6 - Feeling

17.7K 1.8K 181
                                    

"Dingin ya Kaasan" Ucap Kiba di tengah kegiatan sarapan pagi mereka.

Sasuke melemparkan pandangannya kepada jendela besar yang menghadap langsung kearah perbukitan. Matahari bersinar cerah di Konoha. Saat itu dia baru menyadari apa maksud kata 'dingin' yang diucapkan Kiba.

Kemana Naruto? Pikirnya sedikit muram. Brengsek dia mulai menantikan perjumpaan dengan pemuda itu sekarang.

"Sasuke-nii sedang bad mood ya ? Apakah ada masalah? "

"Hn"

"Iya" Bantah Kiba

Sasuke langsung melemparkan death glare pada otouto nya,menyuruhnya untuk diam.

"Aku kan otouto mu Sasu-nii... Aku juga sudah dewasa, Kalau Sasu-nii ada masalah kan, bisa berbagi denganku... Itulah gunanya saudara... Benarkan kaasan?"

Mikoto tersenyum bangga mendengar ucapan Uchiha bungsu yang nampaknya sudah beranjak dewasa.

"Naruto dimana Kiba...?" tanya Itachi yang baru saja memasuki ruang makan.

Sasuke terkesiap tapi langsung ditutupi dengan muka datarnya. Astaga, hanya dengan mendengar namanya disebut saja dia seperti mendengar genderang perang ditelinganya. Perasaan apa ini? Dia pernah memiliki perasaan cinta pada Sakura, dan ia dapat mengingat dengan pasti bagaimana rasanya, perasaan itu tidaklah sekuat yang ia rasakan sekarang. Begitu menyiksa dan memenuhi otaknya.

"Sepertinya Naruto tidak akan sarapan, dia bilang bahwa berat tubuhnya naik 500 gram. Bahkan dia tadi pagi sempat olah raga. Tapi.. entahlah"

"Ada apa?" Tanya Itachi penasaran.

"Aku tidak yakin sebenarnya, tetapi sepulang lari pagi tadi... Wajah Naruto tampak pucat"

"Apakah Naru-chan masih belum sembuh benar...?" Tanya Mikoto khawatir.

Sasuke meletakkan sumpit yang dipegangnya perlahan. Ini gara-gara ciuman sialan itu. Sasuke membenci kenyataan bahwa dirinya tidak mampu mencegah keinginan impulsif yang muncul di hatinya. Ini semua gara-gara pemuda itu. Dia hanya ingin mengingatkan Naruto bahwa berbahaya berdiri di atas batu yang licin dan berlumut, tidak lebih. Yang terjadi malah hal itu. Parahnya ia tak mampu melupakan adegan ciuman mereka bahkan tidak sedetikpun.

"Aku akan melihat keadaannya nanti, Kaasan jangan khawatir" Ucap Kiba berusaha menenangkan sang Kaasan.

Tanpa mengatakan apapun, Itachi langsung keluar dari ruang makan, tidak lama kemudian terdengar langkah kaki Itachi menaiki tangga.

Tanpa sengaja pandangan Kiba tertuju pada Sasuke yang mendadak tidak punya nafsu makan. Anikinya itu memejamkan matanya dengan raut putus asa. Diam-diam Kiba merasa kasihan. Apakah keputusannya mengajak Naruto kesini salah..?

Bukan hanya Naruto yang merasa tidak nyaman berada di sini, Anikinya juga tersiksa. Kiba khawatir telah bertindak salah. Semula niat Kiba hanya untuk menunjukkan bahwa tidak semua orang yang berkecimpung di dunia model memiliki sifat seburuk yang dipikirkan anikinya. Tapi jika kejadiannya akan seperti ini...

"Kau perlu menambah berat badanmu Naru... Apa-apa an itu... Tidak makan pagi karena berat badan naik 500 GRAM... Kami sama...!! Setidaknya naik 4-6 kilo lagi tidak akan menimbulkan masalah"

Naruto berkata. "Itachi-nii bercanda..?? " Sambil tertawa renyah.

Tepat dipintu ruang makan tawa pemuda itu terhenti. Pandangannya bersiborok dengan Sasuke. Pria itu memandangnya tanpa ekspresi. Wajah Naruto menghangat, entah kenapa.

"Ohayou Gozaimasu..." Sapa Naruto setelah mampu menguasai dirinya.

"Ohayou moo, Naru-chan.. Duduklah"

MY super Model. NARUTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang