Chapter 4 - Blood Party

6.8K 525 14
                                    

Christopher memasuki Ballroom pesta dengan setelan tuxedo hitam dan sepatu senada miliknya, diikuti Kenzia yang bergelayut dilengan Mike layaknya pasangan kekasih. Ketiganya berpisah setelah tangan Christopher terangkat memberi isyarat yang langsung dipatuhi, melangkah ke sudut ruangan untuk memudahkannya memindai.

Kenzia berdiri di rangka besi bagian atas panggung, mengeluarkan alat yang mulai dirakitnya bersama Mike yang mengawasi dibelakang dengan dua pistol yang sudah dipasang alat peredam.

Suasana mendadak redup saat sang pembawa acara mulai menaiki panggung dengan sambutan-sambutannya. Christopher menyipitkan pandangannya saat pria paruh baya mulai berjalan menaiki panggung dengan tubuh yang masih terlihat cukup tegap.

"Kau sudah siap?" Christopher berbicara dengan alat komunikasi yang terpasang dalam pakaiannya.

"Kapanpun perintahmu kapten." Jawab Mike sambil melihat ke bawah dengan Kenzia yang bersiap membidik.

"Ikuti aba-abaku." Christopher semakin bersiaga ketika melihat tanda-tandannya semakin dekat.

"Tiga...dua...satu....sekarang!"

Kericuhan mulai memadatkan ruangan tatkala sebuah peluru melayang menerjang udara menembus tepat bagian dada kiri. Orang-orang berlarian kesana-kemari melihat sang tuan acara tewas ditempat, para penjaga dengan cepat mengerubungi tuannya dengan pistol yang diarahkan ke segala penjuru mengantisipasi serangan berikutnya datang.

Mike dan Kenzia segera berpindah posisi melihat para penjaga mulai naik ke atas menuju ke asal tembakan, keduanya terkesiap melihat salah satunya berhasil menemukan mereka.

"Siapa kalian!" Ucap pria berjas sambil menodongkan pistolnya.

Mike tersenyum miring dan langsung menembakkan pelurunya ke arah tangan hingga menyebabkan sang lawan menjatuhkan senjatanya. Kesempatan itu tidak dilewatkannya begitu saja dan langsung menendang orang tersebut hingga terjatuh ke bawah.

"Ayo! Kita bantu Chris!" Ujar Mike sambil memakai topengnya diikuti Kenzia berlalu menuju ke bawah.

***

Christopher memejamkan matanya menghirup udara sedalam mungkin menikmati suasana yang terjadi. Adrenalinnya berpacu cepat dan tersenyum miring, melihat orang-orang tampak panik berusaha melindungi nyawa mereka masing-masing dari bahaya yang mengancam. Tangannya bergerak memasang topeng dan bersiap dengan pistol dan pedang andalan di kedua tangannya, walau pedangnya kini tak sepanjang biasanya untuk memungkinkan tersembunyi dibalik pakaiannya.

 Tangannya bergerak memasang topeng dan bersiap dengan pistol dan pedang andalan di kedua tangannya, walau pedangnya kini tak sepanjang biasanya untuk memungkinkan tersembunyi dibalik pakaiannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Orang-orang semakin histeris melihat darah mulai mencuat kemana-mana, tubuh-tubuh mulai tergolek tak bernyawa meninggalkan raga dengan luka tebasan di tubuhnya. Peluru-peluru terlempar membabi buta dari arah pria bertopeng tak dikenal. Christopher menatap pedang yang sudah berwarna merah lalu mendekatkan kebalik topengnya, mencecap setiap rasa yang ada dengan inderanya.

The Masked killerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang