17. New Target

1.4K 99 1
                                    

Next Day

Aku menuju sekolah bersama Steven dan Clara. Mengandeng tangan Clara sambil memakan roti tawar yang masih ada 2 potong di meja makan. Aku baru menyadari ada  2 roti potong di meja makan. Padahal kemarin aku tidak melihat makanan satu pun di atas meja. Membuatku sedikit takut berada di rumah sendirian.

15 menit berjalan bersama, aku dan Clara berpisah di koridor sekolah karena ia adalah murid IPS dan aku murid IPA. Aku langsung merangkul pundak Steven dan berjalan bersama kekelas kami. Aku juga sempat penasaran dengan pasangan yang baru pindah kemarin. Apa benar apa yang dikatakan Steven itu? atau hanya boongan semata.

Aku masuk kedalam kelas. Sesuatu mengagetkanku. Sebuah kotak pensil melayang tepat setelah aku membuka pintu, membuat aku dan Steven langsung menoleh kearah pelempar.

"Ini Jessy," ucap Steven pelan.

Paras wajahnya begitu indah, mungkin bisa membuat beberapa lelaki tertarik kepadanya. Dan di samping pintu... lebih tepatnya disampingku. Leon, manusia yang begitu jelek dan tidak sedap untuk di pandang dengan mata telanjang. Rasanya aku ingin mencopot kedua bola mataku dan mencucinya dengan air panas supaya bisa melihat dengan normal lagi karena pandangan yang tidak enak untuk dilihat ini.

"Well. By The Way welcome back to class, Win," ucap Steven di tengah keributan Leon dan Jessy.

"Iya."

Aku dan Steven langsung menuju tempat duduk kami tanpa mengeluarkan sedikit katapun. Melihat mereka bertengkar membuatku sedikit kesal. Hampir saja aku ingin meledak, guru inggrisku masuk.

Leon dan Jessy langsung kembali ketempat duduk mereka yang berada tepat dibelakang aku dan Steven. Dan, keributanpun berlanjut. Kali ini Jessy mulai memberontak seperti orang hampir diperkosa. Tidak lain salah satu penyebabnya adalah manusia setengah setan yang berada di sebelahnya saat ini. LEON.

Tap...

Sebuah tepukan kecil dibahu mengagetkanku. Aku menoleh kebelakang dan melihat bahwa Leon ingin mengajakku berbicara.

"Lu mau ikut gue jalan ga?" tanyanya.

"Boleh aja."

"Oke entar lu ke rumah gue ya, nih alamatnya. Jam 3 kumpul oke," balasnya.

Aku langsung menoleh kedepan dan guruku tampak melihat tajam kearahku.

"Kamu bukannya belajar malah ngobrol ya!" bentaknya.

"Leon manggil Miss, bukan salah saya dong," balasku.

"Ga terima alasan. Ikut saya keruang guru!" balasnya lebih keras.

Aku menatap benci kepada Leon. Sebab dia aku harus berhadapan dengan guru super galak ini. Aku memasuki ruang guru bersama dengan Miss Karin. Entah apa yang ingin dia lakukan padaku. Aku sedikit takut akan hal itu. Aku yang tengah menghadap Ms. Karin, tiba-tiba sebuah getaran di pahaku membuat aku terkaget. Ms. Karin yang langsung melihat kearah hpku, langsung menyuruhku mengeluarkan hpku.

"Hp kamu saya sita 1 minggu," ucapnya.

"Apa-apaan tuh Miss, saya ga salah apa-apa loh. Kok bisa hp saya disita?" tanyaku sedikit membela diri.

"Lalu siapa yang harus disal---"

"YANG MENELEPON KE HP SAYA LAH MISS!" ucapku dengan nada tinggi.

"Baiklah, sekarang buka dan perlihatkan siapa yang menelepon."

Aku langsung merogok saku celanaku dan ternyata, Leon meneleponku dari Line. Entah darimana ia dapat id Line-ku. Padahal aku belum meminta id Line dia. Tapi, dia sudah ada id milikku.

The PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang