Hari ini hari terakhir dua kakak beradik Soojung dan Sooyoung berada di Bali sebelum kembali ke Seoul besok pagi. Dan hari ini juga, Jasmine sudah berjanji untuk menemani dua bersaudara itu mengambil hasil lukisan dirumah Bli Gede.
Tapi demi bisa mengangkat segudang lukisan yang dipesan, Jasmine sekarang harus putar otak merayu Jojo supaya mau mengantarkan mereka mengambil lukisan dirumah Bli Gede. Ada rasa canggung dan enggan dihati Jasmine untuk menghubungi sahabatnya itu setelah kejadian beberapa hari yang lalu itu. Semenjak kejadian itu Jasmine sebisa mungkin menghindari Jojo dengan berjuta-juta alasan. Semua pesan, telpon dan bahkan kehadiran Jojo di coffee shop semua diabaikannya.
Seperti kemarin ketika Jojo akhirnya datang ke coffee shop setelah lelah mencoba menelpon Jasmine dan mengiriminya puluhan pesan yang tanpa balasan, lagi-lagi Jasmine mengabaikannya seolah-olah sibuk dengan costumer nya kesana kemari.
"Hei boylady... Tumben nelpon. Kemaren-kemaren giliran ditelpon gak pernah ngangkat. Udah sehat?" Sahut Jojo cepat dengan nada mengejek tanpa terdengar nada tunggu membuat Jasmine gelagapan.
"Hisss... Kamu ngagetin aja sih Jo. Aku pikir aku salah sambung atau nyambung ke voice mail. Siapa juga yang sakit. Aku gak sakit kok.".
"Ah kamu gitu aja kaget. Takut pulsanya sia-sia ya kalo nelpon ke voice mail. Halah... denial... Kemaren-kemaren aku dicuekin. Telpon gak diangkat, pesen gak dibales, dateng pun diabaikan... Oh... alangkah malang nasib hamba..." Balas Jojo dari seberang telpon dengan nada bercanda membuat kecanggungan yang dirasakan Jasmine sebelumnya menghilang entah kemana berganti dengan senyum mengembang dibibir Jasmine.
"Norak ah. Telpon kamu gak keangkat kan karena aku sibuk, mau bales pesen kamu aku lagi bokek belum beli pulsa kemaren, terus pas kamu dateng, kamu kan liat sendiri aku sibuk ngurusin costumer kesana kemari." Sahut Jasmine membela diri takut ketahuan kalo dirinya sengaja menghindar.
"Ah alibi... Bilang aja kamu mau ngindari aku kan?" Tanya Jojo to the point.
"Gak kok. Suwer deh...".
"Udahlah Jey gak usah dibahas lagi... Aku tau kok kamu gimana. Kenapa nelpon sayang? Pasti ada sesuatu kan?".
"Hmm... Jo... Aku mau minta tolong... Gimana ya... Hmm..." Jawab Jasmine ragu-ragu.
"Apa sih cinta? Ngomong aja susah banget. Selama aku masih bisa bantu pasti aku bantu." Balas Jojo mendengar nada ragu Jasmine.
"Ih apa-apaan sih kamu pake cinta-cinta segala.".
"Lah... Kamu kan emang cintanya aku. Salahnya dimana?" Tanya Jojo sok innocent.
"Jo... Bisa gak kita gak usah bahas yang kayak begini di telpon?" Tanya Jasmine selembut mungkin takut Jojo menolak mengantarkannya.
"Iya iya oke. Fine. Kita bahas nanti kalo kita ketemu face to face. Jadi kamu mau minta tolong apa?".
"Hmm... Tapi kamu janji bakal nolongin aku kan? Kamu janji gak bakalan marah-marah? Kamu janji.....".
"Iya... Iya... Janji!" Potong Jojo cepat.
"Beneran ya janji.".
"Iya sayangku cintaku... Janji... Minta tolong apaan sih?".
"Anterin aku, Soojung sama Sooyoung ambil lukisan di rumah Bli Gede Arya yok." Balas Jasmine cepat supaya Jojo gak punya waktu memotong kalimatnya.
"Ah apa?".
"Ih... Pura-pura banget sih. Ayoklah Jo... Anterin yayayaya... Aku udah janji sama mereka Jo mau nemenin ambil lukisan. Kan gak enak udah janji.".
"Lagian kamu kenapa juga mau pake acara janji-janji. Kalo besok kamu diajak nemenin nganter mereka ke Korea kamu mau juga?" Tanya Jojo dengan nada cetus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secangkir Kopi Cinta Di Korea
RomanceSetelah menanti selama 25 tahun berharap kedua orang tuanya menyadari kesalahan mereka dan menjemputnya dari "Panti Asuhan Kasih", kini Jasmine mencoba memilih menjadi gadis yang realistis. Dikuburnya hasrat untuk bertemu kembali dengan orang tuanya...