TOLOL! Lagi-lagi Iqbaal mengumpat, kali ini mengumpat kebodohannya sendiri.
***
Pagi- pagi sekali Iqbaal sudah muncul di kampus. Masih sepi sehingga ia bebas untuk melihat jadwal kelas. Ia melihat jadwal kelas Salsha hari ini di papan depan fakultas.
"Ok Salsha, kali ini gue pasti berhasil." Iqbaal menjentikkan jarinya ketika menemukan ruangan kelas Salsha.
Setelah Itu Iqbaal berjalan gontai melintasi koridor untuk menuju kelasnya.
"Lo yakin? Ini gak terlalu berlebihan?" Bastian menatap Iqbaal ragu.
"Lo gak cinta sama Salsha okey! Lo cuma mau bebasin diri dari kutukan. Mmm bayangan! Ya, bayangan kematian itu. Lo gak cinta sama Salsha," tambah Kiky, melihat Iqbaal yang kini sibuk menggantungkan tali gitar di bahunya.
"Rapi belum?" Iqbaal kembali membenahi posisi gitarnya.
Ok, sepertinya saat ini Iqbaal menutup telinganya untuk tidak mendengar ocehan kedua sahabatnya.
"Baal." Bastian kembali mencoba mencegah tindakan Iqbaal.
"Lo semua masih pengen gue idup kan? Cinta itu bisa nyusul. Gue bisa mencintai Salsha setelah dapetin dia. Yang jelas, Mr. Aryanda bilang..."
"Selalu Mr. Aryanda bilang! Gue nyesel ngajak lo masuk ke stand itu. Sekarang lo malah jadi kayak gini, padahal gue cuma iseng." Bastian mencak-mencak sesekali menjambak pelan rambutnya.
"Doain gue ya? Semoga gue berhasil." Iqbaal nyengir. Lalu melesat pergi meninggalkan kedua temannya yang masih termenung bersandar di dinding kelas.
'W 6'
Pamflet di atas pintu kelas itu mayakinkan Iqbaal bahwa Salsha ada di dalamnya. Karena tadi Iqbaal melihat bahwa jadwal kelas Salsha ada di ruangan ini. Ia semakin yakin bahwa gadis 'angka 6' yang dimaksud Mr. Aryanda itu adalah Salsha. 'W 6'? Angka '6' benar kan? Iqbaal menunggu dosen untuk keluar, dan setelah itu ia akan bersegera masuk untuk menemui Salsha.
Sekitar 15 menit Iqbaal menunggu.
Dosen berumur dengan kacamata tebalnya itu keluar dari balik pintu kelas. Iqbaal tersenyum seraya mengangguk sopan, menatap dosen yang melintas di hadapannya.
Kelas sudah terdengar riuh, sepertinya mahasiswa di dalam sebentar lagi akan segera keluar. Iqbaal dengan bersegera masuk dan menutup pintu kelas. Semua mahasiswa yang masih membereskan peralatannya sontak menoleh ke arah mulut pintu, menatap Iqbaal yang kini berdiri di sana.
Iqbaal mulai memetik senar gitarnya. Memainkan intro lagu dengan indah, tatapannya mengedar, mencari sosok yang ia maksud.
~Since Ive known you babe
You brought a light for me
The taste of your sincerety
Build me a world to believe~'Mana Salsha? Salsha dimana?' Wajah Iqbaal mulai terlihat panik ketika menyelesaikan bait pertama belum menemukan sosok Salsha. Gadis itu tidak ia dapati di dalam kelas, sepertinya tidak ada. Jangan bilang kalau ia salah masuk kelas. Sementara semua mata kini sudah tertuju padanya, pada Iqbaal yang kini sedang menyanyikan lagu. Jelas saja untuk seorang gadis kan? Semua bertanya-tanya, Iqbaal menyanyikan lagu untuk siapa?
~But still theres a doubt
In you for lovin me
Know deep down inside
You see whats in me~'Gue yakin ini kelas W6. Salsha mana?' Iqbaal mulai kalut, tidak ada Salsha di sini. Semua mata menatapanya terkagum-kagum. Romantis. Tapi... Disini tidak ada Salsha, hanya ada... (namakamu)!!! Ya, gadis itu ada di bangku baris ke-dua. Menatap Iqbaal dengan wajah heran, menatap wajah Iqbaal yang kini mulai memucat.