Chapter 3 - Distempered

7.6K 517 6
                                    

Christoper mengerutkan alisnya tak suka yang sejak tadi terduduk di Kamar tempat Alyssa dirawat, dia dan Alyssa sudah menikah sejak tiga hari yang lalu, tapi sampai sekarang Alyssa belum juga sadarkan diri dan itu benar-benar membuatnya kesal setengah mati.

Christopher terbangun dari duduknya, berjalan perlahan mendekat lalu mengulurkan tangannya ke arah leher Alyssa yang terbalut perban dan berhenti di udara tepat beberapa centi, berusaha sekuat tenaga menahan diri untuk tidak mencengkram leher rapuh itu sebisa mungkin. Nanti, pikirnya setelah dia merasa cukup puas menyiksa Alyssa dia pasti akan segera membunuhnya kemudian membuangnya dan membiarkannya membusuk.

Merasa jengah dan bosan, Christopher memutuskan berbalik ke luar menuju Ruang Makan dan akan kembali lagi nanti. Sesampainya di sana, Christopher melihat semuanya sudah berkumpul terkecuali dirinya. Mike terlihat sedang diomeli Kenzia karena terlalu rakus mengambil makanan yang tersaji dan Samuel yang terlihat santai menyantap hidangan tanpa merasa terganggu dengan keributan di hadapannya.

Christopher berjalan mendekat lalu menjatuhkan tubuhnya di kursi sebelah Samuel dan pada saat itu juga, suasana mendadak hening. Mereka bertiga menolehkan kepala dan menatap Christopher dengan seksama, sedang yang ditatap hanya menatap balik lalu mengangkat sebelah alisnya.

"Apa?"

"Tak ada" Ucap mereka serempak.

Mike dan Kenzie kembali pada posisinya dan mereka berempat memakan hidangan dalam keheningan.

"Apa peliharaanmu itu sudah sadar? Aku masih tidak mengerti mengapa kau tiba-tiba membawa peliharaanmu kemari" Mike berucap memecahkan keheningan saat semuanya telah selesai dengan santapannya masing-masing.

"Peliharaan? Siapa yang kau maksud itu Mike?" Kenzia bertanya bingung. Mike memutar kedua bola matanya mendengar pertanyaan dari Kenzia.

"Siapa lagi jika bukan gadis yang baru dinikahinya itu." Ucap Mike sambil memutar kedua bola matanya.

"Sepertinya banyak hal yang terjadi ketika aku pergi."

"Memang, bahkan hidupku terasa lebih damai saat kau tak ada."

"Apa kau bilang!" Kenzia membulatkan matanya dan bersiap mengangkat tangannya untuk memukul Mike sebelum suara Christopher menahannya.

"Diam!."

"Apa yang terjadi dan bagaimanapun keadaannya itu sama sekali bukan urusan kalian." Sambungnya kemudian dengan nada tegas.

"Tapi kau bilang kita adalah keluarga, bukankah keluarga itu ada untuk saling membantu?"

"Kita memang keluarga, tapi bukan berarti kita bisa mencampuri semua urusan satu sama lain, bahkan sebuah keluarga sungguhan saja pasti mempunyai rahasianya masing-masing, baik dipihak orang tua maupun pihak anak."

"Aku mengerti maksudmu." Mike menjawab dengan lesu sambil menundukkan wajahnya.

"Sudahlah, lagi pula kita bisa melihat apa yang akan dilakukan Christopher pada istri barunya itu dan bisa mulai menebak-nebaknya." Samuel berucap berusaha menenangkan.

"Tapi apakah wanita itu akan baik-baik saja? Mike bilang Christopher membawa wanita itu sudah dalam kondisi tak sadarkan diri dan aku melihat beberapa bagian tubuhnya banyak yang terbalut perban."

"Secara fisik dia memang sudah membaik hanya menunggu tulang kaki dan tangannya tersambung sempurna, tapi sepertinya dia mengalami trauma di kepala dan itu membuatnya tak sadarkan diri hingga sekarang."

"Tapi dia akan sadar secepatnya bukan?" Tanya Cristopher dengan raut wajah yang begitu serius.

"Kau tampak begitu peduli." Samuel mengangkat alisnya tertarik.

Kenzia mulai salah tingkah melihat Samuel memicingkan mata menatapnya lekat-lekat begitupun Christopher dan Mike yang menyimak.

"Bukan begitu.. ma..maksudku jika wanita itu menjadi bagian dari ki.."

"Itu tidak akan terjadi." Potong Christopher tiba-tiba setelah mengetahui maksud Kenzia.

"Seperti yang diucapkan Mike sebelumnya, Alyssa hanya sebuah peliharaan bagiku dan tidak akan pernah menjadi salah satu dari kita. Lagi pula Alyssa hanya perempuan lemah yang tidak ada apa-apanya dibanding kita, dia tidak akan bisa menyelesaikan setiap misi yang diberikan dan hanya menjadi beban. Jadi jangan berpikir terlalu jauh Alyssa akan bergabung dengan kita." Sambungnya kemudian dan berlalu pergi tanpa mempedulikan reaksi ketiganya yang terkejut.

"Jadi namanya Alyssa?"

"Sepertinya begitu" Jawab Samuel sambil mengangkat bahu.

"Padahal aku begitu berharap Alyssa bisa bergabung. Kau tahu? Dia sangat cantik, bahkan aku begitu terpesona dengan kecantikannya saat acara pernikahan Christopher berlangsung, wajahnya benar-benar mengagumkan walau matanya sedang terpejam sekalipun."

"Walaupun dia tidak menjadi salah satu dari kita, dia akan tetap tinggal di sini bukan? Dan kau bisa dekat dengannya untuk sekedar dijadikan teman."

"Itu pun jika Christopher mengijinkannya, lagipula aku punya firasat dia akan melakukan sesuatu yang buruk pada Alyssa, kau tahu? Firasat seorang wanita."

Samuel hanya menganggukkan kepalanya beberapa kali mendengar argumentasi dari Kenzia.

***

Christopher membuka pintu kamarnya lalu menutupnya dengan kencang hingga menimbulkan suara yang cukup keras, dia berjalan ke arah kasurnya dan menjatuhkan tubuhnya dengan kasar. Christopher berbaring telentang menatap langit-lagit kamar lalu mengerutkan alisnya kesal, bagaimana bisa dia dipermainkan dengan wanita lemah bernama Alyssa itu. Tujuannya membawa Alyssa kemari tentu saja hanya untuk membalaskan dendamnya, termasuk dengan pernikahan yang dilakukannya beberapa hari yang lalu juga semata-mata untuk membuat Alyssa terikat dengannya.

Terikat dengannya.

Memikirkan kata-kata itu entah mengapa membuatnya menyadari sesuatu. Seharusnya dia tidak perlu repot-repot menikahi Alyssa, toh Christopher tak berniat untuk membentuk keluarga atau apapun, dia hanya ingin membalaskan dendamnya kemudian membunuh Alyssa jika dirasanya sudah puas membuat Alyssa merasakan apa yang harus dirasakannya, dan itu semua benar-benar membuatnya dirugikan dengan memutuskan langsung menikahinya tanpa memikirkan sebab akibat yang akan diterimanya.

Christopher benar-benar geram memikirkan hal itu, tangannya terkepal erat-erat, deru napasnya memburu menahan kesal dalam dada. Tiba-tiba dia teringat siang ini dia harus beristirahat dengan cukup untuk sesuatu yang akan dilakukannya nanti malam. Christopher membuang napasnya kasar lalu memustuskan menyingkirkan semua pikiran yang berkecamuk di dalam kepalanya dan memejamkan matanya dengan damai.

***

Alyssa menggerakkan jari tangan kirinya perlahan, mengerjapkan matanya beberapa kali dan dipejamkan lagi karena cahaya lampu yang begitu menyilaukan. Kepalanya terasa sangat pening, hidungnya mencium bau obat-obatan yang begitu mendominasi.

Setelah berhasil mendapatkan kesadarannya dan bisa menyesuaikan penglihatannya, Alyssa membuka matanya perlahan dan hal pertama yang dilihatnya adalah dinding cat di ruangannya berada berwarna putih, selang infus terpasang sempurna di tangannya dan tubuhnya banyak yang terbalut perban.

Setelah beberapa saat, tubuhnya mendadak menjadi sakit dan sulit digerakkan. Bahkan dia merasa ada sesuatu meligkupi salah satu kaki dan kanannya yang terasa keras dan kaku. Sebuah suara tak terduga tiba-tiba mengejutkannya

"Akhirnya kau sadar juga."

Tbc.

The Masked killerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang