Flashback
Sasusaku sceneSatu jam setelah Sakura menelepon Sasuke yang tiba tiba menghilang, padahal Sakura dan Yuki sudah bilang ke Sasuke bahwa mereka ingin pergi ke taman bermain bertiga.
Sasuke turun dari mobilnya dan berjalan ke arah dalam rumahnya. Disana Sakura sedang menenangkan Yuki yang menangis, "cup cup, lihatlah ayahmu sudah pulangkan... Sasuke darimana saja, Yuki mencarimu bukankah kita akan ke taman bermain?!! Ya sudahlah ayo berangkat sekarang!" Sakura beranjak dari tempat duduknya. Yuki mengusap matanya beberapa kali.
"Sakura, kita tidak bisa ke taman bermain sekarang. Ayo bicara!" Kata Sasuke, mendekat ke arah Sakura yang membeku diam di tempatnya, Yuki menangis kencang lagipun tidak dihiraukan.
"Yuki, ayah minta maaf ya, lain kali saja..." kata Sasuke, mengetuk kening Yuki dengan jari telunjuknya dan membawa Yuki ke kamarnya.
Sakura sendiri masih diam, karena perasaannya tidak enak. Sasuke tiba tiba bersikap dingin dan bahkan menolak keingin Yuki, pastilah pertanda buruk.
Sasuke kembali dari kamar Yuki, anak laki laki itu tertidur karena lelah menangis. "Sakura?" Panggil Sasuke.
Deg!
Bahkan Sasuke memanggilnya dengan namanya, "iya, ada apa Sasuke kun?" Jawab Sakura pelan. Mereka berdiri saling berhadapan di ruang keluarga.
"Ada yang ingin kusampaikan." Kata Sasuke dia merasa gugup, bagaimana tidak dia akan segera meminta istrinya untuk mau dimadu.
"Tentang?"
"Ini tentang Naru..to"
"Ada apa tentangnya!!" Sakura tersulut emosi, nama yang paling tidak ingin ia dengar yang bahkan tak pernah terucap dari 2 tahun silam di dalam mansion Uchiha miliknya ini keluar dari mulut suaminya sendiri.
Glek
Sasuke merasa bahwa ini akan sangat berat, lihatlah bagaimana Sakura membalas ucapannya. Tapi dia seorang Uchiha, dia harus segera menyampaikan maksudnya dan tak peduli apapun yang Sakura putuskan.
"Aku dan Naruto, kami sudah memiliki anak. Dan aku mau bertanggung jawab atas itu, makannya Sakura ak..."
"Hiks... hikss... jadi kau sudah tidak mencintaiku lagi Sasuke? Kau pikir aku apa? Habis manis sepah lalu kau buang?!! Kita menikah selama 2 tahun, berjuang bersama untuk pernikahan ini, aku bahkan melahirkan anakmu dengan susah payah padahal kau tau kondisiku, untuk apa semua itu?!!"
Yang namanya laki laki, gak peduli Uchiha sekalipun akan luluh sama air mata. Buktinya, Sasuke pun mulai melemah tekadnya. "Iya Sakura, aku tau. Aku menikah lagi bukan berarti aku tidak mencintaimu lagi kan? Ada Menma, dia juga anakku Sakura, dia sakit dan membutuhkanku"
"Kau pikir aku dan Yuki tak membutuhkanmu?!! Lebih dari jalang dan anaknya itu aku jauh membutuhkanmu Sasuke! Aku berhenti mengejar mimpiku, melahirkan anakmu tidak peduli aku akan meregang nyawa, karena aku tau ada kau yang aku butuhkan Sasuke."
"Sakura, aku mohon mengertilah. Menma juga anakku, di..."
"Lalu apa kau menyayanginya sebesar kau menyayangi yuki?"
Tertegun dengan pertanyaan Sakura untuj sesaat, lalu menjawab, "mereka anakku, aku menyayangi mereka tidak lebih tidak kurang."
"bagaimana dengan jalang murahan itu? Maksudku Naruto. Apa kau mencintainya sebanyak kau mencintaiku" Nada yang Sakura keluarkan bukan berupa pertanyaan tapi pernyataan. Seperti, 'kau tidak mencintaimnya sebanyak kau mencintaiku bukan!'
Sasuke tersenyum, istrinya ini sangat takut kalau dia tidak mencintai gadis pink itu lagi. "Apa yang kau bicarakan mami? Sungguh tak ada orang lain yang lebih aku cintai selain kamu, kau akan tetap jadi yang nomer satu buatku hn!"
Sakura ber smirk ria. Got you my stupid husband, dia kira aku mencintainya apa, kalau saja sasuke tidak sekaya dan semudah ini dikontrol dari dulu dia lebih memilih dengan Sai. Tapi posisi yang ditawarkan oleh Sasuke sebagai istrinya terlalu menggiurkan. Sekali dia mengekuarkan air matanya semua beres.
"Benarkah? Tapi kenapa harus menikahinya Suke kun. Kau bisa saja membawa Menma kesini, aku akan merawatnya seperti ibunya sendiri." Kata Sakura sembari mendekati Sasuke, mendorong tubuh tegap yang sempurna itu ke sofa dibelakangnya. Duduk diatas pangkuan Sasuke, dan mengecup ceruk leher Sasuke dan dihadiahi ciuman ditelinganya oleh Sasuke.
"Kau tau Sakura, seorang ibu tak akan sanggup dipisahkan dari anaknya." Tangan Sasuke sibuk menarik keatas hem yang dikenakan Sakura dan yang satunya masuk ke dalam rok wanita itu.
"Apa kau menginginkan si jalang itu suke?" Sakura mencengkram kerah baju Sasuke. Menatap mata Sasuke tajam.
Sasuke terdiam sejenak, "tak sebanyak aku menginginkamu mamiku" sasuke mengecup bibir Sakura mesra dan mereka bercinta sebanyak 2 ronde di sofa itu, Sasuke membopong Sakura ke kamar mereka dan segera pergi ke rumah sakit.
Yang Sasuke tidak tau, Sakura sedang tertawa bahagia. Lihat saja Naruto! Kita lihat siapa yang akan menang dalam pernikahan ini, akan kupastikan kau angkat kaki sesegera mungkin. Kau dan anakmu itu!
"Hehehe...." tawa Sakura pelan seperti seorang psiko.
★☆★☆★☆
Sasuke menyetir dengan perasaan bahagia, dia mendapat restu dari istri pertamanya, tidak sesulit yang akan dia pikirkan. Tapi apa benar dia menginginkan Sakura lebih dari Naruto? Yah memang benar dialah yang meninggalkan Naruto 2 tahun yang lalu. Dia juga mencampakan Naruto dengan berselingkuh dengan sahabat pemuda blonde itu dan bahkan menikahi gadis itu. Sakura adalah gadis yang cantik, seksi, dan pintar menggoda. Naruto, dia laki laki, wajahnya manis, tubuhnya tidak seseksi istrinya tapi sangat sedap dipandang dan menggoda. Well, dia meninggalkan Naruto demi Sakura, sudah jelas jawabannya bahwa dia lebih mencintai Sakura dibanding Naruto. Bahkan sasuke rela diselingkuhi supaya tidak kehilangan Sakura. Apapun itu dia mendapatkan apa yang ia inginkan untuk saat ini itu saja yang ia pikirkan.
Flashback end
TBC
Segini dulu, flashbacknya. Sedikit ya? 845 kata doang, saya lagi bimbang untuk melanjutkan cerita ini karena ada ide lain tapi dengan keadaan cerita yang sangat berbeda dari chap ini, padahal mau ngelarin ff ini dulu baru bikin ff lain.
Udah dulu cerocol gak jelasnya, see you in the next chap...
KAMU SEDANG MEMBACA
Hardest Punishment From My Love (Sasunaru)
Hayran KurguHukuman dari Naruto untuk Sasuke yang terasa sangat berat baginya. ketika hukuman itu datang darinya akan kuterima dengan sepenuh hati yang penting kita bersama selamanya.