Sidang masih belum dimulai. BoD dan Chair belum ada di tempatnya. Mungkin sepuluh menit lagi. Sewaktu aku masuk, hawa ruangan tiba-tiba berubah. Sebelumnya tidak semencekam ini. Mungkin ini karena sebentar lagi sesi terakhir, sesi penutup akan segera dimulai. Sesi ini adalah penentuan apakah pertemuan ini a.k.a sidang ini akan membuahkan hasil atau hanya pertemuan angin lalu.
Kulihat sebagian besar delegasi sudah berkumpul di dekat tempat duduk Rusia. Mereka seperti mendiskusikan sesuatu yang sangat krusial. Sesuatu yang aku ingat sekali, seharusnya aku berada di dalamnya. Hanya saja kejadian dengan Adam tadi membuat menit-menit berhargaku terbuang, terutama karena mengurusnya dan mendapatkan perlakuan tidak senonoh darinya.
"Kamu dari mana aja Jepang? Kami dari tadi nunggu kamu. Kamu nggak lupa kan kita mau bahas mengenai masa depan Draft Resolution kita?" Rusia langsung ambil suara saat melihatku masuk ke ruangan sidang. Sebenarnya nadanya datar saja. Hanya saja penekanannya dalam beberapa suku kata membuat kata-kata tadi terasa lebih tajam daripada duri mawar.
Ternyata aku salah. Yang membuat suasananya mencekam bukan finalnya tapi keterlambatanku.
"Aku tadi mengurus Amerika Serikat sebentar, dia sakit tadi." aku menjelaskan keadaan yang sebenarnya.
"Kamu kan bisa menyerahkannya pada panitia..." tambah Malaysia.
Aku menghela napas. Andai saja mereka tahu apa yang terjadi tadi. Demi menghindari konfrontasi berlebih aku tidak melawan.
"Udah-udah, bentar lagi sidangnya bakal segera mulai, mending kita lanjutin rapatnya." Usul Davyn. Dia tidak memandangku.
Delegasi yang lain tampak menyetujui usulan Davyn. Mereka tampaknya sudah jengah dengan drama yang tidak berbobot dan tak kunjung usai dalam sebuah rapat. Ah sudahlah, kau pasti tidak tahu apa yang kumaksud.
Aku pun demikian.
By the way, Thanks Dav... aku berhutang padamu.
"Kemarilah Jepang, kita lihat bagaimana masalah ini dari sudut pandangmu?" Rusia sudah sedikit melunak.
Kemudian aku mendekat ke kerumunan itu. Setelah menetralkan degup jantungku, aku mulai mengutarakan persepsiku dan berusaha profesional.
***
Sidang final telah dimulai. Kali ini sidang berjalan dengan delegasi yang tidak lengkap. Ya, Adam tidak bisa mengikuti sidang karena belum pulih benar. Meski begitu sidang tetap berjalan karena quorum telah terpenuhi. Alurnya berjalan lancar karena sebagian besar poin-poin yang tertera sudah disepakati oleh para delegasi. 30 menit kemudian Draft Resolution (selanjutnya disebut DR) 1.0 yang merupakan usulan dari bloc Vietnam dibacakan. Dari beberapa poin yang diajukan dalam DR 1.0 itu beberapa mengalami friendly amendment dan juga unfriendly amendment. Poin yang mengalami unfriendly amendment kemudian dimusyawarahkan kembali karena sponsor merasa keberatan dengan hasil amendment. Disini kemampuan diplomasi kita akan diuji, apakah sponsor mampu mempertahankan argumen dalam DRnya atau menyerah dengan hasil amendment kemudian. Perdebatan berakhir dengan voting yang kemudian dimenangkan oleh kubu Vietnam. Tidak terlalu banyak koreksi dalam DRnya. Hasilnya kemudian tertuang dalam DR 1.1 (DR 1 yang sudah di amendment).
Kemudian sekarang giliran DR 2 yang diajukan oleh pihak Rusia. Bertajuk Draft Resolution 2.0, Rusia berhasil meyakinkan para delegasi bahwa poin yang ia sampaikan dalam draftnya--yang hanya dua lembar itu--sangat applicable dan tidak bertabrakan dengan kepentingan nasional dari masing-masing anggota sidang. Jadilah DR 2.0 itu tidak tersentuh dengan yang namanya amendment karena semua sudah setuju dengan isi draftnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
University of Life: MUN
Short Story(BxB Alert!!) ~ Semester 7 ~ Siapa sangka dalam perhelatan MUN bisa terjadi drama? Di kegiatan luar kuliah ini Agas bertemu orang-orang baru di luar teman kuliahnya. Apa yang terjadi selama MUN berlangsung? Bagaimana dengan hatinya?