Kejutan

38 1 0
                                    

Sudah 3 bulan sejak pertama kali coffee shop ini buka. Dan sudah 3 bulan juga Jasmine resign dari Bank tempat dia bekerja.

Kini Jasmine semakin sibuk tenggelam dengan coffee shop nya. Gak hanya melayani para tamu, Jasmine juga terkadang harus turun tangan menjadi asisten barista karena kasihan melihat Ina yang pontang panting kesana kemari membuatkan pesanan kopi. Meskipun bukan barista bersertifikat, Jasmine pun sudah mulai lincah membuat beragam kopi yang enak. Bahkan chef sekelas Tedja, entah untuk menyenangkan Jasmine atau memang berkata jujur, pun mengakui bahwa kopi bikinan Jasmine gak kalah enak dengan barista bersertifikat.

Seperti siang ini, cuaca yang mendung tak menyurutkan para pengunjung untuk datang membuat hampir sebagian besar meja terisi. Ramainya pengunjung yang datang tak lain karena review beberapa food blogger teman-teman Jojo dan Tedja yang sudah mempromosikan coffee shop Jasmine menjadi recommended HOT spot di blog dan media sosial mereka.

Gak cuma para food blogger itu, Jasmine juga yakin coffee shop nya ramai karena rasa kopi yang mereka sajikan dan cemilan-cemilan yang mereka hidangkan untuk menemani minum kopi di coffee shop selalu dibuat dengan tambahan cinta, membuat semuanya terasa lebih enak. Seperti namanya Love Potion, Jasmine memang berharap coffee shop ini bisa menjadi tempat orang-orang merasakan cinta dengan meminum ramuan kopi mereka.

Sambil terus membantu Ina menyiapkan beberapa pesanan pengunjung, Jasmine yang matanya selalu siap siaga melihat kalau-kalau ada pengunjung baru yang harus disambut kini asyik bersenandung kecil mengikuti lagu yang sedang diputar.

Jasmine memang suka bernyanyi dan suka musik. Dari semenjak coffee shop ini masih berbentuk rancangan dia sudah merengek dengan Jojo minta dipasangkan alat audio untuk memutar lagu-lagu kesukaannya. Alasannya supaya coffee shop nya terasa benar-benar seperti coffee shop, bukan kuburan, membuat Jojo yang waktu itu mendengar alasan konyol itu tertawa terbahak-bahak.

Hari ini dengan didukung cuaca yang mendung, Jasmine menyetel lagu-lagu melow Korea. Ya Korea.

Ada alasan kenapa Jasmine begitu menyukai hal-hal berbau Korea. Setiap kali dirinya mendengar Korea ditelinganya, dirinya merasa punya ikatan bathin tersendiri dialam bawah sadarnya layaknya dejavu meskipun gak banyak kata-kata yang dia pahami.

"Segitu sukanya ya Kak sama Korea?" Pertanyaan Ina memecah keheningan.

"Gak tau ya Na. Setiap kakak denger yang Korea Korea gini, kakak tu ngerasa kayak dejavu. Kayak pernah denger orang-orang ngobrol pake bahasa itu. Anehnya lagi kakak ngerasa punya ikatan khusus dengan Korea.".

"Apa mungkin orang tua kakak asalnya dari Korea?".

Deg!

Terdetak jantung Jasmine mendengar ucapan Ina barusan. Tiba-tiba dia merasa apa yang baru diucapkan Ina mungkin ada benarnya. Baru kali ini ada orang yang menyadarkan dia mengenai kemungkinan itu. Dipatutkan wajahnya ke mesin kopi dihadapannya yang terbuat dari stainless steel.

"Apa mungkin ya mereka dari Korea? Mataku kan emang sipit... Tapi kan kulitku coklat... Aduh apaan sik... Gak gak... Gak mungkin!" Gumam Jasmine dalam hati sambil tetap mematut dan menggeleng-gelengkan kepalanya berkali-kali.

"Kak... Kak Jasmine?" Panggil Ina sambil tangannya dilambaikan didepan muka Jasmine yang tampak melayang jauh.

"Eh iya... Kenapa Na?" Jawab Jasmine gelapan.

"Itu kopi mau ditunggu sampe dingin apa baru disajiin?" Tanya Ina lagi melihat Jasmine menggenggam erat nampan berisi 3 kopi panas pesanan pengunjung.

Secangkir Kopi Cinta Di KoreaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang