Part 1

67 4 0
                                    

Suasana bandara Internasional Ngurah Rai terlihat ramai, banyak aktivitas terjadi di bandara tersebut hampir setiap hari untuk menyambut para tamu domestik maupun mancanegara yang ingin menikmati keindahan Bali secara nyata. Suasana Bali yang cerah juga membuat salah satu penumpang yang baru saja landing begitu menikmati sapaan pulau dewata padanya.

"Bali, I'm home." ucapnya lirih sambil menikmati cerahnya sang mentari yang bisa saja membuat kulitnya menghitam. Namun gadis itu tak menghiraukan bahkan terlihat santai kulit putihnya terkena sinar matahari. Gadis itu bernama Zafira atau biasa dipanggil Zaa.

Sebuah dering hp dalam tasnya membuatnya berhenti dan segera mencari hpnya. Seulas senyum menyungging di bibir Zaa yang membuatnya terlihat cantik.

"Assalamu'alaikum mbak Farah. Mbak udah sampai mana? Aku baru aja keluar." ucapnya sambil mencari tempat duduk dan meletakkan koper serta tas jinjingnya.

"Aduh,sorry Za. Mbak ada urusan mendadak, ada orang yang mau ketemu buat join usaha bareng di Kuta. Orangnya juga mendadak banget ngabarinnya. Apa mbak jemput kamu dulu aja ya Za?"

"Ga usah mbak, biar aku naik taxi aja. Lagian mbak juga udah ada janji. Aku bisa kok pulang sendiri, kan aku udah gede mbak." ucapnya sambil tertawa.

"Ya udah, mbak minta maaf ya ga bisa jemput kamu. Kamu hati-hati dijalan. Kabarin mbak kalau kamu udah nyampe rumah. Bye Za, Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam." jawab Zaa dan memasukkan hpnya kedalam tas. Dia lalu berjalan ke salah satu food court yang berada dekat tempatnya duduk, memesan satu minuman dan membeli beberapa cemilan lain untuk mengisi perutnya yang mulai keroncongan. Ketika Zaa mencari tempat kosong untuk duduk tiba-tiba dari arah belakang seorang wanita yang menggendong sebuah anak kecil menabraknya hingga minuman yang dipegangnya tumpah dan mengenai bajunya. Ketika Zaa ingin memarahi wanita tersebut karena kecerobohannya, wanita itu justru menurunkan anak kecil yang digendongnya dan berlalu meninggalkan anaknya bersama Zaa. Kejadian itu berlangsung cepat sehingga membuat Zaa terpaku memandangi kemana arah wanita itu pergi. Sebuah pelukan pada kakinya menyadarkan Zaa bahwa anak kecil itu kini ditinggal begitu saja oleh mamanya.

"Sayang, jangan nangis ya. Ayo sini sama tante, kita cari mama kamu. Tega-teganya ninggalin anaknya sendirian kaya gini." keluh Zaa saat mengendong anak perempuan yang terisak ingin menangis.

Zaa berusaha mendekap gadis kecil itu agar tidak menangis walaupun bajunya basah akibat tumpahan minuman tadi tapi yang terpenting anak itu tidak menangis. Baru beberapa langkah berjalan menuju arah mama anak itu yang digendongnya menghilang, Zaa dikagetkan dengan suara langkah beberapa orang yang berlarian dari arah belakang yang membuatnya menoleh.

"Nona, sebaiknya anda menyerahkan diri dan berikan anak kecil itu pada kami. Jika anda melakukan perlawanan lagi maka kami tidak akan segan-segan untuk melumpuhkan anda." ucap seorang pria dengan seragam polisi yang didampingi beberapa polisi lainnya. Suasana bandara masih terlihat biasa saja, hanya beberapa orang melihat sekilas pada kumpulan polisi dihadapan Zaa.

"Saya tidak melakukan apapun. Saya hanya ingin mengantarkan anak ini ke ibunya." ucap Zaa sedikit gugup karena berhadapan dengan pria berseragam itu.

Seorang wanita tua muncul dan maju menghampiri Zaa sambil meminta anak kecil dalam gendongannya. Zaa masih bersikeras untuk tidak membolehkan wanita tua itu mengambil gadis dalam gendongannya sampai gadis kecil itu mengatakan,

Beside MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang