Bab 1 | Fireboy and Watergirl

55.2K 1.2K 28
                                    

16 Mei 2016

Aku melirik arlojiku sesaat. Pukul 06.40 namun kelas masih sepi, padahal dua puluh menit lagi upacara dimulai. Detik demi detik, menit demi menit berlalu hingga bel-yang menandakan upacara dimulai berbunyi.

Semua siswa keluar kelas, berjalan menuju lapangan untuk berbaris. Suara protokol terdengar, menandakan upacara bendera dimulai. Sungguh pagi ini matahari sangat terik. Membuat semua orang gerah, belum lagi harus berdiri selama kurang lebih setengah jam.

Setengah jam yang sangat menyiksa. Upacara bendera akhirnya selesai. Semua siswa berhamburan berjalan ke kelasnya masing-masing.

Belum lagi, setelah upacara selesai aku harus menghadapi kelas matematika selama tiga jam pelajaran. Sungguh hari senin yang menyebalkan.

• • •

Pergantian jam pelajaran kali ini B.Indonesia. Dipelajaran kali ini, kelasku benar-benar dibuat kaget oleh Pak Anhar-guru b.indonesia. Bagaimana tidak? Beliau memberi tugas membuat film. Kami sebenarnya tak masalah akan tugas yang diberikan. Tapi, waktu yang diberikan kurang lebih dua puluh hari. Itu karena kelasku terlambat mendapat informasi tentang tugas ini.

Tetapi, akhirnya kami menyanggupinya. Aku ditunjuk untuk membuat naskah filmnya. Karena dikejar oleh deadline, naskah harus selesai minimal tiga hari. Maka setelah naskah selesai dibuat, kami semua memulai proses syuting. Dan dari situ lah, aku dan kamu semakin dekat.

• • •

Hari jum'at syuting pertama dimulai. Sepulang sekolah orang-orang yang hari ini mendapat scene menyiapkan diri. Sebenarnya aku tak kebagian scene hari ini, tapi karena malas untuk pulang jadi ku putuskan diam dan melihat proses syuting.

Ternyata tak hanya aku saja yang diam dan melihat syuting hari ini. Ada beberapa temanku yang lebih memilih diam di sekolah daripada pulang ke rumah. Termasuk kamu.

"Gisya, kok gak pulang?"

Aku menengok ke sumber suara. Di sebelah kanan, kamu duduk dengan laptop dipangkuanmu.

"Males pulang. Terus nunggu Risa juga sih, Iz."
Alasan kedua selain malas pulang adalah menunggu Risa yang hari ini dapat scene.

Kamu mengangguk. Lalu kembali sibuk dengan laptop. Menit demi menit berlalu, hingga setengah jam berlalu. Aku mulai bosan, hanya dengan berdiam diri saja. Terlebih karena ponselku lowbatt, membuatku tambah bosan. Aku melihat kamu yang sedang asik memainkan laptop. Kupikir bermain game online mungkin akan seru.

"Faiz, main game yuk! Bosen nih" ujarku sambil menunjuk ke arah laptop.

"Main apaan? Gamenya buat cowok semua, gak akan ngerti." jawabmu sambil memperlihatkan beberapa file game yang ada dalam laptop.

"Yaudah, game online aja. Main Fireboy and Watergirl."

Beberapa menit tak ada jawaban darimu, hingga akhirnya. "Nih," kamu menyimpan laptop diantara aku dan kamu, layar laptop sudah menampilkan game yang tadi ku sebut. "Main berdua ya." ucapmu.

Maka saat semua orang sibuk dengan proses syuting. Aku dan kamu asik bermain.

"Ah Gisya lama."

"Biarin lah, tungguin Iz."

"Gisya lama, gisya lama."

Aku sedikit sebal karena kamu terus saja meledekku. Namun, akhirnya aku menikmati permainan ini.
Di tengah ke asikan kita bermain, tiba-tiba layar laptop menjadi gelap.

"Yah, lowbatt."

Tapi untungnya, tak lama dari laptop yang mati, syuting akhirnya selesai. Beberapa temanku cepat-cepat berpamitan karena langit mulai gelap.

Aku dan Risa berjalan menuju gerbang. Dari arah parkiran aku melihat kamu. Kamu yang membonceng Zian-pacar Risa. Motormu melaju dari arah parkiran, namun tiba-tiba berhenti tepat di depan aku dan Risa.

"Ris, duluan ya!" ujar Zian.

Disampingku Risa mengangguk. Aku berdehem. Terkadang saat seperti ini aku merasa menjadi nyamuk.

"Hati-hati Ris!"

"Mau dong di hati-hatiin." celetukku dengan canda.

Namun, sayangnya Risa dan Zian menganggap ucapanku serius.
"Tuh Iz, mau dihati-hatiin katanya."

Sungguh, aku tak percaya dengan kejadian beberapa detik setelah ucapan Risa itu.
Kamu mengulurkan tangan ke atas kepalaku sambil berkata. "Hati-hati."

"Ciiieee." Risa dan Zian jadi rusuh seketika.

"Duluan ya."

Motormu melaju meninggalkan gerbang sekolah. Aku dan Risa menyebrang jalan untuk menyetop angkutan umum. Ketika kita berdua menaiki angkutan, langit yang sedari tadi gelap, mulai mengeluarkan rintik hujan.

• • •

a.n

Cerita ini aku revisi dan tadaaaa! Aku jadiin ini short story.

Jangan lupa untuk vote dan comment.

See youu!

Hujan [6/6 End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang