Part 4

39 1 0
                                    

"Assalamu'alaikum." seru Dita sambil menggandeng Farah masuk kedalam rumah yang disusul oleh dua orang yang sejak dari rumah sakit setia menunggu Farah di periksa dokter.

"Za, mas anter mbak kamu ke kamar dulu ya. Biar dia bisa istirahat. Kamu jangan lupa buatin minum buat tamu kita." ucap Dita yang langsung berjalan memapah Farah menuju kamarnya.

"Silahkan duduk. Aku ambilin minum buat kamu dulu." ucap Zaa menatap tajam pria itu beberapa saat dan berlalu menuju dapur. Pria itu duduk di sofa yang berhadapan dengan sebuah televisi. Dia mengedarkan pandangan ke sekeliling rumah, menikmati tatanan interior yang simple tapi begitu terasa nyaman.

 Dia mengedarkan pandangan ke sekeliling rumah, menikmati tatanan interior yang simple tapi begitu terasa nyaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf pak kalau rumah kami tidak sebagus rumah bapak." ucap Dita yang memilih duduk di sofa sebelah kiri pria tersebut.

"Tidak perlu seperti itu. Saya malah merasa sedang di rumah saya sendiri, terasa sangat nyaman." ucap pria itu memuji rumah milik Dita. Si empunya rumah hanya tersenyum mendengar ucapan pria tersebut.

"Maafkan saya ya mas Dita, sudah buat istri mas jadi kecapean sampai hampir pingsan seperti tadi. Saya minta maaf atas tindakan ceroboh saya tadi." ucap pria itu dengan raut wajah menyesal. Dita terlihat kaget setelah mendengar ucapan pria tersebut.

"Bapak Arkan tidak perlu seperti itu. Memang istri saya saja yang terlalu bersemangat sampai lupa kalau dia sedang hamil tua " jawab Dita

"Panggil Arkan saja mas. Kita tidak sedang dikantor dan bukan jam kerja. Mas Dita sudah saya anggap kakak sendiri karena sudah banyak membantu saya saat pertama kali datang." ucap pria yang bernama Arkan tersenyum yang membuat Dita mengangguk ragu.

"Tapi pak, saya kan cuma karyawan sedangkan bapak kan.." ucap Dita sedikit ragu-ragu mengingat dia cuma bawahan dari pria yang ada dihadapannya.

"Tidak ada penolakan mas Dita." ucap Arkan dengan mantap yang membuat Dita mengangguk.

Tak lama datang Zaa membawa nampan berisi minuman dan beberapa cemilan. Dita juga langsung mempersilahkan Arkan untuk minum dan mencicipi makanan yang dibawa Zaa. Namun ketika Arkan mengangkat gelas yang berisi minuman dingin, tangan Zaa menginterupsi gelasnya.

"Zaa, kamu ngapain? Ga sopan, buat malu mas aja." ucap Dita dengan cepat mengambil gelas dari tangan Zaa dan diletakkan kembali di depan Arkan.

"Lho bukannya dia yang harusnya tahu diri. Udah buat mbak Farah sampe kayak gitu masih aja mas Dita baik-baikin." ucap Zaa dengan emosi menunjuk ke arah Arkan.

"Aku udah menjelaskan semuanya dan aku juga udah minta maaf ke mas Dita. Jadi aku bisa menikmati minuman ini kan?" ucap Arkan tersenyum sinis dan meminum sirup yang sempat diambil Zaa.

Beside MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang