Pagi ini Naruto akan hadir ke interview pekerjaan, Neji sensei, dokter yang membantunya merawat Menma dan istrinya Tenten dokter anak anak memberi dukungan penuh untuk itu, bicara bahwa ini saatnya untuk Naruto mencari a proprer job. Naruto tidak keberatan dulu waktu baru lulus SMA dia juga sudah pernah bekerja di perusahaan Nara, perusahaan dari teman mendiang orang tuanya, jadi sedikit banyak Naruto punya pengalaman yang cukup untuk dijadikan reverensi pengalaman pekerjaannya, dan bagian menariknya mungkin, hanya mungkin dia bisa lebih bernafas leluasa dengan sebuah proper job dibandin dia harus kerja serabutan. Menma juga masih terlalu kecil untuk ditinggal terlalu larut malam, bocah imut itu membuat dunia Naruto makin bersinar, Naruto bahagia sangat malah.
Tapi bagian terpentingnya, bagaimana hidup terasa sangat berat baginya. Dulu sekali saat Naruto kehilangan orangtuanya dan bagaimana seluruh sepupunya menghindarinya dan hanya berpura pura baik saat tau Naruto punya uang warisan yang cukup besar dengan uang ganti rugi dari tersangka, Naruto tak pernah merasa hidupnya seberat ini. Dan bagaimana pengkhianatan dari dua orang itu, Naruto merasa tak ada bandingannya dengan saat dia tau anaknya yang saat itu masih berumur 8 bulan dinyatakan mengidap leukimia. Hidup seolah sangat berat Naruto hampir putus asa. Dia tak pernah seputus asa itu.
Naruto pernah bertanya kepada dokter yang pernah merawat menma di Suna, kenapa anaknya bisa sakit padahal dia masih sangat kecil, dokter bilang leukimia tidak hanya penyakit turunan juga karena gaya hidup sang ibu yang kekurangan nutrisi. Saat itu Naruto sangat teramat menyesal, kenapa dia seceroboh itu dan bersumpah akan melakukan apapun untuk anaknya. Saat itu dia diberitahu tentang dokter yang sangat ahli dalam bidangnya menangani kanker darah putih itu dan berada di Konoha tepatnya rumah sakit konoha. Tanpa pikir panjang Naruto pergi kesana menjual semua harta benda yang dia punya di Suna dan membawa tabungannya untuk membantu biaya Menma yang tak akan sedikit.
Saat bertemu dokter, Neji sensei, dia berkata satu satunya cara adalah tranfusi sum sum tulang belakang. Naruto dengan antusias mengikuti tes, tapi Naruto tau itu tak akan semudah yang dia pikirkan nyatanya tes itu membuktikan bahwa menma dan dia tidak cocok. Naruto sangat frustasi bagaimana mungkin, dia ibunya, dialah yang mempertaruhkan nyawanya dan bekerja keras untuk Menma dan sel tulang belakangnya tak cocok dengan anaknya?!!!
Dengan itu Naruto harus pasrah anaknya akan menjalanani kemo terapi sampai mendapat pendonor yang cocok.
Satu tahun sudah umur anaknya tapi pendonor itu tak muncul juga, Naruto hampir putus asa. Naruto harus bekerja serabutan dari pagi sampai larut untuk membiayai Menma tapi tetap saja hutangnya pada rumah Sakit tak bisa dianggap ringan.
"A chan!?" Menma memandang bingung ibunya yang melamun.
"Ah, apa menmaku sudah lapar hm?" Naruto menatap malaikat kecil digendongannya.
"A chan!(ka chan) c'dih, menma?"Menma memang masih 1 tahun tapi bayinya ini sungguh pintar dan perhatian, entahlah, Naruto hanya harus bersyukur bayinya tak mendapat gennya yang bodoh ini. Meski anaknya ini memiliki mata biru yang sangat indah sepertinya tapi otak anak ini mengikuti otak ayahnya yang jenius.
"Bukan menma, ka chan tidak bersedih, karena menma, kau tau ka chan sangat bahagia kalau baby selalu ada di dekat ka channya ini" dan mulai menciumi pipi gembil anaknya, Menma tergolong kurus untuk anak seumurannya tapi Naruto bersyukur pipi anaknya segembil dirinya.
Menma tertwa riang dan berhenti tiba tiba saat dia melihat benda yang sudah lama dia inginkan. "Menma, m'lah peda?"
Naruto berhenti berjalan dan melirik toko mainan disebelahnya, " iya baby, kachan tau kau menginginkannya bukan, makannya ka chan akan bekerja keras untuk membelikan sepeda merah untuk baby ku ini okay?"
"Kay!" Naruto tak berhenti bersyukur untuk mendapatkan anak yang sangat pintar dan pengertian seperti menma, dulu babynya ini menangis karena tak bisa mendapat sepeda merah itu. Tapi lama anak itu mengerti kalau ka channya memang tak punya uang untuk membelikannya dari cara Kachannya yang menatap sedih kearah sepeda itu, menma sadar kachannya ini pasti sedih karena benar benar tak dapat membelikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hardest Punishment From My Love (Sasunaru)
FanfictionHukuman dari Naruto untuk Sasuke yang terasa sangat berat baginya. ketika hukuman itu datang darinya akan kuterima dengan sepenuh hati yang penting kita bersama selamanya.