Tok tok tok!
Suara pintu terbuka menampakkan seorang wanita paruh baya memakai kebaya sederhana lengkap dengan jarit motif batik jawa. Wanita itu kemudian masuk ke dalam kamar dan meletakkan segelas teh hangat di nakas dekat tempat tidur.
"Permisi, ndoro. Ada yang perlu saya bawakan lagi?" tanya wanita berkebaya itu kepada wanita paruh baya yang sedang duduk dipinggir ranjang.
"Ga ada mbok. Kita cuma tinggal nunggu gadis ini sadar. Tadi aku benar-benar kaget melihatnya pingsan dihadapanku saat aku keluar dari swalayan tempat biasa kita berbelanja. Wajahnya pucat dan berkeringat. Aku jadi khawatir." ucap Rahma, wanita yang dipanggil 'ndoro' tersebut.
"Lalu kenapa ndoro putri tidak langsung membawanya ke rumah sakit? Saya takut dia itu orang jahat. Dan ndoro juga tidak kenal dengan gadis ini." ucap si mbok yang ikut mendekati gadis itu dari sisi ranjang lainnya.
"Aku merasa pernah bertemu dengan gadis ini. Tapi aku lupa, ah mungkin ini karena umurku yang sudah semakin tua. Sudah mulai pikun." tawa Rahma sambil mengusap keringat di kening gadis itu. Tak lama terdengar suara mobil dan suara pintu utama terbuka yang disusul suara menggema anak kecil mengucapkan salam.
"Itu pasti cucuku pulang sekolah. Mbok disini saja temani dia." ucap Rahma sambil beranjak keluar dari kamar.
"Njih ndoro putri." jawab si mbok sambil melanjutkan memijat kaki gadis itu.
Di ruang tengah seorang gadis kecil sedang duduk melepas sepatu sekolahnya. Babysitter yang berada didekatnya ingin membantu melepaskan sepatu gadis tersebut. Baru saja tangannya menyentuh sepatu gadis itu, suara wanita menghentikan perbuatannya.
"Ega! Saya sudah bilang berapa kali. Biarkan Naya mandiri. Kamu jangan terlalu manjakan cucuku." ucap Rahma sambil mengampiri cucunya dan memberikan tangannya untuk dicium oleh cucunya. Gadis itu langsung mencium tangan neneknya.
"Maafkan saya ndoro putri. Saya cuma.." jawab Ega sambil menunduk.
"Sudah, sudah. Yang penting jangan diulangi lagi. Sekarang kamu istirahat." ucap Rahma yang dibalas anggukan oleh Ega dan berlalu menuju arah dapur.
"Oma Rahma jangan gitu sama mbak Ega. Nanti mbak Ega jadi sakit lho." ucap gadis kecil yang duduk manis menatap sang nenek di sebelahnya.
"Mbak Ega ga akan sakit sayang. Dan lagi, eyang kan sudah bilang jangan panggil oma, panggil eyang." kata Rahma duduk di sofa bersama Naya.
"Ups, ngapunten eyang. Naya lupa." cengir Naya pada eyang Rahma yang disambut senyum juga.
"Sekarang Naya ganti baju, makan terus istirahat." ucap eyang Rahma sambil membantu membereskan isi tas Naya yang sempat dibuka.
"Siap Eyang." seru Naya yang langsung berlari menuju kamarnya di lantai atas.
Rahma kemudian kembali ke kamar tamu, dia masih terlihat khawatir karena sudah hampir 3 jam gadis ini pingsan namun sampai sekarang tak juga sadar. Ketika Rahma membuka pintu, terlihat mbok Yati sedang membantu gadis itu untuk minum teh.
"Kamu sudah sadar nak?" kata Rahma mendekati gadis itu dan duduk disampingnya. Gadis itu hanya mengangguk menjawab pertanyaan Rahma.
"Ya sudah, kamu istirahat dulu. Nanti kalau kamu sudah agak enakan saya suruh supir anterin kamu pulang. Ya?" tanya Rahma sambil menyuruh gadis itu duduk bersandar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beside Me
RomanceSetiap orang pasti mempunyai kriteria khusus untuk pasangan hidupnya kelak. Dan Zafira pun mempunyai kriteria khusus untuk calon suaminya kelak, harus seorang pria lajang bukan seorang duda bahkan yang telah memiliki anak. Kejadian masa lalu yang di...