku tahu. Pertunjukkanku berjalan dengan lancar kok, kan Ibu sendiri bilang menonton liputannya di tv. Iya. Sampai nanti bu."

Seokmin mengunci layar handphonenya. Bertelponan dengan ibunya membuat Seokmin semakin pusing. Dia masih sibuk memikirkan kejadian semalam, tapi teringat bahwa bisa dibilang dia sekarang jadi menyukai pria. Bagaimana caranya memberitahu orangtuanya?

Tiba-tiba terdengar suara bunyi bel pintu apartemen mereka. Seokmin memang sudah memberitahu Mingyu dan Minghao kalau dia tidak ke kampus hari ini karena Soonyoung sakit. Mungkinkah mereka datang menjenguk?

Saat Seokmin membuka pintu, dia terkejut dengan apa yang didapatnya. Pria semalam yang mungkin saja menjadi penyebab demamnya Soonyoung, Choi Seungcheol. Dia datang membawa sebuket bunga dan bungkusan yang mungkin berisi kudapan yang terlihat mahal.

"Oh, kau yang semalam. Ternyata kau benar-benar roommatenya? Soonyoungie ada?"

"Bagaimana kau bisa tahu apartemen kami?"

"Ckck, jangan remehkan jaringan informasiku. Sekali lagi kutanya, Soonyoungie mana?"

"Soonyoung hyung saat ini sedang tidur karena demam. Bisa tolong untuk tidak mengganggunya?"

"Sayang sekali. Kalau begitu bisa kau berikan ini padanya? Dan ini kartu namaku, dia bisa menelponku kapan saja kalau dia ingin mendengar lebih jauh tentang tawaranku.", Seungcheol memberikan barang-barang yang dia bawa dan secarik kartu nama. Seokmin sesungguhnya tidak ingin menerimanya, tapi bisa dibilang Seungcheol berperilaku sopan, jadi tidak ada alasan untuk menolaknya.

"Oh! Dan katakan padanya, bahwa aku sudah berubah.", sesudah mengatakan hal tersebut, Seungcheol pergi menuju tangga dan turun ke bawah hingga hilang dari pandangan. Seokmin gusar mengingat cara Seungcheol memanggil Soonyoung dengan Soonyoungie. Dasar sok akrab.

Roommate For...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang