Part;1

3.8K 240 57
                                    

Part;1

Sepasang mata yang dingin sedang menatap sepasang pengantin yang baru saja sudah mengucapkan janji suci.

Tangan kekarnya mengepal erat. Sorot matanya menggambarkan kalau dia sangat membenci pasangan tersebut.

Matanya sedikit memerah kala dia mengingat seorang wanita rapuh yang tidak bisa berbuat apa-apa didalam ruangan kamarnya yang gelap.

Lelaki ini menunduk, dia harus segara keruangan itu.

Kaki yang dilapasi sepatu mengkilat itu berdiri didepan pintu putih itu.

Tangannya mulai memegang knop pintu dan menariknya kebawah dengan pelan.

Disana. Lelaki itu melihat seseorang disana.

Seseorang yang duduk dikursi roda, dengan tubuh yang menghadap jendela.

Langit terlihat mendung, mungkin ini perasaan yang mewakili hati seorang wanita itu.

“Ibu”

Wanita yang disanggul rendah, menoleh kebelakang dengan pelan.

Bibirnya yang kering tersenyum kecil.

“Sehun” lirihnya
Kedua tangan Sehun mengusap-usap bahu ibunya yang rapuh.

Mencoba memberi kekuatan untuk ibunya yang terlihat sedih sekarang.

“Bagaimana pernikahannya? Apakah lancar?”

Suara itu terdengar lembut, namun siapa yang mendegarnya pasti membuat kalian merasakan sesak dihati.

Sehun segara menghadap didepan ibunya. Dia bertumpu.

“Aku akan selalu ada disamping ibu” ujar Sehun, ibu jarinya mengusap air mata yang mengalir pelan di pipi tirus ibunya.

“Terima kasih sayang. Ibu mohon janganlah membenci ayahmu, dia tidak bersalah”

“Cukup ibu, ibu jangan menyalahkan diri sendiri. Aku tetap membenci lelaki tua itu. Seharusnya dia tidak menikahi perempuan lain, disaat ibu sedang sakit seperti ini. Dia.. diaa lelaki brengsek yang penah Sehun temui”

Sehun menyandarkan kepalanya dipangkuan ibunya.

Wanita cantik itu menangis, dan mengelus rambut anak semata wayangnya.

‘Aku akan membuat perhitungan kepada wanita sialan yang menikahi ayahku. Aku tidak akan membiarkan kalian bahagia’ batin Sehun.

-

-

-

-

Mata yang tertutup sekarang mulai terbuka dengan pelan.

Bibir tipisnya menguap kecil. Kepalanya menoleh kesamping.

Kosong?

Dimana suaminya?

Tiba-tiba pipinya memarah ketika mengigat kejadian semalam.

Akhirnya dia melakukannya. Wanita yang mempunyai nama lengkap Park Jiyeon ini tidak pernah menyangka akan menikah dengan cepat.

Apalagi menikah dengan seseorang yang sudah memiliki istri.

Mengingat istri membuat Jiyeon sedih. Sebenarnya dia merasa bersalah dengan adanya pernikahan ini.

Namun apa boleh buat, ayah kandungnya mempunyai hutang yang cukup besar kepada suaminya ini. Jadi dengan sedikit imbalan, Jiyeon menjadi tumbal ayahnya.

Tetapi Jiyeon tidak memiliki dendam kepada ayah kandungnya, Jiyeon dengan lapang dada menerima kenyataan.

Jiyeon melihat jam, sekarang sudah menunjukan pukul 8 pagi.

Ya ampun! Dia bangun kesiangan. Dengan tergesa Jiyeon segara memasuki kamar mandi.

Sehun memakan sarapannya dengan tenang.

Dihadapannya sekarang ada ayahnya yang sedang membereskan berkas-berkas.

Hari ini ayahnya terlihat sibuk dan tergesa.

Khe! Terlalu menikmati malam pengantin, maka dari itu lupa dengan pekerjannya. Sialan batin Sehun.

“Ayah pergi dulu”

Sehun masih terdiam, tidak perduli.

Mereka memang tidak terlalu dekat, namun sifat Sehun yang terlihat cuek kepadanya membuat sang ayah sakit.

Ayahnya terpaku, dan melihat anaknya yang masih tenang menikmati sarapannya.

Dengan berat ayahnya segara meninggalkan meja makan.

Trak-

Sehun membanting sendoknya kelantai.

Matanya menatap tajam kepergian sang ayah.

“Pergi sana, dan bila perlu janganlah kembali” sinis Sehun

Tanpa diketahui oleh Sehun.

Ternyata Jiyeon sedang berada dibelakangnya, dia mendegar perkataan Sehun yang terdengar menyeramkan.

“Selamat pagi nyonya”

Sehun segera menoleh kebelakang. Dan terkejut ketika melihat isrti muda ayahnya sedang menatapnya.

Sehun bangkit dan menghampiri Jiyeon.

“Shin ajumma boleh pergi” ujar Sehun yang mengusir halus Shin ajumma.

Shin ajumma mengangguk patuh dan segara meninggalkan mereka berdua.

“Puas?”

Jiyeon memegang kedua tangannya. Dia merasa takut. Anak tirinya ini benar-benar seperti predator yang ingin memakan mangsanya. Dan benar saja predator ini mengamuk.

KAU PUAS HAH?!”

Jiyeon terkejut bukan main ketika Sehun mencengkram lehernya,

Sehun mencekiknya.

DASAR KAU PEREMPUAN JAL*NG,  KAU PEREMPUAN TIDAK TAHU DIRI, SIALAN!!” bentak Sehun dihadapan wajah Jiyeon.

Jiyeon  memegang pergelangan tangan Sehun yang mencekiknya.

Sungguh Jiyeon takut sekali. Sehun benar-benar menyeramkan.

“Le…. uhuk lepaskan….”

Sehun melepaskan tangannya dan mendorong kasar tubuh Jiyeon kebelakang, sampai membuat tubuh Jiyeon jatuh terduduk.

“Ini tidak seberapa wanita jal*ng, aku akan memberimu pelajaran yang lebih dari ini” kejam Sehun.

Jiyeon menangis terisak, ketika Sehun sudah pergi. Dia memegang lehernya.

“Maaf hikss”

Tbc - Setelah hiatus malah buat cerita baru, maafkeun yet. Dan cerita ini bener2 konyol ya? Tadinya ga pede buat publish, tapi dari pada disimpen kan sayang, klo engga ada yg tertarik juga gpp, ane mah cuma menyalurkan hobi ane aja😊

I love you eumm mystepmotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang