Part 12

178 18 4
                                    

Seminggu berlalu semenjak Chorong bertemu dengan Suho dan Woohyun. Tampak Woohyun berbaring di tempat tidurnya, hatinya terasa lebih tenang walaupun matanya nampak menerawang.
Beberapa saat kemudian, dia mengeluarkan ponselnya.

Sementara Chorong duduk terdiam di kamarnya, wajahnya pucat dan masih tak bergairah. Tiba-tiba ponselnya bergetar, tanda pesan masuk.

"Maaf..." isi pesan yg ternyata dari Woohyun.

Chorong terus menatap ponselnya, barangkali ada pesan lagi dari namja itu. Tapi sepertinya tak ada, Chorongpun langsung menelpon namja itu.

Panggilannya terangkat oleh Woohyun,
"Aku menunggu, apalagi yg akan kau tulis selain kata maaf. Aku kira kau menulis tapi dihapus lagi kemudian menulis lagi lalu kau hapus lagi. Begitu aku menunggu lama sekali. Aku sudah menunggu seminggu ini, tapi kenapa hanya satu kata maaf? Kenapa bisa selesai hanya dengan satu kata itu? Kau gila ya? Apa kau tidak tahu apa yg terjadi saat ini?" sinis Chorong, Woohyun hanya mendengarnya dan sempat memejamkan matanya.

"Dimana kau?" tanya Woohyun, Chorong diam.

"Sekarang seharusnya kau bisa berkata lebih dari kata maaf. Kau banyak berpikir kan?" sindir Chorong,

"Maaf kan Aku..." ucap Woohyun,

"Kau bilang maaf? Aku benci sekali dg kata-kata itu sekarang!" teriak Chorong,
"Jika aku melihat dicermin, aku terlihat seperti orang bodoh. Aku terlihat begitu mudah tertipu dan aku terperangkap ditengah belas kasihanmu. Aku naif sekali, bahkan aku benci diriku sendiri." tambah Chorong,

"Aku benar-benar minta maaf, hanya ini yg bisa kuucapkan." balas Woohyun,

"Seberapa besar rasa bersalahmu? Kenapa tidak cerita dari awal?" teriak Chorong,

"Aku ingin cerita, tapi saat itu kau sudah sangat sedih. Aku tidak bisa memberitahu yg sesungguhnya padamu. Menurutku, itu seperti menabur garam dilukamu. Semua ini pasti melukaimu." jelas Woohyun, Chorong tersenyum kecut.

"Saat kau tahu bagaimana perasaanku padamu seharusnya kau cerita semuanya padaku, agar aku bisa langsung menjauh darimu! Kenapa kau biarkan sampai sejauh ini? Kenapa??... Ayo kita benar-benar akhiri saja. Aku ingin kau merasa sangat - sangat menderita dan menangisiku setiap malam. Aku harap bisa mati karena depresi memikirkan mu sehingga kau akan merasa bersalah padaku seumur hidupmu!" kata Chorong sambil menangis.

Woohyun sengaja menjauhkan ponselnya karena sebenarnga dia menangis dan merasa tertekan dg keadaannya. Sambungan telepon pun terputus.

+++

Di balik pintu kamar Woohyun, Minah dan Sunggyu berdiri. Mereka begitu mengkhawatirkannya, apalagi Minah yg baru mendengar detail ceritanya dari Sunggyu. Minahpun tanpa ragu membuka pintu dan menghampiri Woohyun yg terduduk di bawah tempat tidurnya.

Minah mendekat dan langsung memeluk adiknya,
"Tetap semangat dan tegarlah..." ucap Minah

Sunggyu ikut masuk,
"Kau keterlaluan sekali, kenapa kau hanya diam disini?" tanya Sunggyu,

"Aku bahkan sudah berkali-kali memohon maaf. Apa aku harus bertanya apakah dia baik-baik saja? Apa itu masuk akal?" gumam Woohyun,

"Kau harus bilang Aku mencintaimu, bukankah itu cukup?" kata Sunggyu

"Itu untuk memuji, jadi tak bisa menenangkannya." balas Woohyun,

"Dasar bodoh! Apa kau selalu mengartikan cinta seperti itu?" sentak Sunggyu,

"Aku hanya ragu, apa kata itu tepat untuk situasiku sekarang?" kata Woohyun, lemas.

"Aku mencintaimu, itu adalah kalimat yg selalu tepat." ujar Sunggyu,
Tiba-tiba namja ini mendapat pukulan dipunggungnya dari Minah. Sunggyu pun meringis kesakitan.
"Kenapa aku yg dipukul?" protes Sunggyu, mengelus2 punggungnya dg susah payah.

Saranghae (Ff Infinite)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang