여덟 {DELAPAN}

55 14 7
                                    

Dalam perjalanan menuju rumah kediaman ayahnya. Je Hoon memikirkan sesuatu. Sebuah rencana besar yang dapat menghancurkan rencana ayahnya.

Mungkin saja, jika ia harus kehilangan nyawanya hanya demi menyelamatkan yang lainnya. Namun sayangnya, dia seorang diri. Hanya satu pertanyaan yang dimiliki Je Hoon, "bagaimana caranya orang-orang kepercayaan ayahnya jatuh ke pihakku?"

Sekarang dia terlihat frustasi, kakaknya telah membuat strategi yang sungguh membuat dirinya terlihat gila tidak, atau mungkin sekarang Je Hoon sudah gila.

Rencana yang tak pernah diungkapkan tapi malah dibicarakan di waktu dan hari yang tidak tepat. Dia terlihat bingung dengan kondisi kehidupannya sekarang.

Semua karir dan ikatan yang dimilikinya pasti akan menghilang dalam satu malam. Padahal apa yang telah Je Hoon bangun membutuhkan waktu bertahun-tahun.

Tiba-tiba suara Han Wook memecahkan lamunan anaknya, "kau kenapa? Tenanglah sebentar lagi semuanya akan berakhir!"

Kata-katanya itu membuat Je Hoon membeku. Mustahil jika ayahnya sudah menyiapkan segalanya dengan sangat sempurna. Tapi, ia baru ingat. Bahwa, ayahnya memiliki kandidat di luar maupun di dalam.

Beberapa saat kemudian, mobil sudah terparkir di halaman rumah. Je Hoon beserta yang lainnya turun dan mulai memasuki rumah. Di sana ia mendapat perlakuan khusus dari semua pegawai. Tentu ia menjadi sedikit canggung, bahkan ada yang tak segan-segan meminta foto bersama.

Saat itu, Han Wook melihat semuanya. Para pegawai yang meminta foto pada anaknya langsung ia pecat dan bergegas meninggalkan rumah.

Kemudian, ia mengajak anaknya untuk makan malam bersama. Di meja panjang nan mewah, mereka hanya makan berdua. Sembari menyantap makanannya, Je Hoon angkat bicara mengenai perkataannya di mobil, "apa maksudmu, semuanya akan berakhir??"

Han Wook menjawab, "esok kau akan melihatnya! Jadi bersiap-siaplah!" jawaban yang diberikan ayahnya membuat selera makannya menurun. Seketika ia menghentikan pergerakkan tangannya untuk memotong beef steak.

Kali ini Han Wook yang bertanya. Dia menanyakan alasan anaknya berhenti makan. Tapi, Je Hoon hanya menggeleng kepalanya kemudian melanjutkan kembali makanannya.

Setelah ia menyantap sesuap daging terakhirnya. Je Hoon beranjak dari duduknya dan mengatakan, "aku sudah selesai!" tanpa bicara lagi, ia langsung pergi menuju kamarnya serta meninggalkan ayahnya makan malam sendiri.

Han Wook tidak merespond perkataannya. Ia hanya sibuk menikmati makan malamnya. Setibanya di kamar, Je Hoon merebahkan tubuhnya di kasur dalam posisi duduk.

Lalu, ia mengambil handphonenya dan memblokir semua akun sosmednya. Setelah itu, ia mengganti kartu sim lamanya. Sebenarnya, hal ini termasuk bagian rencana. Dong Gun menyuruh melakukan semuanya agar tidak ada yang menghubunginya.

Sejujurnya Je Hoon enggan melakukan semua itu. Apabila ia melakukannya tidak ada lagi yang akan menghubunginya.

Mulai sekarang handphone Je Hoon benar-benar sepi. Dan kali ini tidak ada lagi notifikasi dari para fansnya maupun yang lainnya. Kehidupannya sekarang sudah benar-benar hancur.

Ia langsung melempar handphonenya ke kasur dan memikirkan sebuah rencana. Ya, dia akhirnya mendapatkan sebuah ide. Melaporkannya ke polisi. Mungkin dengan cara itu dia akan bebas dan para teroris termasuk ayahnya bisa tertangkap dan dipidana seberat-beratnya.

Namun, sekarang ia memikirkan hal lain. Kontrak filmnya. Padahal tinggal 2 minggu lagi filmya akan jadi dan dirilis. Mungkin produser akan marah dan meminta kerugian kepadanya.

Sangat disayangkan jika film itu harus berakhir di tengah jalan. Film yang bergenre science fiction, action, thriller itu menceritakan seorang Dong Wook atau Lee Je Hoon berusaha pergi ke masa depan agar ia berhasil lolos dari masa lalu.

Termasuk orang lain yang ingin segera ke luar dari masa lalu. Ya, Dong Wook dan yang lainnya terjebak di masa lalu karena sebuah percobaan penelitian. Saat di masa depan Je Hoon dan rekan-rekannya adalah seorang penemu. Kemudian, mereka bekerja sama untuk membuat sebuah mesin waktu yang bisa mempertemukan mereka dengan orang yang sudah meninggal.

Tapi saat mereka memasukinya terjadi kesalahan system dan malah terjebak dimasa lalu. Namun pada akhirnya, hanya tersisa satu orang yang berhasil pergi ke masa depan.

Dia adalah Lee Sung Bin yang diperankan oleh Kim Soo Hyun. Dong Wook dan semua rekannya terjebak karena dimensi ruangnya mulai mengecil. Mustahil bila semuanya harus ikut ke masa depan. Hingga semua sepakat untuk membiarkan Sung Bin pergi sendiri.

Di sana saat di masa depan, dia mendapati Dong Wook dan rekan-rekannya telah meninggal sebagai korban perang. Sangat disayangkan sekali, jika Je Hoon harus berhenti disaat masalah sedang memuncak.

Seusai memikirkan hal tersebut, ia berpikir tentang esok hari. Esok yang di mana publik akan gempar mengenai aktor yang hilang. Bahkan tidak ada kabar. Kemudian syutingnya dan acara di tv sebagai bintang tamu.

Perasaan Je Hoon sunggun tidak karuan. Banyak hal yang sekarang ia pikirkan. Ia bukanlah seorang pembuat rencana yang pintar. Polisi bisa saja berada di pihak ayahnya.

Kesal memikirkan semuanya. Je Hoon memilih untuk segera tidur. Tidur adalah cara yang tepat untuk menghilangkan semua pikirannya. Lambat laun ia pun mulai terlelap dengan pulasnya.

***

Dong Gun sudah lama tiba di rumah. Upacara kematiannya pun sudah berakhir. Sehingga Dong Gun aman untuk pulang. Di sana, ia berpelukkan dengan kedua orangtuannya.

Kemudian ibunya bertanya, "bagaimana dengan kondisi adikmu? Apakah dia baik-baik saja?" sembari melepaskan pelukannya,

Dong Gun menjawab, "dia baik-baik saja, eomma pigonhae." kemudian beranjak pergi ke kamar. Ibunya kembali bertanya, "mau di ambilkan minum?"

Dong Gun hanya menggeleng tidak mau. Orangtuanya menjadi resah dengan sikap anaknya. Sudah cukup dengan kehilangan Je Hoon, mereka tidak ingin kehilangan putranya untuk yang kedua kalinya.

Sebenarnya Dong Gun merasa bersalah, karena harus membiarkan adiknya berjuang sendiri. Semua rencananya sangat terlihat egois. Dia harus menguji mental dan fisik adiknya sendiri.

Jika ini terus berlanjut, Je Hoon pasti akan terluka. Segera ia menelphone adiknya. Sekelebat ia baru ingat bahwa dirinya menyuruh adiknya untuk mengganti nomor telphone termasuk sosial medianya.

Kali ini dia menjadi bingung. Tidak ada yang bisa menghubungi dirinya sekarang. Apabila ia mengirim surat, pasti akan dibaca oleh ayahnya.

Jika ia menyusup ke rumahnya, pasti akan terekam cctv. Benar-benar sangat payah. Ia tidak bisa melakukan sesuatu sebagai hyung. Seandainya waktu bisa diulang. Lebih baik dirinya saja yang berada diposisi adiknya.

Tapi percuma saja bila harus memikirkannya. Waktu takkan pernah bisa diulang. Saat hendak beranjak tidur, Dong Gun mendengar sesuatu yang dibicarakan oleh kedua orangtuanya.

"Kita harus melaporkan ini kepada gyeong chal." kata ibu Dong Gun, lalu suaminya menjawab, "jika kita melaporkannya, dia bisa dalam bahaya. Sekarang kita hanya bisa percaya. Bersabarlah semuanya akan baik-baik saja."

Setelah mendengar perbicangan orangtuanya. Dong Gun menjadi sadar. Semua perkataan ayahnya memang benar. Tidak ada yang bisa dilakukannya selain percaya dan bersabar.

Dalam benaknya Dong Gun ia mengatakan, "bersabarlah! Aku yakin semua pasti berakhir."

***

Halo, how about this chapter, interesting?? Bouring?? Usual??

Haha?? Yang penting enjoy aja ya?? Jangan lupa keep votmment karena sangat dibutuhkan untuk kelanjutan cerita ini..😁

pigonhae = aku capek

gyeong chal = polisi

Oke deh sampai sini dulu, ya??

See you next part,

Annyeong..

Typo dan tanda baca termasuk ejaan kayaknya banyak yang salah di sini.. iam sorry..

Theatrical LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang