Semoga masih ada yang baca cerita ini setelah terbengkalai cukup lama, hehe
Enjoy!
***
"Bagaimana?"
Lucas tercengang, "Kau benar, ketika kita memindai di dalam area rumah tersebut, kita tak menemukan apapun yang berarti sebagai petunjuk. Tapi, ketika kita memeriksa area luar rumah, orang-orang kita menemukan beberapa kamera tersembunyi yang terpasang dengan rapi di pohon-pohon."
"Jadi benar dugaanku, kita memang sedang diawasi."
"Kau menggunakan cara yang sama rupanya." Gumam Forus.. "Meremehkanku huh?" Giginya bergemelatuk.
"Hah? Apa?"
"Tidak, bukan apa-apa. Lanjutkan terus pencarian. Aku curiga orang yang meneror Tuan Sinclair adalah orang sama dengan yang telah menculik Alyssa."
Kening Lucas tertekuk heran, "kau mengenal pelakunya?"
"Dulu, ya." Katanya. "Perketat penjagaan Tuan Sinclair, besar kemungkinan musuh akan kembali muncul. Kita hanya harus menunggu. Lalu ketika musuh muncul, jangan dihadang, biarkan dia pergi untuk menuntun kita menuju tempat persembunyian. Karena aku yakin, pasti mereka bekerja secara kelompok. Kita hanya harus menunggu hingga pertunjukkan berikutnya. Dan saat itu lah kita akan memberikan serangan kejutan."
Lucas terperangah, kagum melihat Forus yang benar-benar serius kali ini. Sangat jarang sekali ia melihat Forus benar-benar bernapsu untuk menangkap penjahat. Karena sebagai tangan kanan, ia hanya berpokus untuk melakukan pertahanan demi melindungi Tuan Sinclair. Apa mungkin karena ini berhubungan dengan gadisnya?
Lucas memutuskan untuk tak terlalu ambil pusing, yang pasti kini kasus yang mereka selidiki sudah ada kemajuan dan tidak terombang-ambing tanpa tujuan seperti sebelumnya. Dia benar-benar bersemangat sekarang.
***
"Kurasa ini akan sedikit lebih mudah." Kata Kenzia sambil terus memperhatikan targetnya melalui senapan laras panjang yang dia pegang.
"Benarkah?"
"Ya." Kenzia beralih menatap Christopher yang juga sedang memantau dengan teleskopnya.
"Apa?" Ucap Christopher yang kini juga balas menatap.
"Apa kini kita akan benar-benar membunuhnya? Tanpa ada peneroran lagi?"
"Ya, karena itu kita di sini." Jawabnya. "Besar kemungkinan kita akan tertangkap jika kita mencoba melakukan hal yang kita lakukan seperti sebelum-sebelumnya."
"Karena terakhir kau memerintahkan kita untuk menulis pesan di apartemen itu dan secara tidak langsung itu memberi tahu musuh mengenai identitas kita?" Tebak Kenzia. "Aku juga melihatnya, ada seseorang yang terlihat begitu marah dan seolah mengetahui apa maksud dari tulisan yang kau suruh Mike tulis itu. Sebenarnya kau mengincar hal lain dalam misi kita kali ini kan?"
Christopher bergeming. Tampak berpikir sejenak, "Nanti kau juga akan tahu." Jawabnya kemudian.
Kenzia cemberut, merasa tidak mendapatkan jawaban sesuai yang diinginkannya.
"Mengenai orang yang marah itu, dia terlihat seperti—"
"Diam!" Potong Christopher. "Lanjutkan membidik. Kau tak boleh meleset kali ini."
Kenzia mendengus. "Memang kapan aku pernah meleset?"
Christopher tak menjawab. Kenzia memang seorang sniper yang andal dan dapat Christopher percaya.
"Dia muncul." Kata Kenzia yang mulai serius dengan senapannya. Dia mulai kembali membidik targetnya dari atap gedung yang cukup jauh dengan gedung tempat targetnya berada.
"Tunggu aba-abaku, kita harus menunggu saat yang tepat."
"As you wish, my lord."
"Tunggu, ke mana Mike?" Tanya Christopher.
"Hmm? Aku juga tidak melihatnya. Kalau tidak salah, dia berkata ingin melihat kematian target kita dari jarak dekat."
Christopher menipiskan bibirnya. "Kita akan mendapat masalah."
***
Forus memperhatikan sekelilingnya dengan jeli. Hampir semua hal tak luput dari penglihatannya. Dia yakin, kali ini pasti mereka akan beraksi lagi, karena itu dia harus benar-benar waspada. Sebisa mungkin dia tak akan membiarkan musuh selangkah lebih maju darinya.
"Aku hanya harus menemukan salah satu dari mereka." Gumamnya sambil terus memperhatikan dan mencari seseorang yang terlihat mencurigakan.
Dia benar-benar harus ekstra hati-hati.
Para wartawan yang berkerumunan mulai riuh tatkala seseorang yang mereka tunggu sudah datang, banyak pengawal dari orang tersebut yang berusaha memberi jalan agar tuan mereka bisa lewat.
Forus mendecih. "Terlalu banyak wartawan yang agresif."
Matanya memicing, pandangannya mulai tertuju ke seseorang, senyumnya melebar. Dia pernah melihat orang itu. Walau hanya sekilas, tapi dia yakin orang itu adalah orang yang sama saat kejadian pengeboman dari cameramen yang dia pergoki.
Ya, dia tak salah orang. Wajah baby face orang itu benar-benar membuatnya mudah dikenali.
Sudah kuduga pasti akan terjadi sesuatu.
Kini dia hanya harus terus memperhatikan orang tersebut dan segera bertindak apabila dirasa orang itu melakukan sesuatu, seperti menaruh bom tentunya?
Tapi dia akan memastikan untuk mengikuti orang itu hingga membawanya ke tempat mereka. Dia akan membunuh orang yang berani-beraninya meculik Alyssanya dan membawa Alyssa pergi. Forus yakin Alyssa pasti masih hidup hingga saat ini.
Forus mulai berbicara dengan rekannya melalui alat komunikasi khusus. Memerintahkan seseorang untuk mendekati target yang sudah dipastikannya untuk menempelkan alat pelacak.
Forus tersenyum puas begitu alat itu berhasil menempel dengan sempurna sesuai dengan bagian yang dia inginkan. Orang itu pasti tidak akan sadar mengingat banyaknya wartawan yang saling berdesakkan berebutan untuk meliput. Ada gunanya juga keriuhan para wartawan itu.
Tapi kenapa dia merasa ada yang tidak beres? Dari tadi dia perhatikan, orang itu terlihat seolah hanya sedang menonton tanpa melakukan persiapan atau tindakan lainnya.
Apa memang orang itu hanya ingin mengalihkan perhatiannya saja? Tapi mengapa dia tak terlihat seperti sedang mengalihkan perhatian. Ekspresinya lebih terlihat seperti sedang menunggu sesuatu yang akan terjadi dan seolah orang itu sudah memprediksinya. Tapi apa?
Arrghhhh
Mata Forus membulat, kegaduhan seketika terjadi. Suara jeritan dari orang-orang yang panik membuat riuh. Lagi-lagi dia kecolongan.
Jadi ini yang dari tadi orang itu tunggu? Ingin melihat Tuannya yang tertembak secara langsung? Benar-bebar sialan. Pandangan Forus mengedar, berusaha mencari orang tadi. Tapi nihil, orang itu sudah menghilang.
Gigi Forus bergemelatuk, tuannya tewas seketika. Peluru yang ditembakkan benar-benar tepat mengenai jantung tuannya. Dasar sniper sialan! Makinya.
Kini Forus harus bertindak cepat melacak keberadaan orang tadi. Dia harus membayarkan semua yang telah orang-orang sialan itu lakukan.
"Lucas, cari tau darimana asalnya tembakan tadi. Kita harus bisa menangkap orang yang berani-beraninya membunuh tuan kita! Aku akan membawa orang-orangku untuk pergi mengikuti orang tadi. Besar kemungkinan dia akan membawa kita menuju tempat persembunyiannya." Katanya sebelum berlalu pergi.
Lucas langsung mengangguk mengerti dan segera menjalankan sesuai dengan apa yang telah diperintahkan. "By the way aku memasang lagi alat pelacak super untuk jaga-jaga ke pria tadi." Ucapnya sambil lalu.
"Aku pasti akan membunuhmu, Christopher!"
***
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Masked killer
Misterio / SuspensoBukan kemauannya terlahir dikeluarga yang berkehidupan mewah. Alyssa hanya ingin terlahir sebagai anak biasa dari keluarga sederhana dan manjalani kehidupannya dengan normal. Walau begitu, Alyssa tetap menyayangi keluarganya. Mencintai kedua orang...