돌 {DUA}

134 28 12
                                    

Je Hoon terus memikirkan apa yang akan dia perbuat pada Kwon Yool. Jika salah seorang mengetahui, maka semua orang akan tahu. Apalagi sampai publik mengetahui rahasianya, usaha Je Hoon selama menyembunyikan rahasia akan sia-sia.

"Kenapa? Kenapa Kwon Yool harus mengetahui semua ini. Seberapa jauh dia mendapatkan kebenaran tentang diriku. Sebaiknya, aku menemuinya."

Je Hoon menggunakan waktu istirahatnya untuk bicara dengan Kwon Yool. Mungkin ini sedikit membuang waktu untuk menghafalkan skripsinya. Tapi, ia harus melakukannya.

Je Hoon menghampiri Kwon Yool yang sedang bersandar di bawah pohon. Suasana di sana kurang begitu ramai sehingga Je Hoon memanfaatkan kondisi itu untuk berbicara serius padanya.

"Kwon Yool! Apa alasan kamu mengatakan hal itu padaku?" menatap matanya tajam,

"Seharusnya aku yang menanyakan itu? Rahasia apa yang kau sembunyikan dariku?" tanya Kwon Yool yang membuat Je Hoon mendengus kesal,

"Seberapa jauh kau mengetahui rahasiaku?"

"Tidak jauh? Paling 99% dari 100% kebenarannya." berdiri dan menatap balik Lee Je Hoon

"Jika kamu memberitahu yang lain. Hidupmu dalam bahaya!"

"Aku terima resikonya. Je Hoon kamu itu tidak sendirian! Banyak temanmu yang bersedia membantumu!"

"Apakah aku mempercayai perkataanmu itu? Lupakan saja!" pergi meninggalkan Kwon Yool,

Ryu jun yeol seketika datang dan menghalangi jalan Je Hoon, dia menyilangkan tangannya di dada sembari menanyakan suatu hal.

"Apa yang kalian bicarakan di sana?" tanyanya begitu kesal,

"Kenapa tiba-tiba kau menanyakan hal itu padaku? Tanya saja pada Kwon Yool!" melewati Jun Yeol,

"Menjengkelkan! Kau harus memberitahuku! Hey! Je Hoon! Ke mari, aku belum selesai bicara!" membalikkan badannya sembari berteriak pada Je Hoon,

***

"Argghh!!" rintih Shin Dong Wook,

Ia mencoba menghentikan darahnya menggunakan sapu tangan. Bahunya mulai terasa amat sakit, namun di sana tidak ada seorang pun yang bisa menolong dirinya.

Lee Sung Bin pergi mengejar Joon Ho karena tidak bisa memberitahu di mana kunci tersebut berada. Selang beberapa waktu, datang Moon Suk Ho. Di sana ia memang mencurigai Dong Wook karena gerak-geriknya yang mencurigakan.

Begitu datang ia hanya bersandar dan duduk manis melihat rekannya yang kesakitan. Suk Ho hanya memainkan pistol yang berada di genggamannya itu. Sebenarnya tujuan ia datang ke sana bukan untuk menyelamatkan Dong Wook melainkan sebaliknya.

"Kau tahu? Bagaimana rasanya jika dikhianati?" tiba-tiba menanyakan sesuatu yang membuat Dong Wook bingung,

"Apa maksudmu? Kau bicara soal apa?" balas Dong Wook menahan sakit,

"Apa kau benar-benar tidak ingat, bahwa kau lebih memilih menyelamatkan Dong Gi dibandingkan adikku! Selama ini, aku menganggapmu seorang kakak, tapi kamu malah mengkhianatinya!" bentaknya seraya mendekatinya,

Dong Wook mengingat kejadian 2 tahun yang lalu,

"Mi ra-ya! Ke mari! Kau mau segelas susu, biar oppa buatkan."
kata Dong Wook kepada adik Suk Ho,

"Gomawo, oppa! Tapi, aku bisa mengambilnya sendiri!" balasnya lembut,

"Wahh!! Suk Ho! Kau beruntung punya adik yang manis baik pula! Kau harus memberikannya hadiah!" sahutan Dong Wook membuat Suk Ho malu,

Theatrical LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang